39. ✓

11.2K 1.1K 9
                                    


Hari sabtu.

Dan seperti hari Sabtu biasanya, sekolah selalu mengadakan kegiatan Sabtu budaya yang di isi oleh senam Gatra dan di lanjut dengan makan sehat bersama di lapangan juga pembagian tablet tambah darah bagi para siswi.

Adelin sudah berdiri di barisan paling depan dengan Sesil dan Nanad yang setia bersamanya. Hari ini sedikit berbeda karena akan ada senam gabungan dengan SMA Angkasa karena sebelumnya SMA Angkasa mengadakan acara sabtu budaya sendiri.

"Ganteng-ganteng coyy!" Nanad memekik kesenangan sambil menatap sekitar lebih tepatnya kearah barisan cowok-cowok anak Angkasa.

"Yang itu yang kaos hitam juga ganteng bangett!" Adelin ikut memekik terpana melihat cowok dengan celana olahraga sekolah dengan atasan kaos hitam.

"Si Kafka mulu," kesal Sesil karena yang baru saja Adelin puji itu Kafka yang kini sedang berdiri bersama teman-teman kelasnya.

Adelin menyengir kuda, kemudian melambai riang saat Kafka menoleh ke arah barisan kelasnya.

"Bubu!!" sapanya riang.

Adelin melotot dengan tangan membekap mulutnya sendiri.

"B-bubu tadi senyum ke gue?" monolognya sambil menunjuk diri sendiri masih tak percaya.

Sesil mengeleng, dan menunjuk dua cewek yang berjalan di belakang Adelin.

Adelin mendengus, "Jesica mulu gue kapan?"

Nanad menahan tawa, "Yang sabar,"

Adelin menekuk wajahnya dan memilih tak menatap ke arah Kafka, yang baru saja lewat itu Jesica tentu saja dengan Jessy dua orang itu terlihat menghampiri barisan Kafka.

Sesil dengan semangat menarik Adelin dan Nanad untuk menuju barisan Nino berada, hari ini tak perlu berbaris sesuai urutan kelas dengan alasan agar SMA Wijaya dan Angkasa bisa lebih akrab antar para muridnya.

Sesil langsung menempel pada Nino, meninggalkan Adelin dan Nanad yang seperti orang hilang karena tak mengenal siapapun.

"Pergi aja yuk Del," ajak Nanad tak nyaman.

Bunyi musik yang biasa di gunakan untuk instruksi senam membuat mereka berdua mengurungkan niat.

"Di bawa santai aja lah," kata Adelin pada akhirnya dan mulai bergerak mengikuti instruksi senam di depan sana.

Di barisan Kafka dan yang lain terpantau sangat rusuh, karena Jessy dan Adrian saling dorong-dorongan dan bercanda tak benar-benar serius untuk melakukan senam, dan Kafka juga Naufal serta Donny mengerakkan badannya dengan tak minat bahkan sekarang Jesica tertawa sendiri melihat wajah tiga cowok itu.

"Jangan di rekam akh!" omel Naufal pada sang sepupu.

Jesica menjulurkan lidahnya meledek, "Nggak mau!"

Kafka sendiri tak peduli banyak dengan pertengkaran antar sepupu itu, matanya menatap sekitar mencari keberadaan seseorang.

"Dia kemana, nggak bisa diam banget," gumamnya heran sendiri masih menatap sekitar.

Menatap tak suka saat menemukan keberadaan cewek itu, yang kini sedang mengobrol akrab dengan seorang pria yang tak Kafka kenali.

Sedangkan orang yang Kafka perhatikan sejak tadi, masih asik mengobrol dengan mantannya, orang itu Adelin Aluna.

"Kamu cantik hari ini,"

"Gue cantik tiap hari kali," Adelin membalas pujian itu dengan percaya diri.

Leon tersenyum kecil tak membantah.

Hai, Bubu! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang