Part 4

1K 96 2
                                    

Hai guys, hari ini aku updatenya lebih panjang dari pada biasa. Jangan lupa vote dan komennya ya. Selamat membaca... ❤❤❤

Matahari sudah mulai condong ke arah barat. Angin sore memainkan dengan lembut rambut Leyra yang basah oleh keringat. Dari pagi sampai sore, koran yang di jualnya laku lumayan banyak.

Ia bersiap pulang setelah memberikan setoran uang. Laba yang ia dapat selalu dia bagi dua, untuk diberikan kepada mamanya dan sisanya ia sisihkan untuk ditabung.
Sebenarnya Leyra ingin menggunakan tabungan itu untuk berobat tetapi selalu saja ada kebutuhan mendesak yang harus didahulukan.

Seperti tahun lalu ia gunakan untuk membeli HP, bukannya karena gengsi untuk memiliki HP yang hanya bisa di buat untuk menelpon dan mengirim pesan saja tetapi guru di SMAnya menganjurkan untuk mempunyai laptop atau HP Android guna mempermudah proses belajar mengajar. Seperti halnya mengirim tugas lewat email atau Google Classroom.

Hal inilah yang membuat Leyra harus berusaha keras mengumpulkan uang untuk membeli HP karena jika keseringan ke warnet yang memakan waktu lama untuk sampai kesana, Leyra akan dimarahi oleh mamanya. Ia akan disangka kelayapan dan malas mengerjakan pekerjaan rumah.

"Assalamu'alaikum. Mah...Kak... Leyra pulang." ucap Leyra ketika sampai di teras rumah sambil meraih tangan mamanya untuk dicium.

"Sana-sana pergi ga usah salaman! Tangan kamu kotor dari luar kumannya banyak nanti bawa penyakit lagi." ucap Elina dengan sinis tanpa mengacuhkan Leyra dan mulai melanjutkan obrolannya dengan Leona.

"Apa rencana kamu buat rayain ulang tahun bulan depan Na? Harus dipersiapin jauh-jauh hari tu. Mama udah siapin desain buat gaun sama kue kamu.Kemarin mama diundang di pesta ulang tahun temen mama arisan trus mama kepikiran deh sama ulang tahun kamu" kata Elina dengan bersemangat. Ia memperlihatkan beberapa gambarannya untuk ulang tahun Leona.

"Bagus ma! Kalau aku lebih suka gaun yang ini Lebih simpel tapi elegan. Boleh kan ma kalau aku undang teman-teman sekolah aku?" tanya Leona menunjuk salah satu desain gaun dengan mata berbinar.

"Boleh dong, undang temen kamu. Anak mama harus tampil cantik." jawab Elina sambil mencubit pipi Leona dengan gemas.

"Tapi ma bagaimana dengan uangnya?" tanya Leina dengan sedih

"Ga usah di pikirin. Tenang saja mama udah persiapkan semua." ucap Elina memberikan senyum menenangkan ke putrinya.

Padahal uang yang ia pakai untuk merayakan ulang tahun putri sulungnya adalah uang hasil kerja keras Leyra yang rela panas-panasan jualan koran ataupun yang rela bangun pagi demi membuat kue untuk ia titipkan di kantin sekolah.

Tanpa sadar Leyra masih berada diambang pintu dan mendengarkan semuanya. Hatinya terasa sakit, ia tidak iri dengan apa yang di berikan oleh mamanya kepada kakaknya tetapi minggu kemarin ia ulang tahun juga. Jangankan utuk membuat kue, mengucapkan selamat ulang tahun saja tidak.

Sejak dulu ulang tahunnya memang tidak pernah ada yang merayakan, mengucapkan ataupun dirayakan. Leyra tidak mempunyai orang tua yang menyayanginya, kakaknya acuh padanya dan juga saudara serta teman yang selalu mengoloknya. Tak terasa pipinya basah oleh air mata.

"Ngapain kamu masih disitu. Bukannya beres-beres terus mandi malah bengong aja. Budek ya tadi udah di suruh pergi." ucap Elina dengan kasar.

"iya ma. Aku masuk dulu." Jawabnya dengan patuh

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang