Emosi asing melingkupi dirinya secara tiba -tiba. Ingatan yang ia yakini milik dari Alisa yang asli membuatnya merasa sedikit kasihan. Selain itu ia harus mengasihani dirinya yang malah terjebak di dalam tubuh ini.
Kalau diingat-ingat yang salah bukan dirinya, saat itu Alisa dan kembarannya masih kecil dan sedang bermain. Jika Alesya meninggal seharusnya bukan salahnya karena saat itu abang dari pemilik tubuh yang dipercaya untuk menjaga adiknya malah sibuk sendiri.
bener kan ? bukan salah Alisa kan ?
Dirinya melamun hingga melupakan keberadaan sahabat-sahabatnya yang dari tadi berdebat tak berguna.
"Lis"Alisa melamun banyak hal, tentang insiden itu yang membuat ia dibenci keluarganya dan dia juga memikirkan keadaan keluarganya.
Apakah mereka baik-baik saja? Apakah mereka menangisinya ?
Pasti lah bodoh, mereka sangat menyayanginya, nggak kayak keluarga Alisa.
"Oi Lis." Alisa tersentak dari lamunan ketika Ana memanggilnya dengan sedikit berteriak.
"Kaget bangsul." ucapnya ngegas.
"Lo sih dari tadi ngelamun aja, kenapa sih ?"
Alisa yang ditanyai menggeleng. "Gue pinjem cermin dong."
Ana menyerahkan cermin yang selalu ia bawa, setelah melihat wajah Alisa ia terpana secara jelas. Anjay cans banget, bisa buat nggaet cogan nich.
Tanpa sadar ia berucap, "Cantik banget gue."
Ketiga sahabatnya yang melihat terlihat menganga, Sejak kapan sahabatnya ini memiliki sikap narsis seperti itu.
"Woi maemunah, gue tahu lo cantik tapi sejak kapan lo narsis gitu ?" Celetuk Ana.
"Woi jubaedah, gue gak narsis tapi gue ngomong sesuai faktanya kok." Jawab Alisa yang semakin membuat mereka tercengang. Mereka pikir Alisa tak akan seberubah ini.
"Heran gue, kirain bangun dari koma bakalan berubah ke arah yang lebih baik nyatanya malah tambah sesat kayak orang disebelah gue nih." Ujar There sambil melirik ke arah kiri membuat Ana menabok punggungnya, kebiasaan para kaum hawa nih.
"Gausah samain gue juga inem," ucapnya sambil melotot, There meringis ketika punggungnya ditabok tapi males mbalas.
"Gue sama yang lain mo pulang, lusa kan lo mau pulang ntar kabari kita-kita ya. Bi riri juga dah dateng tuh." jelas There sambil menunjuk wanita paruh baya yang barusan masuk ruangan.
"Oke, thanks ya guys" jawab Alisa tersenyum. Mereka sangat baik.
"Gue pulang dulu ya Lis, get will soon Alisanya Ari." ucap Ari sambil tersenyum manis, yang dijawab Alisa dengan senyum manis juga."Cepet sembuh ya, biar kita bisa ngerjain bu suk bareng lagi." kata Ana sambil mengerlingkan matanya yang membuat Alisa geli sendiri.
Setelah itu mereka pamit, tinggal bi Riri dan dirinya sekarang.
"Bi, maaf ya tadi sempet lupa sama bibi, tapi Alisa nggak amnesia kok cuma tadi emang agak konslet aja kepalanya, hehehe." ujarnya."Gapapa non, pokoknya non harus cepet sembuh ya." balas bi Riri di iringi dengan senyum lembut menenangkan.
Oke, sekarang dirinya harus beradaptasi dengan keadaan. Mulai saat ini, dirinya adalah Alisa dan tentu saja ia akan bersikap selayaknya Gena dulu karena dia memang Gena bukan Alisa.
🌵🌵🌵
Saat ini Alisa sudah diperbolehkan pulang, setelah satu bulan penuh dirawat di Rumah Sakit ini, ia akan menjalani hari-harinya seperti biasanya, namun dengan jiwa yang berbeda tentu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Replace Alisa's Soul (Revisi)
FantasyJudul sebelumnya "Transmigrasi" 15+ Area terlarang ⚠️⚠️⚠️ dilarang melakukan plagiat dalam bentuk apapun 🚫 Gena Alisa Prianka dan Alisa Jiana Dirgantara Dua orang yang memiliki takdir berbeda. Gena adalah sosok yang imut tapi emosian. Ia sangat dis...