31. ✓

10.4K 1K 23
                                    


Nanad sedikit malas untuk berangkat sekolah hari ini alasannya karna mata pelajaran pertama adalah Matematika dan juga dia sedang ada masalah dengan Rizal, kekasihnya. Bahkan selama dia kelas dia hanya tiduran beruntung guru mata pelajaran tak terlalu mempermasalahkan.

Sesil dan Adelin memasuki kelas dua orang itu baru saja balik dari toilet, Nanad berjalan mendekat ke arah mereka dengan wajah lesu.

"Lama banget," ucapnya setelah di hadapan keduanya.

Adelin merangkul Nanad akrab, "Lo kenapa dah? Tuh muka kusut amat kaya baju BangSat yang belum Bunda setrika 1 bulan,"

Sesil juga ikut merangkul Nanad, kini Nanad berada di tengah-tengah keduanya, "Gue tebak pasti lo lagi ada masalah sama Rizal!"

Nanad mengangguk lesu, "Dia lagi dekat sama murid dari Angkasa,"

"Hah dari Angkasa? Berarti si Rizal doyan alien dong," kaget Adelin bahkan kunyahan permen karet dalam mulutnya ikut terhenti.

Nanad yang dekat dengan Adelin tak tahan untuk tidak menampol sahabatnya yang satu itu, "Maksud gue dari SMA Angkasa anj,"

Karena bel istirahat berbunyi sejak tadi mereka memutuskan untuk ke kantin , juga karena sahabat mereka itu belum makan dari tadi malam hanya karna galau, Adelin merasa bingung dengan Nanad yang hanya karna ada masalah dengan pacarnya dia sampai tidak makan, berbeda dengan dirinya yang malah santai-santai saja jika salah satu pacarnya marah atau bahkan meminta putus.

"Pesan di Mbak Yaya aja deh jangan di Bu Petir, sesekali kita makan batagor malas gue bakso mulu!" request Adelin.

Nanad mendorong pelan bahu Sesil, "Sil kali ini giliran lo yang mesanin kita,"

Sesil menolak, "No! Gue malas adu bacotan sama karyawannya Bu Yaya,"

Adelin berdecak, kemudian menawarkan diri untuk memesan.

"Bu Yaya aku batagor 3 porsi dong satu nggak pedas,"

"Bu Yaya no ada cuman aing yang ada!" karyawan Bu Yaya keluar menghampiri Adelin.

"Batagor tiga, buruan!" galaknya.

"Santai dong, you kok sewot banget sama aing!" ucap Syahrini alias Syahril tak suka.

"Lo kalo ngomong indo yang indo aja jangan di campur-campur, lo kira es campur?!"

"Like-like ayem dong, you no usah ikut campur," sewot Syahrini sambil mengibaskan rambut panjangnya di depan wajah Adelin membuat gadis itu reflek ter-mundur kebelakang, rambut panjang Syahrini itu asli butuh waktu berbulan-bulan untuk dia memanjangkan rambutnya.

"Rambut macam ekor kuda aja lo banggain, nih rasain badainya rambut gue!" Adelin tak terima dan ikut mengibaskan rambut panjangnya.

"Aduhhh mata aing kena rambut you!!!" Syahrini berteriak heboh dengan gaya kemayu, membuat beberapa orang menoleh kearah mereka berdua.

"Lebay, gue batagor tiga satu nggak pedas. Bye!"  ucap Adelin dan langsung pergi meninggalkan Syahrini, padahal cowok itu ingin menanyakan sesuatu.

...

"Ini kita nunggu siapa sih? Gue laper banget anjir," Adrian mengomel untuk kesekian kalinya.

Hai, Bubu! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang