Warning!Cerita ini beralur maju mundur. Perhatikan tanda (***) sebagai alur mundur atau cerita masa lalu saat Mark dan Haechan masih kuliah.
Happy Reading...
***
"Hah..." helaan nafas terdengar sekali kemudian di susul dengan helaan nafas lainnya. Terus seperti itu sampai Lucas menyela, terdengar jengah.
"Bisakah kau berhenti menghela nafas seperti itu, kawan?" Lucas masih bertanya dengan ramah, namun balasan yang ia terima benar-benar membuat pria tampan itu bangkit dan hampir menusuk Mark dengan pensil yang ia pegang sedari tadi.
"Ya ya ya, oke-oke aku berhenti." Ujar Mark sambil memundurkan diri, menatap wajah sahabatnya meyakinkan.
"Lanjutkan Lah tugas mu, kawan." Dan memberikan gestur sopan yang hanya Lucas lirik sejenak.
Keduanya pun kembali duduk.
"Hei, Mark-ah." Kini Lucas memulai pembicaraan, merasa bahwa itu adalah apa yang sahabatnya perlukan.
"Sejak semalam, kau bertingkah aneh dan saat aku bertanya, kau malah mengatakan tidak apa-apa. Sekali lagi aku bertanya, ada apa dengan mu, huh? Kau selalu menceritakan apapun dan sekarang- hah... Aku merasa terbuang."
"Oh, Luke... Kau berlebihan." Itulah yang Mark balas atas kekhawatiran sahabatnya. Namun,
"Bertanyalah dengan cara mu seperti biasa, kau yang sekarang terdengar menjijikan."
"Lalu kau akan menjawab ku, begitu?"
"Tidak." Balas Mark acuh yang mana membuat Lucas kembali bangkit dengan pensil tajam sebagai senjata. Tak pelak, Mark pun tertawa kencang.
"Oke-oke, kau ini psikopat atau apa?" sindir Mark, namun Lucas terlihat tidak perduli.
"Haechan tidak membalas pesan ku sejak semalam." Ujar Mark memulai. Namun, reaksi yang Lucas berikan terlihat aneh, seolah memberikan tatapan seperti itu bukan hal baru.
"Apa Haechan memang tidak pernah membalas pesan ku?" tanya Mark miris, menyadari tatapan sahabatnya. Dan dengan mudah, sahabatnya itu pun mengangguk.
"Begitulah kenyataannya, Mark." Lucas hanya bisa tersenyum miris.
"kau tidak pernah mempermasalahkan ini sebelumnya. Maksud ku- sejak awal pesan mu tidak pernah Haechan Sunbae balas, Mark. Jadi, apa yang membuat mu tiba-tiba bersikap seperti ini? Apa karena besok adalah waktunya?"
"Salah satunya." Balas Mark singkat membuat rasa penasaran muncul di benak Lucas.
"Kupikir aku mengacaukan semuanya-"
Lucas tidak berucap, diam dan membiarkan jeda hadir di antara percakapan mereka. Dia yakin bahwa Mark akan melanjutkan dan sahabatnya ini memerlukan waktu untuk itu. Dan ketika waktu yang di maksud semakin berlalu, Lucas menoleh kecil saat hembusan nafas terdengar, menandakan bahwa Mark akan mulai berbicara. Dia siap mendengarkan, namun tidak dengan ucapan ini-
"Aku memeluknya dan aku- aku pikir aku gil-"
"APA?!" tanpa sadar Lucas bangkit seiring teriakannya terdengar, menatap Mark dengan tatapan tak percaya yang pria itu balas dengan guratan bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Your Life [MARKHYUCK]
Fantasy"Apa mau mu, Mark Lee? Bukankah aku sudah membuat keputusan dengan jelas?!" Haechan membentak, merasa frustasi terhadap sikap Mark yang terlampau santai. "Aku adalah pria yang kejam, apa yang kau ingin dari pria seperti ku, hah? Apa sulitnya berhen...