15. ✓

12.8K 1.4K 20
                                    

Sesuai janjinya pada Bu Rania. Di sinilah Kafka sekarang, di perpustakaan dengan Adelin yang sedang tersenyum malu-malu disampingnya.

"Nggak usah senyum!" galak Kafka.

Adelin menoleh, "Kenapa, Bubu cemburu yah? Takut banyak yang terpesona sama aku yah?"

"Bukan, lo senyum gitu kaya orang gila!"

Adelin cemberut, kenapa Kafka tak pernah sekali saja berkata halus padanya atau berkata manis, walaupun itu hanya kebohongan agar dia senang sekali saja, pacar masa depannya itu sangat jujur sekali saking jujurnya selalu membuat Adelin kesal bukan main.

Adelin hanya duduk diam sambil menopang dagu memperhatikan Kafka yang sedang membuka buku miliknya, Bubunya itu sedang memeriksa catatan miliknya.

Mata Kafka melotot sempurna melihat isi catatan Adelin yang bukannya dipenuhi angka malah dipenuhi namanya, dari lembaran pertama sampai lembaran terakhir dipenuhi oleh coretan bertuliskan Kafka, Bubu, Delinnya Kafka, Kafkanya Delin, Bubu kesayangan, dan semua tentang ke bucinan Adelin terhadap dirinya.

Kafka menoleh menatap Adelin yang masih sibuk bertopang dagu menatapnya.

"Sesuka itu lo sama gue?" tanyanya langsung.

Adelin tersenyum manis, kemudian mengangguk mantap, "Aku serius sama Bubu, perasaan aku ke Bubu beda sama perasaan aku ke semua mantan pacar aku. Sama mereka aku cuman jadiin pelampiasan ke gabutan, kalo Bubu itu aku jadiin Kekasih halu masa kini dan masa depan,"

Kafka mengeleng samar, kemudian beralih membuka buku catatan miliknya yang beda jauh dengan catatan milik Adelin.

"Kita hari ini belajar tentang baris dan deret aritmatika," Kafka mulai buka suara.

Adelin semakin merapatkan diri, sekalian modus, Kafka tak mempermasalahkan selama Adelin serius ingin belajar.

Kafka menujuk rumus yang telah ia tandai.

Un= a+(n-1)×b

"Itu rumus suku ke n barisan aritmatika," jelas Kafka.

Menoleh pada Adelin, kemudian kembali menjelaskan, "Lo pasti belum tau kan, un itu apa, a itu apa dan sebagainya. Bakalan gue jelasin, dengerin baik-baik,"

Adelin mangut-mangut saja, Kafka mode ngajar bikin ambyarrrr.

Un= suku ke n
a= suku pertama
n= banyak suku
b= beda/selisih

"Seperti yang lo liat, ini keterangan dari rumus tadi. Sejauh ini paham?"

Kafka menoleh pada Adelin, dan Adelin ikut menoleh membuat ke-duanya saling tatap namun Kafka lebih dulu mengalihkan pandangannya dengan Adelin yang langsung tersenyum malu.

"Paham nggak?" tanyanya sekali lagi.

Adelin mengangguk, "Paham, a itu suku pertama, b itu selisih, n tuh banyak suku, kalo c itu cinta ku pada mu,"

Adelin tertawa geli karena gombalannya sendiri, Kafka mendengus geli dan membuka halaman selanjutnya.

"Karena lo udah paham sama rumusnya, sekarang masuk ke contoh soal. Aritmatika itu gampang kalo lo serius," ucap Kafka dan mulai menulis di kertas kosong.

Hai, Bubu! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang