Warning!
Cerita ini beralur maju mundur. Perhatikan tanda (***) sebagai alur mundur atau cerita saat Mark dan Haechan masih kuliah.
Maaf mengganggu sebentar, tolong di baca untuk kelanjutan cerita.- Penggunaan tanda (***) untuk masa lalu Markhyuck sudah jarang muncul mengingat cerita yanf sudah lebih fokus pada masa ini. Harap maklum apabila masih dicantumkan.
- Chapter ini mengandung cerita dari sisi Haechan sesudah pembicaraan mereka di kantor Mark sekaligus sebelum dia pergi ke Canada dengan jarak waktu satu Minggu.
Penjelasan singkat :
- Haechan bertemu Lucas (Chapter 17);
- Besoknya Mark kembali dan mereka berbicara serius di kantor Mark (Chapter 18);
- Seharusnya Mark pergi ke Canada besoknya (disebutkan dalam Chapter 17), namun diundur menjadi satu Minggu;
- Dan untuk cerita awal dalam chapter ini menceritakan sisi Haechan di antara waktu kosong tersebut.
Semoga alurnya dapat kalian pahami dengan baik ;) Selamat membaca.
Happy Reading!
"Bagaimana dengan konsultasi mu barusan, Chan? Apa psikiater merekomendasikan mu suatu obat untuk dikonsumsi?"Yang ditanya yakni Lee Haechan duduk nyaman kemudian memakai seatbelt nya dalam diam. Setelah mendengar sang sahabat bertanya setelah menyalakan mobil, Haechan pun menjawab. "Semua berjalan lancar dan dia tidak menyuruh ku untuk mengkonsumsi obat apapun, Hyung. Sebaliknya, karena aku sudah lama berhenti minum obat untuk menekan gangguan kecemasan ku, dia menyuruh bahwa sebaiknya aku pun berhenti meminum obat tidur. Yaa, kau tahu obat itu tidak baik untuk tubuh kalau terlalu sering dikonsumsi."
Ten pun menghela nafas, dirinya sebagai seorang sahabat hanya bisa kembali merasa menyesal karena baru mengetahui fakta hidup Haechan sekarang setelah bertahun-tahun mengenal pria manisnya. "Kenapa kau mengkonsumsi obat seperti itu, Chan?" tanya Ten sedih.
Haechan pun tersenyum kecil dan memberikan usapan pada pundak Ten yang tengah fokus menyetir mobil. "Haruskah aku jujur?" tentu saja Ten mengangguk dan Haechan mau tidak mau memberitahunya. Lagipula, mereka sudah saling berjanji untuk tidak menyembunyikan rahasia sesulit apapun untuk bercerita.
Ini semua demi hubungan persahabatan mereka yang lebih baik ke depannya.
"Aku melihat ekspresi ibu ku saat dia meregang nyawa dan sejujurnya itu terus menghantuiku bahkan saat tidur. Kau tahu bahwa aku tinggal seorang diri selama ini, dan yaa... Sangat sulit untuk melupakan masa lalu ketika kau hanya sendirian di dalam rumah selama bertahun-tahun. Maaf karena baru memberitahu mu."
Haechan terlihat memainkan jari-jarinya dan membuat Ten yang merasakan pergerakan kecil itu merasa bersalah karena kembali mengungkit masa lalu. Namun ketika dengusan terdengar, Ten menyempatkan diri untuk melirik Haechan dan malah menemukan pria kecil itu terkekeh seorang diri setelahnya.
"Kau baik-baik saja?" hanya itu yang bisa Ten tanyakan dalam kebingungan.
Sedangkan di sisi lain, Haechan yang mendengar pertanyaan itu segera mengangguk walau kekehan nya belum juga berhenti. "Mmm, hanya saja aku tiba-tiba berpikir bahwa mungkin saja aku hanya menginginkan kehadiran seseorang saat aku tidur. Seperti mendapatkan pelukan dan tidur di dekapannya hingga pagi?"
Haechan terkekeh dan Ten yang melihat sekaligus mendengar jawaban konyol sahabatnya pun mau tidak mau ikut terkekeh, merasa lucu. "Apa kau tengah bercanda? Karena jika tidak, mungkin saat ini juga aku akan membawakan seseorang untuk memeluk mu hingga terlelap. Bagaimana dengan Mark?" katanya pura-pura berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Your Life [MARKHYUCK]
Fantasy"Apa mau mu, Mark Lee? Bukankah aku sudah membuat keputusan dengan jelas?!" Haechan membentak, merasa frustasi terhadap sikap Mark yang terlampau santai. "Aku adalah pria yang kejam, apa yang kau ingin dari pria seperti ku, hah? Apa sulitnya berhen...