16. Singer

16.3K 1.4K 71
                                    

🌵🌵🌵

Waktu terus berjalan, setelah menyaksikan berbagai perlombaan saat ini adalah waktunya untuk perlombaan bernyanyi baik solo maupun grup. Perlombaan ini diberikan fase terakhir untuk merilekskan mereka yang sejak tadi bersorak dan tegang.

Semua yang berpartisipasi mencoba melakukan yang terbaik. Baik menang atau kalah yang penting maju.
"Lis, lo urutan berapa sih lama amat gue dah nunggu lo maju nih," Ari sejak tadi memperhatikan Alisa yang santai-santai aja di sebelahnya, tidak seperti yang lain ribut latihan dia sejak tadi hanya menatap tak minat kepada perlombaan yang menurutnya sangat membosankan. saat ini mereka duduk di tempat khusus orang yang tampil.

"Gue mah akhir, sengaja paling dikasih urutan terakhir" Alisa loyo saat ini. Ingin memeluk guling dan merasakan dinginnya angin semriwing di balkon kamarnya.

"Yah, lama dong. Urutan terakhir berapa sih?" Celetuk David yang duduk disebelah Ana

"60,"

"Oh kurang dikit sih,"

Setelah menunggu akhirnya peserta terakhir sebelum Alisa selesai menampilkan pertunjukannya.

"Terima kasih untuk hari ini, partisipasi dan kerja sama kalian sungguh luar biasa. Semoga sekolah kita semua bisa bekerja sama dan selalu memiliki hubungan baik, jika ada konflik semoga dapat diselesaikan dengan baik juga."

"Baik, sebelum kita menutup acara pada hari ini mari kita saksikan pertunjukan spesial dari seseorang silahkan Alisa waktu dan tempat dipersilahkan." ucapan MC di depan sana membuat Alisa sedikit terkejut, tidak ada yang bilang kepadanya bahwa penampilannya akan dijadikan pertunjukan spesial.

Akhirnya ia maju sambil menatap ke depan, membawa gitar yang tadi diberikan oleh Randi ketua kelasnya. Ia maju dengan penuh percaya diri. Pusat perhatian seakan memang tempatnya berasal, ia menaikan dagunya memandang lurus ke depan dengan tenang. Tapi siapa yang tahu saat ini dia sedang panas dingin.

Setelah menaiki panggung, ia duduk di kursi yang telah disiapkan. Mengetes gitar dan micnya. Setelah siap ia menatap ke depan.

"Actually gue gatau sih, kok bisanya penampilan gue dibuat pertunjukan spesial. Tapi semoga aja penampilan gue gak mengecawakan kalian semua ya," ucapnya sambil tersenyum manis. Membuat para kaum adam terpesona, apalagi Aaron yang sejak tadi memperhatikannya setelah nama Alisa dipanggil.

Alisa memulai membuat intro dengan gitarnya. Alunan petikan gitar mengalun indah terdengar di penjuru lapangan indoor membuat suasana yang tadinya ramai karena Alisa berubah senyap.

Have I ever told you
I want you to the bone?
Have I ever called you
When you are all alone?

Suaranya seakan menjadi bius bagi penonton, membuat mereka tanpa sadar terpesona hingga ada yang membuka mulutnya lebar-lebar. Seperti yang saat ini dirasakan Randi, David, sahabat-sabahat Alisa dan seluruh penonton.

And if I ever forget
To tell you how I feel
Listen to me now, babe
I want you to the bone

I want you to the bone, ooh, ooh, ooh, ooh
I want you to the bone, oh, oh, oh, oh

Maybe if you can see
What I feel through my bone
Every corner in me
There's your presence that grown

Maybe I nurture it more
By saying how I feel
But I did mean it before
I want you to the bone
I want you to-

Replace Alisa's Soul (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang