35. ✓

10.5K 1.1K 24
                                    

Gara-gara kemarin di cium Kafka, Adelin kembali semangat mengejar cowok itu. Setelah semalaman berdebat dengan dua sahabatnya karena mereka kurang setuju dengan keputusan akhir Adelin, namun setelah ia meyakinkan akhirnya dua orang itu setuju meski kurang rela.

Bermodalkan memantapkan hati meski masih nyut-nyutan melihat postingan atau melihat langsung bagaimana kebersamaan Kafka dan Jesica, di sinilah Adelin sekarang di depan kelas Kafka sambil berdebat dengan Donny karena tak sengaja menjatuhkan batagor yang baru saja cowok itu beli.

"Nggak mau tau pokoknya lo harus ganti," kekeuh Donny.

"Kok? Sisa satu doang lebay lo," kata Adelin tak terima.

Donny menyentil pelan kening cewek itu, "Gitu-gitu berharga, lo kira nggak capek jalan ke kantin?!"

Adelin memajukan bibirnya, dengan sebal mengeluarkan uang dari sakunya, "Nih!"

Donny menatap uang di tangan Adelin, "Gue mau di beliin nggak mau beli sendiri!"

"Anak monyet ya kamu," ucap Adelin sambil tersenyum paksa.

"Kamu ibunya," sambung Donny ikut tersenyum paksa.

"Pintar banget, sini peluk dulu!"

Donny melangkah maju hendak memeluk Adelin, namun langkah terhenti karena Naufal menarik kerah bajunya.

"Nyari kesempatan dalam kesempitan ya lo!" omel Adrian sok marah sambil berkacak pinggang, cowok itu berdiri di samping Naufal.

Donny mendengus dan menepis tangan Naufal dari kerah seragamnya, "Bercanda doang anjir,"

"Bubu aku juga bercanda doang, kalo pelukan beneran itu ulah Donny yang nganggap serius," celoteh Adelin menjelaskan dengan panik pada Kafka yang hanya berdiri diam di belakang Naufal dan Adrian.

"Terserah!" kata Kafka kurang peduli.

Adelin manyun, "Bubu lupa soal kemarin?!"

Kafka melotot melangkah maju dan membekap mulut Adelin dengan panik.

"Kemarin? Maksudnya?" celetuk Jesica tiba-tiba.

Mereka menoleh bersamaan, muncul Jesica dan Jessy sambil bergandengan tangan.

Kafka masih membekap mulut Adelin, takut cewek itu menceritakan kejadian kemarin secara gamblang berujung mereka berdua di seret ke ruang bk.

"Bukan apa-apa," jelas Kafka cepat.

Jesica menatap tak percaya, melirik posisi Kafka yang begitu dekat dengan cewek yang belum ia ketahui namanya apalagi tangan cewek itu merengkuh pinggang Kafka.

"Lepas woi, kasian anak orang kehabisan nafas," tegur Donny panik sendiri.

Kafka tersadar, melepaskan tangannya dari mulut Adelin dan cewek itu langsung meraup udara sepuas-puasnya.

"Lucu," gumam Naufal sambil tersenyum gemas hingga matanya hilang.

"Siapa?" tanya Adrian yang tak sengaja mendengar gumaman sahabatnya itu.

"Jesica," jawab Naufal cepat.

"Sepupu sendiri anjir,"  kata Adrian mengingatkan dan menabok cowok itu kencang.

Hai, Bubu! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang