Semalam mereka; Adelin, Kafka, Nanad, Sesil, Jesica, Jessy, Erza, Donny, Adrian, Naufal, dan Leon, menghabiskan waktu bersama dan itu terasa menyenangkan. Mereka menghabiskan sepanjang malam dengan bermain game, ngobrol, atau sekedar ngemil tengah malam sambil nonton Netflix.
Meski awalnya Adelin agak kaget melihat Erza dan Leon ikut serta, untuk Jesica dan Jessy dia tak begitu kaget karena mereka memang teman dekat Kafka, tapi selanjutnya dia tak terlalu ambil pusing melihat Kafka akrab dengan Leon juga Erza itu artinya mereka berteman dan Kafka mengundangnya karena mereka berdua sudah di anggap teman dekat oleh cowok itu.
Dan.....
Sejak tadi malam hingga minggu pagi ini Adelin full salting.
Kafka Pratama benar-benar tak memberikan jeda untuk jantungnya agar tak berdegup kencang karena perlakuan manis dan sikap clingy cowok itu.
Pagi hari telah tiba, semuanya sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing setelah semalam mengadakan pajamas party.
"Del pulang sama kita nggak?" tanya Sesil sambil berjalan menuju garasi untuk mengeluarkan mobilnya.
Adelin yang sedang mengobrol dengan Jessy menoleh, belum sempat memberikan jawaban Kafka sudah lebih dulu menyahuti.
"Delin sama gue,"
Adelin menoleh ke arah cowok itu dan melayangkan tatapan protes, Kafka malah melangkah mendekat dan mengacak rambutnya gemes.
"Help, gue baru kelar sarapan jangan sampe gue muntah di sini," sindir Jesica yang sudah nangkring di atas motor Donny dengan Naufal yang akan mengantarkannya pulang.
Adelin tertawa saja dan Kafka hanya mendengus kecil.
"Lo nggak pulang Don?" Erza bertanya menyadari motor yang Naufal pakai adalah milik Donny, sedangkan si pemilik motor masih duduk di teras rumah dengan baju tidur semalam dan wajah bantal.
"Nanti, tunggu Naufal antar Jesica dulu," jawabnya.
Semalam memang Naufal tak membawa motor karena dia nebeng pada Donny, dan Jesica sendiri di antar supir dan pagi ini supirnya tak bisa menjemput karena sedang sakit.
Erza mengangguk mengerti, matanya beralih menatap Leon yang baru saja mengeluarkan motornya dari garasi di susul mobil Sesil di belakang.
"Sendiri lo?" tanyanya saat Leon mendekat.
Leon mengangguk di balik helm-nya.
Jessy yang sejak tadi berdiri di samping Erza jadi was-was takut cowok itu mengopernya agar pulang dengan Leon, bukan apa-apa hanya saja Jessy masih agak canggung dengan Leon.
Sedangkan Jesica yang sejak tadi menumpukan dagunya di bahu Naufal, langsung tersenyum tertahan memahami maksud Erza.
"Buru-buru nggak? Kalo nggak, anterin Jesica lah biar si Naufal sama Donny," ucapnya dan Jessy ditempatnya langsung menghela nafas lega dengan Jesica yang langsung tersenyum lebar dibalik bahu Naufal.
"Lho Jesica nggak ada tumpangan? Sama kita aja, biar berempat," tawar Nanad berbaik hati, cewek itu baru saja keluar dari kediaman keluarga kecil Kak Fira bersama Adrian di sampingnya.
"Iya tuh, sama mereka aja," kata Jessy ikut setuju.
Dan sejak saat itu senyum Jesica menjadi palsu.
Tak lama kemudian Kak Fira muncul bersama Bang Defran yang menggendong Ano.
"Udah pada mau balik nih? Hati-hati di jalan ya, kapan-kapan kita ngumpul lagi," ujar ibu hamil itu sambil tersenyum ramah.
"Makasih atas tumpangan dan makanan gratisnya Kak, Bang," ucap Adrian mewakili, di balas tawa kecil oleh pasutri itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Bubu! (END)
Ficção AdolescenteKamu sama Matematika itu sama-sama nyusahin, kalo Matematika susah di pelajari kalo kamu susah di miliki," Adelin Aluna. Highest rank: •3 in Komedi romantis (17-05-2021) •3 in Kemesraan (22-08-2021) •1 in Acak (14-10-2021) •2 in Fiksi remaja (14-10...