8. The beauty girl

21.9K 1.8K 124
                                    

Hari ini adalah hari favorit bagi Alisa, lebih tepatnya untuk sebagian orang yang telah menghadapi lelahnya beraktivitas dari hari senin hingga jumat tanpa ada waktu untuk istirahat.

Ia jadi merindukan keluarga kandungnya, apa kabar mama, papa, abang reseknya dan juga kakek kesayangannya itu.

"Huaaah, gue pingin ketemu mereka. Kangen bangeeeet, nyesel banget dulu selalu bikin mereka kesel." Ia benar-benar menyesal selalu bertengkar dengan abangnya, jarang nurut dengan mama papanya, dan sering menjahili kakeknya yang ngambekan itu.

Saat ini dirinya lagi rebahan, menikmati hari libur seorang diri karena memang dirinya jomblo jadi gabakal ada yang ngajak kencan. Para sahabat reseknya pun lagi sok sibuk sekarang.

Karena merasa bosan ia memutuskan untuk mandi, lalu turun kebawah untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Membuka lemari es dan menemukan salad buah disana, ia mengambilnya lalu berniat pergi.

Tapi ketika ia berbalik badan, ia dikejutkan dengan keberadaan Alvaro yang memandang dirinya datar. Karena malas berurusan ia mengambil jalan lain untuk meneruskan rencana perginya.

Ketika ia baru saja ingin melangkah menjauh tiba-tiba pertanyaan aneh muncul dari Alvaro.

"Apa yang lo rencanain sekarang ?" pertanyaan itu membuat dirinya bingung.

"Gue tahu lo lagi ngejalanin trik lagi kan ? Pura-pura ngejauh biar bisa narik perhatian gitu kan ? Gue gatau lo semenjijikan ini lis, heran kenapa bukan lo aja si yang mati kenapa harus Alesya, adik kesayangan gue." Desis Alvaro.

Shit, sakit banget mendengar ucapan Romeo. Ini bukan perasaannya, ini jelas perasaan Alisa yang asli. Tapi ia gaboleh nangis, gaboleh. Dia itu kuat.

"Apa gue gak salah denger? Lo bilang sikap gue saat ini untuk menarik perhatian ?" balas Alisa dengan kalimat yang terdengar santai namun menyebalkan ditelinga Alvaro.

"Kalimat lo tadi menunjukan secara tidak langsung sikap gue emang menarik perhatian kalian, ternyata kalian memiliki syndrom narsisme akut ya gue nggak nyangka anggota geng terkenal baddas disekolahnya mempunyai sikap narsisme huwah sangat mengagumkan " ungkap Alisa dengan nada mengejek, berniat membuat Varo emosi.

"Coba kalian berkaca, kalian ini siapa sehingga gue harus menarik perhatian lo pada, idih kepedean banget." Lanjut Alisa.

"Trus apa tadi lo bilang ? Kenapa gak gue aja yang mati kenapa harus adek kesayangan lo itu ? Ya mana gue tau bambang, gue hanya manusia tanyain aja sama Tuhan kenapa malah protes ke gue ? Lo jadi manusia selain gak punya akhlak juga gak punya otak ya, jadi kasihan gue." Lanjutnya lagi semakin melengkapi emosi Alvaro yang memuncak mengepalkan tangannya.

Tidak ingin semakin jauh merasakan sakit hati, Alisa pergi dari hadapan Alvaro.

Saat berjalan menjauh, ia melihat keberadaan Arga yang berdiri mematung di dekat tangga. Sepertinya ia menyaksikan perdebatan Alisa dengan Alvaro.

🌵🌵🌵

Dilain tempat, diwaktu yang sama seseorang membaca berkas yang diberikan tangan kanannya beberapa saat lalu, setelah membaca isinya ia tersenyum miring.

"Namanya Alisa dari keluarga Pradipta, berati ia saudara Alvaro dan Arga, right ?" pertanyaan Aaron yang dijawab anggukan oleh Jordan.

Melihat itu seringai di sudut bibirnya bertambah lebar, ia merasa mendapatkan rencana baru untuk menghancurkan geng Elang dan lagi ketika melihat Alisa untuk pertama kalinya ia merasa tertarik dan penasaran.

"Oke, lo bisa tinggalin gue sendiri," ucap Aaron yang dituruti langsung oleh Jordan.

Setelah kepergian Jordan, ia melanjutkan membaca berkas-berkas tadi yang menurutnya tak boleh ada yang terlewatkan.

Replace Alisa's Soul (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang