22. Crime plan

12.9K 1.1K 47
                                    

Hallo gaes apa kabar ??
Aku kehilangan para pembaca huhu. Tapi gapapa namanya juga penulis pemula pasti banyak tantangannya.

Terima kasih ya untuk kalian yang sudah setia, sayang banyak-banyak 🥰

🌵🌵🌵🌵

"Lihatlah, gue bilang juga apa disini banyak cogannya hahahaha." ujar gadis yang saat ini menatap sekitar sambil menyesap kopi yang ia pesan.

"Tumben banget pilihan lo lumayan bagus gini." komentar gadis lainnya yang duduk di sebrangnya. saat ini mereka sedang duduk di meja bundar dengan empat orang gadis menempatinya.

"Gue dah lama banget sih rekomendasiin tempat ini, cuma kalian tahulah kita mana sempet nongki gini secara dulu kita gabakal nongki kalau tanpa Alisa yang sibuk ngejar-ngejar Romeo. " jelas gadis yang tak lain Ana.

Saat ini mereka memutuskan untuk menikmati waktu bersama, jarang-jarang juga mereka memutuskan nongkrong di kafe karena biasanya mereka lebih suka belanja di mall atau nonton bioskop.

"Ya maap, gue kan waktu itu kerasukan jin bulol." jawab Alisa tanpa minat, malas sekali ketika diingatkan dirinya dulu bucin setengah mampus pada lelaki itu. Sehingga hampir seluruh waktunya ia gunakan untuk menarik perhatian Romeo yang tak akan pernah meliriknya.

Mereka bertiga yang melihat tertawa, sungguh Alisa yang saat ini berbeda jauh dengan Alisa yang mereka kenal dulu.

"Gue masih heran lis sama lo, semenjak bangun dari koma lo kok berubah banget gitu. apa jangan-jangan lo bukan Alisa" celetuk Ari yang membuatnya mendapatkan tabokan dan juga pelototan dari Ana dan There. mereka tak menyadari reaksi Alisa yang menegang sesaat.

"Apaan sih lo, jelas-jelas di depan lo ini Alisa kalo masalah berubah semua manusia juga bisa berubah kali ri." kata Ana menahan jengkel,

"Lagian lo harusnya seneng dong Alisa berubah gimana sih?" sambung There yang juga ikut jengkel.

"Kalo gue beneran bukan Alisa gimana?" tanya Alisa membuat mereka memandang horor Alisa.

"Kalo lo bukan Alisa trus siapa dong, kembaran Alisa? jangan ngarang lo." sewot Ana. "lagian lo itu gak punya kembaran jangan ngadi-ngadi" lanjutnya.

"Yee bisa aja sih kayak yang dinovel-novel itu, yang tentang perpindahan jiwa seseorang gitu" sahut Ari.

"Ah ni anak, gue pites juga lama-lama itu juga cuma fiksi kali ri jangan bilang lo percaya sama hal begituan"

"Lagian gue nyadar kali kalau gue ini cantik banget, jadi kalau gak berubah menjadi lebih baik gue takutnya kecantikan gue ini gaada gunanya mending dimanfaatin buat cari cogan kan mantep tuh." Ujar Alisa, mereka yang mendengar memutar bola matanya malas.

Tak ada manusia yang dapat memprediksi bahwa seseorang akan menjadi jahat selamanya. Ada kalanya perubahan akan menghampiri seseorang yang ingin mengalami dan menerimanya.

"Ah, gue jadi percaya bahwa perubahan itu memang nyata adanya," kata Ana, "seharusnya gue gak perlu meragukan hal itu, apalagi gue menjadi salah satu saksi dari sekian banyak perubahan pada diri lo, dan gue juga tahu dan yakin bahwa perubahan yang ada saat ini memang wujud asli dari sifat lo yang selama ini lo hilangin."

"Bukan hilangin sih, tapi emang dia pendem aja."

"Alisa, selagi perubahan lo gak ngerugiin diri sendiri kita bakal dukung kok." There memandangnya dengan sorot mata lembut menenangkan.

Alisa bener-bener beruntung, jika ia tak memiliki keluarga yang selalu ada tapi ia memiliki sahabat yang setia tiada habisnya, terutama Ana yang sejak kecil menjadi saksi perubahan dalam diri Alisa namun ia tetap berdiri tegak dan merengkuhnya meskipun sifatnya tak lagi sama.

Replace Alisa's Soul (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang