#Salam_WritingMarathon
#ChallengeMenulis1Bulan
#Day2
#Jumkat: 1229"Selamat pagi, anak-anak ...," ucap Bu guru yang datang untuk memulai pelajaran pagi ini, tampak dari raut wajahnya tengah kebingungan dengan adanya sebuah pemberitahuan menyeramkan di mading sekolah.
"Selamat pagi, Bu ...," sahut kami serempak sembari membuang semua perasaan aneh dan selalu berpikir positif bahwa yang kami saksikan tadi adalah sebuah pekerjaan siswa mungkin sedang iseng atau dia memang sudah kehilangan akal sehat.
"Kita akan mulai untuk pelajaran pagi ini, dalam kehidupan, kita sedang bersanding hidup bersama makhluk tak kasat mata. Mereka sebenarnya ada dan hidup dengan kita, hanya saja mereka nggak mau menampakkan wujudnya pada semua orang. Tapi, bagi orang yang memiliki indra keenam itu adalah hal yang wajar jika bisa melihat yang seperti itu!"
Aku, bertanya prihal pembahasan pagi ini;
"Bu?" panggilku mengunjukkan tangan ke atas dan tubuh ikut berdiri untuk bertanya seputar materi yang dia bawakan hari ini sangat menyeramkan, dengan menyinggung makhluk gaib.
"Iya, Mir. Mau tanya apa?" sahut Bu guru serius menatap kedua bola mataku tajam, sepertinya pembahasan pagi ini sangat aneh dan bulu kudu meremang sejak Bu guru mengucapkan makhluk tak kasat mata tersebut.
Tadi pagi, sebelum saya pergi ke sekolah. Saya sedang berdialog dengan Bi Ira, dia adalah pembantu di rumah saya. Lalu, ketika saya selesai berbincang-bincang rupanya Bi Ira berada di sebuah pasar tengah membawa belanjaan. Dan dia menghubungi saya melalui telphone, apakah yang berbicara dengan saya adalah makhluk gaib atau apa ya, Bu? "aku nanya seraya berbicara secara detail akan apa yang aku alami tadi pagi di rumah."
Sontak semua terdiam! Bu guru, siswa dan yang lainnya hanya menarik napas panjang berulang-ulang.
"Mir, kayaknya pertanyaan Loe, itu mistis banget deh!" jawab Megan lirih dan berbisik di sampingku saat ini, sepertinya dia juga merasakan akan kehadiran sesuatu saat ini di ruang kelas.
"Baik anak-anak, kalian kerjakan soal yang sudah ibu tulis. Dan ibu permisi sebentar," suruh Bu guru yang tiba-tiba pergi tanpa menjawab pertanyaan tersebut, gelagat anehnya membuat diri ini penasaran akan sebuah percakapan tadi pagi seputar makhluk gaib itu.
Tubuh kembali duduk dan mencatat semua tugas-tugas yang sudah diberikan tadi, aku terfokus pada tulisan yang bergerak membawa coretan spidol itu membayang menjadi dua bagian. Kedua tangan menghapus mata barangkali tengah hinggap sebuah debu tapi, dugaan dalam hati benar bahwa spidol itu malah merubah kalimat
Akan ada yang mati untuk hari ini.
"Gan, Loe, lihat tulisan itu nggak! Kok, aneh banget, ya," jariku menunjuk soal nomer lima prihal sebuah makhluk gaib sebagai teman para pemilik indra keenam.
"Nggak ah, biasa aja kok. Loe, aja kali yang halunya kejauhan jadi, nampak-nampak keanehan!" pekiknya membuyarkan fokus saat ini.
Aku menarik napas panjang dan berpikir positif akan hal aneh yang cuma diri ini sendiri menyaksikan, pena yang kala itu aku pegang terjatuh di lantai sekolah. Tangan kiri meraih sebuah pena di lantai tanpa menoleh ke arah benda itu, seketika aku menyentuh sebuah kulit yang sangat kasar dan seperti ada sayatan dipinggir kulit tersebut. Seperti sebuah sobekan luka benda tajam, karena takut aku menarik kembali tangan ini dan duduk fokus menatap papan tulis.
Selang beberapa menit menatap depan, pundak seperti ada yang sedang mengelus membuat keringat menetes membasahi leher dan dada. Aku yang sudah kebingungan dan takut, sontak aku bangkit melompat putar arah.
"Siapa itu!" teriakku histeris membuat para siswa dan siswi menatap wajahku tajam, ruang yang bising dan ditimpali sebuah kegaduhan tiba-tiba menjadi hening, membuat diriku malu telah berbuat sangat konyol.
"Mir! Loe, kenapa sih, dari tadi gue perhatiin seperti orang lagi ketakutan gitu. Gelisah mulu deh, nggak bisa tenang sama sekali," omel Megan membuatku menyadari telah berpikir terlalu horor atau memang ada hantu di sekitar ruang sekolah.
Otak tak lagi berpikir jernih akan kedatangan makhluk gaib yang tiba-tiba hinggap seperti angin, lalu pergi sesuka hatinya saja.
Belpun berbunyi tak lama setelah kami mengerjakan soal, kala itu langkah kaki berjalan menyeret lantai tuk duduk sejenak di teras luar lantai dua gedung sekolah. Lampu mati sontak meredupkan ruang kelas, aku berlari dan membanting tubuh ini. Tanpa ada yang menemani karena para sahabat sepertinya juga sudah pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka, kedua bola mata melirik ke arah bawah keramik yang mengkilap karena baru saja di pel.
Hal konyol itu aku alami sejak beberapa hari belakang ini, sebelumnya aku merasa biasa saja tanpa sebuah keanehan. Mungkin karena diriku terlalu suka menonton film horor hingga larut malam, sehingga sampai terbawa ke dalam dunia nyata. Kupandang mengarah depan pohon randu yang sangat tinggi, dedaunan bergoyang sangat aneh seperti telah diterpa badai kencang tapi, suasana sangat panas dengan terik matahari menyinari bumi semesta tanpa mendung menyeret angin. Aku bangkit dari tempat duduk dan berjalan dua langkah ke depan, memperhatikan secara seksama akan sebuah pemandangan ganjal telah aku saksikan saat ini.
Tengah serius memperhatikan tiba-tiba;
"Dor!"
"Allah huakbar, Megan. Loe, ngagetin gue aja deh. Syukur jantung gue nggak copot!" omelku sangat ketakutan dan tubuh gemetar hebat.
"Ya, ellah, gitu aja udah takut. Biasa juga nggak lebay banget," sosor Cindy memotong pembicaraan kali ini.
Kami duduk berempat di kursi dengan raut wajahku yang seperti tengah diteror sesuatu, perasaan nggak bisa tenang setelah bertubi-tubi melihat akan makhluk yang memang tak pernah aku lihat seumur hidup ini.
"Mir, Loe, kayaknya kurang sehat deh. Dari tadi gue perhatiin seperti orang ketakutan gitu tau nggak. Loe, udah periksa belum ke dokter. Barangkali, ada yang lain dari gelagat Loe, itu," cetus Megan seraya menyentuh jidat ini, sepertinya dia sedang mendeteksi suhu badanku melalui jari kanannya.
Sontak, aku menepis tangan itu.
"Apaan sih, Gan. Gue, nggak apa-apa. Mungkin belakangan ini gue, diteror hantu deh. Soalnya nih, ya guys, di rumah gue nggak pernah ada yang namanya setan selama ini. Dan gue baru tadi pagi aja deh, menyaksikan yang seperti itu!" melasku bertubi-tubi membuat mereka kembali berpikir keras.
"Mir, nggak usah bahas hantu dong. Gue, takut banget nih!" celetuk Arumi sebagai siswi paling penakut di antara kami semua.
Ucapan berhenti dan suasana hening kembali menyergap tanpa sepatah kata, aku yang kala itu sedang kebingungan sontak meninggalkan para sahabat dan beranjak dari tempat duduk saat ini.
Barangkali sahabat gue, nggak percaya akan apa yang sudah gue saksikan tadi pagi prihal hantu dan teror. Mungkin gue akan menahan perkataan seputar makhluk halus pada mereka, bisa-bisa entar gue dianggap gila oleh mereka.
Aku langsung memasuki toilet sekolah untuk mencuci muka yang terlihat takut dan pucat, ketika aku bercermin tampak jelas dari belakang tubuh seorang wanita berambut panjang dengan pakaian yang sudah kusam muncul ke arah wajahku, tanpa bisa menjerit lagi aku hanya menunjuk penampakan itu dari balik cermin.
"I-itu, han-hantu ...,"
Aku berteriak sekuat tenaga dan mendobrak pintu toilet. Berlari dan terus berlari kencang untuk kembali menuju ruang kelas, perasaan kembali nggak karuan setelah melihat sosok mengerikan dari balik cermin toilet tersebut. Napas ngos-ngosan dan aku langsung membereskan rambut yang telah rusak karena tadi tak sempat untuk menyisir.
"Mir, Loe kenapa?" tanya Megan bernada sedikit berbisik.
Aku hanya menggelengkan kepala saja seraya mengambil buku tulis tuk mengikuti pelajaran selanjutnya, dalam hati ini sudah menerka bahwa ya, itu benar hantu.
Tanpa menoleh ke arah kanan dan kiri tubuh duduk menatap papan tulis saja, batin berkata bahwa sedang ada yang memperhatikan dari balik jendela menatap ke arahku saat ini. Tetapi aku menganggap bahwa semua penampakan itu adalah ilusi saja untuk mengganggu tingkat kejiwaan yang ada dalam diriku agar senantiasa melupakan kebesaran Tuhan.
Mir, sisir rambut saya ..., Mir, rambut saya berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAFIR
HorrorRank 1 Pucat - 15 April 2021 Rank 1 Hening - 17 April 2021 Rank 1 Redaksisalam - 18 April 2021 Rank 1 SalamPedia - 19 April 2021 Rank 1 KAFIR - 19 April 2021 Rank 4 Kelas - 19 April 2021 Rank 1 Pentagram - 28 April 2021 Bu guru POV "Baik anak-anak...