23. Snug

9.8K 931 20
                                    

Pemandangan yang dilihat Alisa saat ini sungguh membuat pikirannya tenang. Warna langit sore yang indah saat matahari tenggelam meninggalkan peraduannya sungguh mengingatkan tentang memori indah dalam ingatannya. Entah itu memorinya saat menjadi Gena maupun Alisa.

Kala itu saat senja terpasang indah, menjadikan ia sebagai pelengkap diantara kebahagiaan sepasang ibu dan anak yang sedang bermain di taman.

"Alisa, jangan lari jauh-jauh nak nanti kamu digigit monster loh," panggil sang mama kepada anaknya ketika melihat Alisa berlarian dengan riang mengejar kupu-kupu cantik di depannya.

"Ihh mama, upu-upunya ndak au di etetin lica," adu Alisa kecil dengan logat cadelnya kepada mamanya.
Dira yang melihatnya tersenyum gemas,

"Iya udah sayang, jangan dikejar sini duduk sama mama," Alisa menuruti perintah mamanya, ia duduk di depan Dira dan memandang polos mamanya.

"Sayang, dengerin mama kupu-kupu itu adalah makhluk bebas sayang, ia akan terbang semaunya dan setinggi-tingginya untuk mencari bunga yang membuatnya bahagia," ucapnya kepada Alisa, meskipun Alisa tak mengerti ia akan tetap mengucapkan itu karena ia yakin Alisa akan memahaminya suatu saat nanti. Begitupula Alisa, meskipun tak mengerti ia mau mendengarkan ucapan mamanya.

"Belalti upu-upunya ndak bahagia kalo cama alica mama ?" Tanya Alisa polos.

"Bukannya nggak bahagia sayang, sebagai makhluk hidup kupu-kupu juga punya pilihan. Seperti halnya Alisa, Alisa akan mendekati dan mencari tempat ternyaman untuk Alisa tinggali. Alisa nyaman nggak kalau deket mama ?" Tanya Dira

"Nyaman itu apa mama ?"

"Nyaman itu seperti Alisa merasa bahagia bersama orang yang dekat sama Alisa, kayak mama gini."

"Ouch, lica nyaman dong ama mama, mama kan olang tua lica," ungkap Alisa kecil

"Bukan hanya sekedar orang tua sayang, kamu akan merasa nyaman di dekat mama karena kamu juga merasakan perasaan sayang mama kepada Alisa, Alisa paham ?"

"Lica paham ma, tapi lica macih ndak paham cama yang upu-upu tadi," ujarnya polos membuat Dira terkekeh.

"Alisa bahagia nggak kalau di deket orang lain?"

"Lica bahagia kalo olangnya baik ma," jawabnya

"Nah, begitu juga kupu-kupu sayang, banyak hal yang membuatnya senang tapi satu ia masih menjadi makhluk bebas meskipun ia menyukai sesuatu bukan berati ia akan menetap pada hal tersebut karena kenyamanan tidak didapat dari apa hal yang kita sukai, tapi pada hal yang menyukai keberadaan kita dan juga sebaliknya,"
Alisa masih melongo dibuatnya.

"Sayang, kamu tak perlu memikirkan ucapan mama suatu saat kamu akan tahu dan kamu harus belajar supaya bisa membedakan mana yang kamu suka dan mana yang membuatmu nyaman jangan sampai kamu menutup mata sehingga kamu meninggalkan hal yang membuat dirimu nyaman," Alisa hanya mangut-mangut dan kemudian mereka melanjutkan untuk bermain berdua.

Mengingat hal itu ia tersenyum, kata-kata Dira mengingatkan tentang kehidupannya lalu. Banyak hal yang ia sukai, tapi jika masalah kenyamanan ia masih merasakan beberapa kali dalam hidupnya.

Rasa nyaman memang yang mahal,

🌵🌵🌵

"Bang Argaaaa," teriak Alisa di luar kamar Arga. Ia iseng, kebetulan hari ini moodnya lagi bagus jadi sekali-kali jahil sama abangnya itu gapapa kali ya.

Tok tok tok

"Bang Arga, main kuy."

Tok tok tok

Replace Alisa's Soul (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang