Terimakasih telah membaca ceritaku😊🙏
Selamat membaca ya❤❤❤Dugg..
Sesaat kepala Leyra terasa pening dan punggungnya sedikit bergetar kesakitan akibat terhantam ke dinding. Tangan orang yang tadinya menarik rambutnya semakin ditekan kebawah menyebabkan Leyra tidak bisa menahan ringisannya dan terduduk dengan paksa.
Ingin sekali Leyra meraih rambutnya untuk mengurangi tarikan kuat dirambutnya yang seakan kulit kepalanya ikut menjerit mau terkelupas tetapi mau bagaimana lagi jika kedua tangannya di pegangi oleh Vita. Ya, memang lagi-lagi Resti dan para antek-anteknya yang membully.
Jika kalian tanya kenapa tidak ada sedikitpun yang iba melihatnya diperlakukan seperti ini? Jawabannya adalah selain tidak ada satupun siswa yang peduli terhadapnya, ia saat ini berada di kelas tertutup yang hanya di huni oleh Resti dengan gengnya dan tentu saja ada Leyra yang menjadi sasaran bully menyebabkan guru pun tidak tau keberadaannya.
"Ngapain lo godain calon cowok gue?" gertak Resti terus mengeratkan jambakannya supaya tidak ada kesempatan bagi Leyra untuk menunduk. Sudah menjadi rahasia umum jika Resti menyukai si anak baru, teman sekelasnya itu.
"Aku.. sama sekali gak nggoda mereka Res. A-aku cuma Arghhh.." Kalimat Leyra terpotong oleh teriakannya karena tangan Leyra yang hendak terangkat untuk menghentikan tarikan Resti segera di pegang erat oleh Vita dan di satukan dengan tali dari dasi kebelakang tubuhnya sehingga tergencet oleh dirinya sendiri.
"Berisik tau nggak? Lo pasti sengaja nggodain mereka kan?" tekan Vita
"Bener tuh Vit, pasti biar famous ha..ha..ha.." celetuk Meylani yang akhiri dengan tawanya.
"Apa bener biar famous? Si cupu bermimpi pengen jadi bidadari guys." ucapan Resti yang langsung disoraki tawa oleh teman-temannya.
"Gak nyadar diri banget." ucap Anggun pedas dari tempat duduknya.
Memang sedari tadi hanya Resti dan Vita yang main fisik dengan Leyra sedangkan Meylani duduk di kursi yang ia ambil dari bangku yang paling depan dan Anggun yang duduk di atas bangku tepat disebelah Meylani.
Mereka menganggap Vita saja sudah cukup untuk menekan Leyra yang lemah karena diantara gengnya Resti, Vita lah yang paling tomboy dan memiliki kekuatan yang lebih dari mereka semua."Udah yuk Res, gue laper banget." ujar Meylani sambil menepuk-nepuk perutnya
"Yaelah.. Mel, makan terus badan lo gedein sampai seberapa." balas Vita sambil melirik Meylani yang mengerucutkan bibirnya karena merasa terhina. Badannya Meylani memang sedikit lebih gemuk daripada temannya apalagi dibandingkan dengan badan Vita atau Anggun yang layaknya gitar Spanyol.
"Caya..caya.. yang bodynya bagus." ucap Meylani sambil memutar kedua bola matanya malas.
"Awas aja ya sampai lo deketin mereka lagi. Gue bikin hidup lo kayak neraka di sekolah ini." ancam Resti menyentak tangannya dengan kasar sampai kepala Leyra tertoleh kesamping sambil beranjak dari duduknya yang kemudian diikuti teman-temannya.
"Denger ya, lo itu nyadar diri. Apa perlu gue beliin kaca? Cihh.." kecam Anggun dengan sinisnya sebelum menyusul teman-temannya yang sekarang sudah hilang dibalik pintu. Anggun sempat menginjak kaki Leyra sebelum melewatinya.
Sebenarnya Leyra tidak terlalu jelek jika di perhatikan baik-baik, kulitnya putih pucat, hidungnya tidak terlalu mancung dan sangat cocok dengan wajahnya yang mungil, bibirnya tipis merah muda tanpa di poles oleh make up sedikitpun, dan juga matanya yang panjang dan sempit sebenarnya tidak memperlihatkan kalau itu cacat tetapi justru terlihat cukup menawan jika dipadankan dengan kulitnya yang putih pucat. Namun kepercayaan dirinya telah digerogoti sejak kecil, menjadikan dirinya selalu mendengarkan dan semakin memperoleh luka dari ejekan mereka yang mengatakan dirinya cupu, jelek, cacat dan sebagainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
Teen Fictiontentang perasaan yang selalu tersakiti tentang cinta yang sulit untuk tak saling melukai dan tentang kepedulian yang membuatku selalu menjadi bayangan