Part 15

550 46 0
                                    

Terimakasih telah membaca cerita aku☺🙏
Selamat Membaca❤❤❤


Kantin di SMA Garudha Sakti ini memang terbilang cukup luas jika dibandingkan dengan kantin di sekolah lainnya. Terbukti ada 12 tempat jualan berjejeran yang menjual beranekaragam makanan dan minuman, itupun belum termasuk kopsis yang letaknya disebelah kiri gedung kelas XII.

Leyra segera menuju ke tempat yang menjual berbagai macam jus di sisi paling kanan kantin. Ia  memang sudah terlalu sering diperlakukan layaknya babu bagi Resti dan gengnya, jadi tanpa diberitahu apa yang mereka pesan Leyra sudah hafal diluar kepala.

Ditengah antrian Leyra sedikit mengernyit, rahangnya terasa sakit mungkin keesokan hari akan menimbulkan lebam ditambah ada sedikit luka cakar dipipinya. Leyra membenahi letak rambutnya supaya dapat menutupi luka cakar bekas kuku dari Resti.

"Pesan jus mangganya 4 ya bu."pesan Leyra

"Iya neng ditunggu bentar ya."ucap ibu kantin dengan ramah

"iya bu."

Tak lama kemudian jus yang dipesan oleh Leyra sudah selesai dibuatkan. Iapun segera memberikan uang sepuluh ribuan tiga lembar yang diberikan kembalin oleh ibu kantin 3 ribu rupiah. Kemudian Leyra segera mengantar pesanan Resti dan teman-temannya ketempat duduknya. Ia sedikit kesulitan menemukan tempat duduk mereka yang berada di tengah-tengah.

"Ini minuman dan kembaliannya, sekarang aku kekelas dulu ya." ujar Leyra sambil menaruh minumannya di meja dan memberikan uang kembalian.

"Ya udah, sono udah gak guna lagi." usir Meylani, sementara semua teman-temannya acuh tak peduli.

Leyra berfikir, apa sebaiknya sekarang saja menemui Bara untuk memberitahu keputusannya? Mumpung Resti dan gengnya tidak berada dikelas. Tetapi belum tentu juga Bara dan teman-temannya dikelas, lagipula kurang 5 menit lagi pelajaran akan dimulai. Leyra memutuskan untuk langsung kekelasnya dulu saja dan menemui Bara sewaktu istirahat pertama karena di istirahat yang kedua selalu ia pergunakan untuk sholat Dzuhur dan sisa waktunya biasa ia gunakan untuk makan siang.

Tetapi kemungkinan hari ini ia harus menahan lapar sampai sore karena bekalnya tertinggal.

Pelajaran pertama telah dimulai, Leyra sangat fokus mendengarkan perjelasan bu Darmiati mengenai Matriks. Disaat yang lain begitu bosan mendengarkan penjelasan dari mata pelajaran Matematika ini tetapi tetap memaksa matanya untuk terbuka karena takut kepada bu Darmiati yang termasuk guru paling killer di sekolah ini, Leyra tetap bersemangat mencatat atau mengacungkan jari untuk menjawab atau sekedar bertanya mulai dari determinan, invers bahkan sampai integral. Matematika memang merupakan salah satu mata pelajaran yang disukai Leyra.

Tiga jam mata pelajaran akan segera selesai, sebentar lagi bel istirahat pertama akan berbunyi. Bu Darmiati memberikan beberapa tugas pekerjaan rumah, harapannya murid-muridnya meskipun malas belajar setidaknya tetap mengerti materi yang diajarkan dengan mengerjakan pekerjaan rumah yang telah beliau berikan. Tugasnya selalu hanya 3 sampai 5 soal saja tetapi ada tambahan 10 soal yang harus dibuat dan dijawab juga oleh muridnya sendiri supaya setiap siswa memiliki soal yang berbeda-beda dan tidak contekan.

Kenyataannya hampir 36 siswa yang ada dikelas selalu menyuruh Leyra untuk mengerjakan tugas-tugas itu sendiri. Sekalipun ada satu dua siswa yang mengerjakan tugasnya sendiri, pasti mendekati dikumpulkan tugasnya mereka menyuruh Leyra memeriksanya dan menjelaskan jika ada yang salah. Sebenarnya Leyra suka-suka saja membantu mereka toh dia akan lebih rajin belajar, tetapi dari sekian banyak tugas hal itu benar-benar membuat Leyra merasa lelah dan penat.

Ting... Tong...

Ting... Tong...

Ting... Tong...

The third lesson is over, it's time for the first break~

Tak terasa sudah waktunya istirahat pertama. Leyra segera membereskan catatan dan menyelesaikan tugasnya selain 10 soal yang harus dibuat sendiri secepat mungkin. Setelah Ia yakin dengan tugasnya selesai dengan baik dan menelitinya, Ia bergegas keluar kelas menuju kelasnya Bara karena takutnya Bara tidak berada di kelas jika bel istirahat sudah berlangsung lama berbunyi. Ngomong-ngomong Leon juga sudah mulai sekolah meskipun tangannya masih dibebat tebal, mungkin jika di apartemen dia akan merasa kesepian jadi lebih baik kesekolah dan kumpul bersama teman-temannya.

Sesampainya dikelas mereka, Leyra melihat Leon, Bara dan Reno keluar kelas juga ada Geo yang tampaknya baru saja sampai menghampiri mereka.

"Eh.. ada Leyra, ada apa Ley? Mau nyari abang Leon ya?" goda Reno dengan wajah tengilnya.

"Ma-maaf, a-aku cuma mau ngasih tau Bara ka-kalau.. aku terima tawarannya untuk setor jualan aku sie KWU OSIS aja." ucap Leyra sedikit terbata karena mereka posisinya berada di sekolah terlebih lagi mereka adalah anak populer sedangkan ia hanya anak cupu yang sering diejek sana-sini.

"Oke, sip kalau gitu. Ntar langsung gue omongin sebabis rapat, kebetulan hari ini ada rapat OSIS sepulang sekolah." ucap Bara

" Ye.. sok penting lo, Bar." ujar Reno sambil menoyor kepala Bara seenaknya.

"Apaan si lo, gue kan emang penting." balas Bara sambil membalas menoyor kepala Reno.

"Besok pagi langsung aja lo bawa jualan lo ke OSIS pasti ada yang jaga piket disana." ucap Geo menambahkan tanpa memperdulikan cekcok antara Bara dan Reno, sedangkan Leon hanya terdiam dan menatap tajam Leyra yang tampak kikuk didepan teman-temannya.

"I-iya, makasih ya Bara, Geo." ucap Leyra sambil tersenyum.

"Kok gue nggak di sebut?" tuding Reno tiba-tiba dengan berlagak kesal.

"Ma-af, iya Reno ju-juga makasih." kata Leyra sedikit tergagap karena sedikit kaget.

"Lo itu gak ada partisipasinya jadi gak usah ngarep. Dasar!" ejek Bara sambil menempleng pundak Reno keras.

"Sakit njing." gerutu Reno.

"Btw gue sama yang lainnya mau kekantin, lo mau ikutan Ley? Lumayan makan bareng abang-abang ganteng, ya nggak? ucap Bara sambil mengedipkan sebelah matanya yang membuat Reno pasang muka mau muntah.

"Berisik, cepetan!" Ucap Leon dengan muka datarnya sambil mulai berjalan pergi.

"A-aku gak ikut Bar, terimakasih. Soalnya aku mau keperpus cari buku."

"Ya udah gue duluan ya. Lo santai aja ngomong nya sama gue dan temen-temen gue, kita semua anggap semua orang sama." ucap Bara yang kemudian disusul decakan sebal karena ditinggal teman-temannya," WOE.. TUNGGUIN GUE..!! DASAR TEMEN SOMPLAK, CK GAK SETIA KAWAN LOE PADA!!" teriak Bara yang hanya dibalas lambaian tangan dari Reno sedangkan Geo dan Leon sudah jauh didepan, Bara hanya bisa berlari menyusul.

"Ternyata masih ada orang yang nggak anggap aku rendah." gumam Leyra pelan disertai senyum tulusnya.

SREETT..

Tiba-tiba ada yang menarik rambutnya yang terpaksa membuatnya masuk kekelas yang sebelumnya pintunya hanya terbuka setengah.

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang