Part 10

672 63 5
                                    

Terimakasih sudah membaca ceritaku.🙏☺
Selamat membaca ❤❤

Leonel pov~

Hari ini luka gue sudah tidak sesakit semalam, mungkin karena obat yang gue konsumsi tadi pagi atau karena gue sudah terbiasa dengan keadaan tubuh gue. Ponsel, dompet dan barang yang gue pakai saat kecelakaan sudah di berikan oleh suster yang memberikan perawatan tadi pagi, termasuk informasi mengenai siapa yang mengantar gue ke rumah sakit juga di beritahukan olehnya.

Huft.. gue pusing mikirin siapa sih itu cewek? Gue memang samar-samar mengingat wajahnya sebelum kehilangan kesadaran, tetapi ingatan itu terasa buram dan wajahnya hanya sedikit familiar namun aku tetap tidak mengenalinya.

"Assalamu'alaikum." ucap Leyra sambil membuka pintu, menyadarkan Leon dari lamunannya.

Ucapan salam dari Leyra tidak mendapatkan jawaban tetapi hanya mendapatkan tatapannya heran dari pemiliknya.

"Ngapain lo kesini?" tanya Leon sambil mengangkat alisnya. Meskipun berandal begini, ingatan Leon cukup tajam. Dia masih mengingatnya kalo cewek ini adalah cewek cupu yang kemarin dia dorong karena ga sengaja menabraknya.

"Aku kesini mau menjenguk kamu. Alhamdulillah kamu sudah sadar, kemarin keadaan kamu sangat mengkhawatirkan jadi aku minta maaf karena meminjam ponselmu untuk menghubungi keluargamu." jelas Leyra panjang lebar

"Dasar lancang!!! Ga usah sok akrab lo cupu!!" hardik Leon dengan kasar tanpa sedikitpun ucapan terimakasih

"Aku minta maaf kalau aku lancang pegang ponselmu. Tetapi orang tuamu harus di hubungi supaya tau keadaanmu Leon.."

"Buat apa? Toh mereka sekarang dimana? Ga ada kan? Memberitahukan ke mereka bener-bener ga guna tau nggak!!" ucap Leon dengan senyum getir yang tersungging di bibirnya.

Sepertinya Leyra bisa memahami keadaan seperti apa yang dihadapi Leon. Dari yang ia dengar kemarin dan perkataan Leon barusan, Leyra bisa menyimpulkan suatu hal. Keadaan Leon hampir sama dengan yang dia alami, tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarga bedanya dia di berikan semua fasilitas yang dia inginkan dan harta yang berlimpah. Leyra paham jika harta sama sekali tidak menutup kepedihan yang di rasakan olehnya. Sorot matanya yang rapuh hampir sama dengannya meskipun Leon menutupinya rapi dengan pembawaan sikapnya yang ketus dan kasar. Leyra dapat melihat dan memahaminya karena ia juga mengalaminya.

"Aku memang tidak mengenalmu dekat dan aku merasa tidak berhak menasehati ataupun ikut campur urusan keluargamu Leon. Tetapi dari suara mamamu kemarin sebenarnya beliau masih memiliki kepedulian kepadamu meskipun itu hanya sedikit. Kepeduliannya hanya tertutup kesedihan dan kekhawatirannya kepada adikmu." kata Leyra setelah hening cukup lama.

"Lo sama sekali ga ngerti perasaan gue. Udah ga usah banyak omong. Lo kemarin kan yang bawa gue kerumah sakit? Lo minta uang berapa? Biar gue kasih, sebutin aja harganya!! Setelah itu lo bisa pergi."

"Aku ga minta sepeserpun uang darimu Leon. Aku menolongmu dengan ikhlas, tid-" ucapan Leyra terpotong dengan decakan sinis dari Leon

"Bullshit!! Jaman gini ga butuh duit? Cuma modal ikhlas? ga percaya gue."

" Terserah apa kata kamu Leon tapi bagiku uang tidak bisa membeli segalanya, termasuk kasih sayang dari orang tuamu." Sebelum Leon memotong lagi ucapannya, Leyra melanjutkan "Jika kamu pikir aku tidak mengerti perasaanmu, kamu salah karena aku sudah mengalaminya juga. Aku harap kamu memiliki akhir yang lebih baik dariku. Maaf kalau aku terlalu banyak bicara, kalau kamu butuh sesuatu kamu bisa hubungi atau minta langsung ke aku aku akan berusaha membantu. Nomor ponselku sudah aku selipkan di belakang chasing ponselmu. Aku pulang dulu Leon, Semoga cepat sembuh. Maaf aku ga bawain apa-apa. Assalamu'alaikum." ucap Leyra dengan tersenyum dan berlalu pergi.

Setelah Leyra menutup pintu. Ruangan kembali hening seperti sebelumnya. Tidak ada sahutan atau sepatah katapun yang terucap dari bibir Leon. Dia bisa merasakan perkataan Leyra terdengar tulus dan tidak di buat-buat. Pandangan matanya yang menerawang dan nada bicaranya seakan dia merasakan kepedihan lebih dari yang dia rasakan. Bahkan Leon bisa menangkap sedikit keputusasaan dari matanya. Apa benar dia tulus membantuku? Apa benar dia mengalami sesuatu yang lebih buruk dariku? Apa yang terjadi padanya? Apa aku terlalu kasar kepadanya?

Sebelumnya Leon sama sekali belum pernah merasakan hal seperti ini. Dia selalu cuek dan menganggap semua orang sama seperti orang tuanya. Bahkan teman-temannya dulu ga akan mau dekat dengannya kalau dia ga ada harta banyak yang bisa di manfaatkan. Cewek-ceweknya yang pernah berkencan dengannya juga selalu matre, mereka memandangnya juga karena harta. Sampai sekarang dia belum pernah menemukan satu orangpun yang berkata setulus itu.

Leyra pov~

Ketika Leyra memikirkannya ulang, Kenapa dia bisa bicara seperti itu? Apa dia terlalu emosional melihat Leon mengalami hal yang sama? Atau dia tidak bisa mengontrol emosinya karena setelah mendengar penjelasan dari dokter? Kata-kata dari dokter saat dia berobat selalu terngiang-ngiang di telinganya. Apa tidak ada jalan keluarnya? Apa dia tidak akan bertahan?

Emosinya benar-benar terkuras, pikirannya bercabang ke banyak hal. Leyra terduduk di bangku taman rumah sakit. Pikirannya begitu buntu jika memikirkan bagaimana cara dia membiayai perawatannya ataupun menemukan pendonor untuk jantungnya. Terasa sangat mustahil dengan keadaannya yang sekarang.

Flashback on

"Jantung manusia terbagi menjadi 4 ruang, 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik), masing-masing di sisi kanan dan kiri. Atrium kanan berfungsi menerima darah kotor dari seluruh tubuh. Darah yang masuk ke atrium kanan akan dipompa ke ventrikel kanan, kemudian ke paru-paru. Tetapi kamu mengalami 'Tetralogy of Fallot', yang terjadi saat ada kombinasi empat penyakit jantung bawaan saat lahir, seperti defek septum dan stenosis (penyempitan) katup paru-paru. Defek septum pada ventrikel atau atrium ini terjadi saat ada lubang di dinding bilik atau atrium jantung. Dan keadaan mu saat ini semakin parah. Saran saya segera lakukan operasi dan temukan pendonor yang tepat sesegera mungkin."

"Apa ada medode lain selain operasi dok?"

"Seharusnya jika belum separah ini, Kateterisasi Jantung dapat dilakukan. Kateter (selang tipis dan lentur) dimasukkan melalui pembuluh darah di tungkai pasien menuju jantung dengan bantuan teknologi pemindaian gambar (Rontgen, CT scan). Tetapi saat ini metode itu sudah tidak dapat di lakukan lagi. Satu-satunya yang dapat kita lakukan adalah operasi dan transplantasi jantung."

Flashback of

Bagaimana dia bisa mempunyai uang sebanyak itu?Harapannya hampir hilang. Ia seperti berjalan diatas es yang tipis. Dia harus menahan rasa dingin yang menusuk tajam dikakinya selain itu dia tidak bisa mengurangi kewaspadaannya untuk tidak berhati-hati karena jika kewaspadaannya terlewat sedetikpun bayangan dia akan terjatuh selalu menghantuinya.

Tanpa sadar Leyra sudah berfikir cukup lama. Dia harus segera pulang jika tidak ingin mengulang kejadian kemarin. Leyra beranjak dari tempat duduknya dan mengusap pipinya yang tanpa dia sadari air matanya perlahan turun.

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang