Part 8

721 69 4
                                    

Leyra memegangi pipi kanannya yang memerah lebam bekas tamparan Elina.

"Kamu itu anak ga tau diri ya, udah untung kamu dulu ga jadi aku buang ke panti asuhan. Aku rawat kamu dari kecil sampai sekarang. Tapi apa balasan kamu? Pulang malam, keluyuran kagak jelas. Malu-maluin aja." Bentak Elina tanpa menunggu penjelasan dari Leyra.

Bentakan Elina begitu menyakiti hati Leyra. Leyra teringat dulu sewaktu dia kelas 6 SD hampir saja dia di taruh di panti asuhan. Leyra tidak tau hal apa yang membuat mamanya mengurungkan niatnya. Tetapi saat hal ini di ungkit kembali ia merasa sakit hati karena kehadirannya seperti tidak pernah di harapkan. Leyra menangis terisak mengingat semua ini.

"Ada apa ini El? Ribut-ribut aja, malu didengar tetangga." tanya pamannya Leyra yang baru saja pulang dari kerja dengan kesal.

" Biasa, anak ini selalu buat ulah." jawab Elina sambil masih mengatur emosinya.

"Leyra minta maaf tadi-"belum sempat Leyra melanjutkan ucapannya, ia sudah diseret dengan kasar oleh pamannya.

" Mulai malam ini kamu tidur di gudang, angkat semua barang kamu dikamar trus pindahin ke gudang. Sekali lagi kamu buat ulah, aku usir kamu dari rumahku." ucap paman dengan kasar. Setelah mendorong Leyra masuk kamar lalu ia berlalu pergi.

Leyra mengusap air matanya dan segera mengemasi barang-barangnya. Baginya dengan menangis akan membuat ia terlihat lemah dimata orang lain. Meskipun dengan menangis pulalah akan mengurangi sedikit beban di hatinya. Percuma juga dia membantah ujung-ujungnya dia akan disalahkan jadi dia hanya bisa diam dan menuruti apa yang diperintahkan untuknya.

Setelah selesai menata seadanya barang-barangnya di gudang, Leyra segera mandi dan berganti pakaian yang sebelumnya ia masih menggunakan seragam sekolah.

Leyra menengok jam yang sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Dia belum makan dari siang tadi, perutnya terasa sangat lapar karena tadi pagi ia hanya membawa bekal yang sedikit sehingga sudah habis di buat sarapan di sekolah.

Leyra memeriksa tasnya, tadi siang saat mengambil dagangan kuenya dari kantin masih tersisa dua buah kue. Sambil memakannya Leyra mengistirahatkan dirinya. Jantungnya terasa berdebar dan sakit seperti di tekan, mungkin karena ia terlalu memaksakan diri untuk memeras tenaganya.

Leyra mencoba menenangkan dirinya dan mengambil air minum. Rumah tampak sepi semua penghuninya pasti sudah tidur.

Setelah kembali ke kamarnya yang baru, Leyra merenungkan kejadian yang terjadi hari ini dan berencana besuk sepulang sekolah dia harus menjenguk Leon meskipun hanya sebentar. Bagaimanapun juga Leon di titipkan ke dia. Tanpa sadar Leyra terlelap.

_______________

Di Rumah Sakit

Leon sudah sadar dan melihat sekelilingnya. Dia segera memahami kalau berada di rumah sakit. Leon ingin mengambil air putih yang disediakan di meja sebelah tempat tidurnya karena tenggorokannya terasa sangat kering. Tetapi ketika dia menggerakkan tangan kanannya segera saja dia mengerang pelan menahan kesakitan. Ketika dia menoleh untuk melihat keadaan tangannya, Leon baru menyadari kalau tulang lengan kanannya patah dan di gips tebal. Sekelebat ingatan sebelum ia kecelakaan muncul.

Flashback on

Setelah pulang dari sekolah Leon segera mandi dan mengganti bajunya kemudian rebahan di sofa apartemenya sambil memainkan handphonenya. Karena tidak ada kegiatan dia iseng membuka grup chat yang berisi teman-teman tengilnya yang baru saja dia dimasukkan di grup tersebut.

Grup Cowok Kece

Renotamvanable  mengganti nama grup menjadi Grup Cuowok Tamvan

Renotamvanable : Nama grupnya kurang cetar membahana jadi gue ganti. Baguskan 😎😎😎

Barabere : Jijik banget njing🤮

Geo : Alay banget sih

Renotamvanable : Bagus kali lebih cetar dari nama sebelumnya

Renotamvanable : Lo aja kali yang kudet

Read

Renotamvanable : Woy jangan dikacangin

Read

Renotamvanable : Ngopi yuk guys. Kemarin gue liat ada kafe baru kayaknya kopi disana enak.

Read

Renotamvanable : Gue traktir deh sama makannya juga

Barabere : Ayok kirimin alamat kafenya gue kesana sekarang

Geo : Oke Gue kesana sekarang. Btw Leon ikut kan?

Renotamvanable : Yee.. giliran traktiran pada langsung gercep balesnya dasar temen somplak.

Leonel : Ok. Gue ikut

Setelah Reno mengirimi alamat tempat kafenya. Dia segera memakai jaket hitamnya lalu mengambil kunci motornya.

Saat akan mengeluarkan motornya dari parkiran Leon mendapatkan telpon dari papanya. Papanya memarahi Leon karena tadi si sekolah barunya dia membolos saat jam ke 4.

Leon sangat kesal giliran baiknya orang tuanya ga pernah menoleh kearahnya, giliran jeleknya dia selalu dicaci maki. Sedangkan yang mereka tatap bangga, kagum, dan baik selalu Larisa, adiknya.

Ditengah jalan hujan mulai turun. Karena pikiran Leon yang sedang semrawut dan cara mengendarai motornya yang ugal-ugalan macam banteng kesurupan, motornya terpeleset ke pinggir jalan saat mau menyalip bus.

CKIITTTT....

BRUUKKKKK..

Sayup-sayup dia melihat seorang cewek yang menghampirinya. Meskipun terlihat buram ia masih sedikit familiar dengan wajahnya. Kemudian ketika orang orang mulai mengerumuninya, pandangannya mulai menggelap kemudian ia jatuh pada ketidaksadaran.

Flashback of

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang