23. ✓

12K 1.3K 14
                                    


Adelin hari ini sedang dalam mode sensitif. Bahkan Sesil dan Nanad tak berani menganggu gadis itu, sejak datang sekolah tadi pagi Adelin sudah banyak memarahi orang, bahkan Adrian yang minta di beliin nugget ayam sebelum ke kelas Bubu ia marahi.

Adelin jika sedang datang bulan memang sangat gampang marah dan nangis, dulu pernah dia menangis hanya karna Satria memotong poninya tak sama rata.

Jam istirahat ke-dua berbunyi, para murid 11 Ipa 3 berbondong-bondong keluar kelas menuju kantin, atau hanya untuk melihat anak cowok main bola atau basket.

Sesil dan Nanad saling dorong, ke-duanya sama-sama tak berani mengganggu Adelin.

"Lo aja deh yang ngajak, gue takut," suruh Nanad dan mendorong bahu Sesil agar maju mendekati Adelin.

"Kok gue? Lo aja deh," suruh Sesil dan menarik Nanad agar maju.

Suara decitan kursi membuat ke-duanya sama-sama diam. Adelin beranjak dari kursi.

"Eh Del, mau kemana?" tanya Nanad segera.

Adelin menoleh, "Nggak tau,"

"Mau di temenin?" tawar Sesil.

Adelin menggeleng, "Lo berdua ke kantin aja, gue sendirian,"

Tanpa menunggu persetujuan dua orang itu, Adelin segera berlalu keluar kelas.

"Kok gue deg-degan ya, takut di jalan dia ngajak berantem orang," ucap Nanad tak tenang sambil menatap punggung Adelin yang menjauh.

"Pasti yang menang Adelin, udah ah ayo ke kantin. Gue laper, mau nugget ayam," ajak Sesil tak peduli banyak.

Adelin terus berjalan karena dia sendiri bingung ingin ke mana. Suasana hatinya mulai membaik karena melihat banyak anak kelas lain yang sedang tertawa sambil kejar-kejaran, atau kehebohan penonton yang menyaksikan cowok-cowok main futsal, jam istirahat ke dua memang paling menyenangkan.

"Del!"

Adelin menoleh, ternyata yang memanggil adalah Naufal.

"Mau ke mana?" tanya Naufal setelah berhasil menyamakan langkah dengan Adelin.

"Nggak tau,"

"Ke kelas gue mau? Hari ini banyak makanan, Kafka traktir," jelas Naufal sambil menunjuk kresek putih yang sudah penuh oleh belanjaan.

Adelin tertarik, tapi malas, "Nggak deh, kalian aja,"

"Lo kenapa? Sakit? Aneh banget hari ini," ucap, Naufal menyadari ada yang berbeda dari cewek di sampingnya ini.

"Cerewet deh, udah ah! Nggak usah ganggu gue!"

Naufal terdiam di tempatnya, kaget sendiri dengan bentakan Adelin. Menatap heran punggung Adelin yang berlalu pergi meninggalkannya.

Naufal melotot menyadari satu hal, "Del, bocor!"

...

Adelin pengen nangis aja rasanya, malu bangettt.

Ini semua karena Naufal, cowok itu nyebelin.

Karena Naufal memberitahukan dengan suara cukup keras, membuat dia menjadi pusat perhatian, banyak murid jadi menatap kearahnya tadi.

"Del jujur gue bingung harus gimana,"

Naufal mondar-mandir di hadapan Adelin, panik juga bingung sendiri.

Adelin yang sejak tadi berjongkok menatap kesal cowok itu, "Lo bisa diam nggak sih? Kaya setrikaan tau nggak!"

Menurut, Naufal memilih diam.

Hai, Bubu! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang