18. what happen, Varo ?

15.2K 1.4K 116
                                    

Ceritanya direvisi gais, jadi untuk pembaca lama silahkan membaca ulang ya

Ceritanya direvisi gais, jadi untuk pembaca lama silahkan membaca ulang ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini Varo sedang termenung di balkon kamarnya. Ia banyak berpikir akhir-akhir ini, melihat kedekatan antara Alisa dan Arga itu sedikit mengganggunya.

"Var, lo ngapain ?" Tanya Arga yang tiba-tiba sudah berada dibelakangnya, Varo menoleh sekilas kemudian kembalj menatap ke atas langit yang sedikit mendung.

"No problem."

"Halah, kayak cewek lo bilang gapapa tapi mikirin sesuatu" ejek Arga membuat Varo menatap sewot kearahnya.

Arga menatap punggung kembarannya itu. Ia menghampiri Alvaro dan merangkulnya sekilas.
"Var, lo gak iri gitu liat gue baikan sama Alisa ?" Varo menatap sinis Arga.

"Lo gak pengen kita sama-sama lagi ? Adik perempuan kita tinggal dia loh, gak mau jaga bareng-bareng gitu ?" Arga mencoba berusaha untuk membuat hati keras Alvaro menjadi luluh, ia tahu Alvaro tak sepenuhnya memendam kebencian, hanya saja ia terlalu gengsi untuk mengungkapkan perasaannya.

Tangan Varo mengepal, wajahnya yang selalu dingin bertambah dingin, "Kalo lo kesini cuma buat ngomongin tentang perempuan itu, mending lo keluar deh ga."

"Ehem, gue gak akan maksa lo buat maafin dia meskipun dia gak salah. Tapi ayolah, dia adikmu adik kita. Gak seharusnya lo benci sama dia."

Alvaro hanya menganggap suara Arga angin lalu. Arga mendengus, "awas aja lo nyesel, ge tinggal bye." Setelah itu ia benar-benar keluar dari kamar kembarannya.

Alvaro menghela nafasnya pelan. "Maaf, gue bersikap seperti ini bukan karena hal itu." Ujarnya lirih, sorot matanya sendu.

Gue hanya membentengi diri dari perasaan yang nggak seharusnya ada untuk dia.

🌵🌵🌵

Seorang pria saat ini sedang mengamati potret gadis cantik jelita yang memenuhi hampir sudut ruangannya.

"I will come back, baby" lirihnya dengan suara dalamnya. Ia terus memandang foto gadis tersebut.

"Setelah ini, orang itu nggak akan bisa nyakitin kamu lagi," bisiknya, kemudian seringai menyeramkan keluar dari sudut bibirnya.

Ia mengambil ponsel yang berada disaku jasnya, kemudian meng -dial nomor tangan kanannya.

"Hallo"

"...."

"Siapkan keperluanku, sebentar lagi aku kembali,"

"...."

"Pastikan semuanya terkendali, aku ingin segera bertemu gadisku." lalu setelahnya mematikan ponselnya dan melemparnya sembarangan.

🌵🌵🌵

"

Tik tok tik tok tik tok." Alisa mengamati jam dinding di kamarnya sambil meniru suaranya, mungkin karena saking gabutnya ia melakukan hal itu.

Mengambil ponselnya yang ia bisukan, membuka galeri dan ia benar-benar shock.

Gila.

"Anjir ni orang, ngapain juga sih ngejar-ngejar Meo meo yang jelas gak suka sama dia mending cari cogan kek, degem kek. Punya wajah cantik sayangnya gak dimanfaatin."

Menghapus gambar yang membuatnya sakit mata, yang benar saja hampir seluruh memori ponselnya terpakai hanya menyimpan foto dan video Romeo yang entah Alisa dapatkan dari mana. Benar-benar bucin tingkat edan !!!

Kruyukk.

"Anjir, laper." Memutuskan keluar kamar untuk mencari sobatnya alias bi Riri.

Dengar semangat ia berteriak "Bi Riri~"

Tak mendapati Bi Riri ia berbalik arah, tapi ia dikejutkan dengan keberadaan Varo yang tepat di belakangnya memandangnya dengan tatapan eerr, entah ia tak dapat mengartikannya.

"Lo kenapa dah, sana minggir." Saat melewati Varo, tangannya dicekal. "Ishh"

Alisa melotot, "apa-apaan sih lo" mencoba menarik tangannya tapi tak bisa. "Woi, lepasin tangan gue, gila kali nih orang." Gerutunya membuat Varo menampilkan senyum miringnya.

Alisa bergidik, "lepasin njing." Setelah berhasil melepasnya Alisa menjambak rambut Varo sedikit kencang yang tak membuat sang empu mengeluarkan reaksi apapun. Masih dengan tatapannya yang seperti tadi.

Karena risih Alisa cepat-cepat kabur, dan keluar rumah untuk mencari keberadaan Bi Riri yang tak ada di dapur.

Alvaro manatap punggung Alisa dengan mencium tangan yang ia gunakan untuk mencekal tangan Alisa tadi.

Senyum miring tercipta diwajahnya.

🌵🌵🌵

Memutuskan membawa langkahnya menuju minimarket terdekat karena tak menemukan keberadaan bi Riri.

Alisa menatap pergelangan tangannya yang sedikit memerah. Ada apa dengan Alvaro, ia sedikit tak tenang dengan tatapannya.

Ia tahu jika abangnya itu membencinya, tapi kenapa ia merasa Alvaro menyimpan perasaan lebih dari sekedar benci dan dendam.

Apa mungkin Alvaro berniat mencelakainya ? Jika begitu ia harus waspada, sekuat apapun dirinya Alvaro tak bisa dibandingkan dengannya. Hidup sebagai Alisa tak memiliki cukup pelindung di belakangnya.

"Tapi gue bingung, ibu dari Alisa ini dimana ya ? Sejak gue bangun di raga Alisa, gue gak pernah liat dia." Gumamnya pelan.

Mengambil troli, ia berjalan menuju rak snack.

"Ekhem." Mendegar suara disebelahnya ia segera menoleh dan menemukan pria yang tak asing diingatannya.

Orang itu tersenyum lebar, "Halo bu bos." Alisa mendegus. "SKSD lo."

Pria tadi hanya terkekeh, "lucu banget bu bos, jadi pingin nikung bos nih."

Tak menghiraukan manusia di sebelahnya, ia hanya fokus mencari cemilan untuk mengganjal perutnya.
"Nama gue Alex, cowok paling ganteng di SMA Garuda." Mengulurkan tangannya tapi sia-sia karena Alisa tak menghiraukannya sama sekali.

Alex mendengus. "Gak pak bos gak bu bos sama aja, es batu semua sebel gue." Gerutunya, Alisa menoleh.
"Maksud lo siapa ?"

Alex girang ketika Alisa bertanya. "Bos gue itu Aaron, orang paling keren di SMA Garuda, lo gak bakal nyesel tuh kalo sama dia selain keren dia tuh kece dan pastinya kalo lo sama dia bakal dilindungi sampai darah penghabisan." Alex benar-benar cosplay sales dadakan. Mempromosikan Aaron agar Alisa mau menjadi bu bosnya membuat ia dan teman-temannya mendapat traktiran yang tak terkira.

"Gajelas lo, dahlah cabut dulu gue."

"Yoi, eh dapat salam dari pak bos katanya kangen." Ujarnya cengengesan, Alisa menggelengkan kepalanya. Dikejauhan seseorang memperhatikan mereka sedari tadi, menahan amarahnya agar tak terlepas saat ini juga dan membuat gadisnya ketakutan.

Replace Alisa's Soul (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang