Warning!Cerita ini beralur maju mundur.
Perhatikan tanda (***) sebagai alur mundur atau cerita masa lalu saat Mark dan Haechan masih kuliah.
Enjoy!Pagi indah menyambut hangat sosok yang masih tertidur pulas di tempatnya berbaring. Dengan salah satu lengan yang biasanya merasakan berat tekanan dari kepala seseorang. Mark terbangun dengan perasaan lengan luar biasa kebas.
Namun hanya beberapa saat dia menguap lebar dan tak menemukan dimana Haechan biasanya berada (mengingat selalu dia yang bangun lebih dulu). Mark melebarkan mata dan secara otomatis memanggil nama itu cepat-cepat.
"Haechan-ah...?" tidak hanya sekali, namun beberapa kali sampai hantaman keras membuat mata Mark melebar cepat, baru mengingat momen apa yang ia lewatkan semalam. "Shit! Ulang tahun ku." Walau sempat menutup wajah dengan perasaan bersalah, namun Mark tidak memiliki waktu untuk itu dan segera bangkit untuk mencari dimana sosok kecilnya berada.
Tepat ketika dia membuka pintu, matanya dengan cepat menyebar dan menemukan punggung Haechan di area dapur, tengan sibuk dengan pekerjaannya yang tidak bisa ia lihat dari jarak ini. "Haechan-ah..." Mark berjalan mendekat masih memanggil, terlampau lambat seolah setiap langkah yang ia buat menandakan rasa bersalahnya yang amat berat. Entah mengapa dia merasa gugup.
Namun anehnya hanya dengan panggilan kecil tersebut, sosok yang lebih kecil menoleh dan langsung tersenyum ketika mata keduanya beradu tatap. "Selamat pagi, Mark-ah..." ujar Haechan menyapa dengan ceria, tanpa menyia-nyiakan waktu menunda sandwich yang ia buat hanya untuk berjalan mendekati Mark dan memberinya pelukan dan ciuman selamat pagi. "Hehe, kau bangun kesiangan." Katanya dengan kekehan manis.
Mark yang mendapati reaksi Haechan tak sesuai perkiraannya tanpa sadar memejamkan mata. Rasa bersalah karena tertidur begitu saja semalam di saat Haechan mengatakan akan merayakan ulang tahunnya berdua semakin menggerogoti perasaan Mark. Dengan itu, dia pun menahan kepala yang lebih kecil dan balik mencium bibir Haechan. Terus seperti itu hingga mencapai leher dan membuat yang lebih kecil terkekeh geli.
"Hei! Ini masih pagi, oke?" kata Haechan mencoba untuk menjauhkan wajah Mark yang masih berusaha menciumi wajah dan sekitar lehernya. Dan saat Haechan berucap. "Ngomong-ngomong, selamat ulang tahun!" Mark pun otomatis menghentikan segala hal yang tengah ia lakukan dan balik menatap Haechan penuh penyesalan. "Selamat ulang tahun, baby boy! Aku sudah menyiapkan–"
Dia tidak tahan untuk tidak menyela. "Tapi, Chan–"
"Tidak-tidak." Namun Haechan lebih cepat memotong dengan menutup bibir Mark menggunakan telapak tangannya. "Aku sudah menyiapkan banyak hal. Jadi, jangan berkomentar, cukup diam dan jadilah birthday boy yang manis." Setelah mencegah Mark, Haechan pun membawa tunangannya untuk duduk di kursi, segera berbalik untuk mengambil sandwich yang ia buat, susu dan jangan lupa kue ulang tahun yang sengaja ia simpan di lemari pendingin. Melihat itu, rasa bersalah semakin besar Mark rasakan.
"Semalam kau langsung tidur dan tidak sempat meniup lilin. Jadi walaupun sedikit terlambat, ayo tetap lakukan." Cepat-cepat Haechan mengambil pemantik api, dan dalam beberapa saat ke depan mereka berdua melakukan kegiatan khas perayaan ulang tahun di mulai dari make a wish, meniup lilin bahkan memotong kue dengan ditemani senyuman Haechan yang tidak pernah menghilang.
"Kau menyukai kue nya? Kemarin aku membuatnya bersama Ten Hyung dan maaf kalau tidak terlihat indah, hehe. Anehnya, aku seorang anak seni tapi tidak pandai menghias kue." Haechan berucap saat dia berusaha untuk mengambil kue yang ia buat sendiri, mencicipi bahkan sebelum Mark sebagai pemeran utama mencobanya. "Kupikir ini tidak buruk."
KAMU SEDANG MEMBACA
For Your Life [MARKHYUCK]
Fantasy"Apa mau mu, Mark Lee? Bukankah aku sudah membuat keputusan dengan jelas?!" Haechan membentak, merasa frustasi terhadap sikap Mark yang terlampau santai. "Aku adalah pria yang kejam, apa yang kau ingin dari pria seperti ku, hah? Apa sulitnya berhen...