Maaf ya yang udah setia menunggu. Aku ucapin terimakasih banyak buat kalian🙏
Selamat membaca❤❤❤Sunyi, sepi terjebak dalam sudut ruang gelap ini
Bagaikan hewan terkucilkan yang menjilati lukanya seorang diriSemilir angin menerbangkan anak rambut Leyra, sinar kemerahan senja perlahan tenggelam tergantikan kegelapan. Meskipun begitu Leyra belum juga berniat turun dari balkon sekolahnya yang sudah sepi.
Kalau dipikir-pikir sudah tiga minggu sejak kejadian naas itu. Secepat itu semua berubah, kini tidak ada Leon dan kawan-kawannya yang tersenyum ramah atau sekedar bertegur sapa. Tidak ada lagi si Leyra yang mengayuh sepeda di pagi hari dengan riang bertemankan setumpuk loyang dagangannya diboncengan. Juga tidak ada lagi sie kewirausahaan yang berjualan kue hasil karya tangan Leyra. Teringat seminggu lalu ..
Flashback
Bel pulang sudah berbunyi sejak 20 menit lalu, Leyra tampak tepat di depan ruang osis menunggu sie kewirausahaan yang biasa membagi laba dengan hasil jualannya. Dari jauh terlihat Susri yang menghampirinya dengan langkah cepat seakan diburu waktu. Leyra hanya tersenyum tipis menunggu kedatangannya.
"Sus-".
Perkataan Leyra langsung terpotong oleh lemparan plastik yang berisi kue jualannya, " Lo kalau udah nggak niat jual tuh bilang. Jangan bikin malu gue!" kecamnya sambil menunjuk-nunjuk Leyra seakan sangat gemas ingin memukulnya.
"Maaf ada ap-"
"Woy Sada, kesini lo. Ceritain ke nih cewek. Capek gue!" teriaknya yang semakin mengecil karena sudah terhalang pintu ruang OSIS.
"Gini aja deh, mulai besuk gak usah nitip jualan lagi. Okay? Asal lo tau tadi kita tuh di ejek sama anak bahasa katanya kue lo tu basi. Udah gitu kue lo dilemparin kayak gini nih". Ucapnya dengan menirukan melempar kue ke seragam Leyra.
" Udah kan, tau sekarang kalau wajar Susri sekesel itu?"Lanjutnya sambil menyodorkan uang hasil jualan, "Kurang baik apa coba gue? Udah ini sama sekali nggak gue potong hasil jualannya, mulai sekarang pergi jauh-jauh dari sini, Okay?"
" Makasih kak, maaf atas yang udah kejadian. Leyra sama sekali nggak punya maksud buruk." Sahut Leyra yang sama sekali tidak didengarkan Sada yang melewatinya entah sengaja atau tidak menyenggolnya sampai terantuk dinding samping yang terhubung ruang Paskibra.
Flashback off
Perlahan Leyra melangkahkan kaki menjauhi undakan tangga yang menghubungkannya dengan lantai bawah. Sorot matanya yang sekarang sungguh redup, punggung ringkih itu seakan akan roboh terhempas angin jika kedua kaki kurusnya tidak memaksakan untuk tetap teguh dan kuat menopangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
Teen Fictiontentang perasaan yang selalu tersakiti tentang cinta yang sulit untuk tak saling melukai dan tentang kepedulian yang membuatku selalu menjadi bayangan