Maafin banget ya aku lama update dan sekalinya update singkat aja🙏🙏😓
Terimakasih banyak bagi yang tetap setia pantengin cerita aku, seneng banget punya readers kayak kalian☺😊
Selamat membaca ❤❤❤Sore ini jalanan padat seperti biasa. Dapat Leyra lihat setelah keluar dari gerbang dan mendongak ke atas tampak lampu-lampu jembatan dan kendaraan bermotor yang hilir mudik bersorotan.
Posisi sekolah ini, meskipun elit tetapi terletak hanya beberapa meter sebelah kiri dari tanggul sungai dan sekitar dua puluh meter didepan gerbang akan tampak bawah kolong jembatan.
Biasanya akan ada satu atau dua pasang orang yang duduk bawah jembatan sana untuk berpacaran atau sekedar membolos, tetapi saat ini lingkungan sana terlihat sepi.
Leyra berjalan sendiri di tengah sepinya jalanan senja saat ini. Untung saja tidak hujan ataupun gerimis seperti biasa. Leyra menyentuh lukanya dari luar lipatan rok, seketika ia teringat kejadian beberapa saat yang lalu.
Flashback on
"Ini sekolah gede amat sih! Huft.. dari tadi muter-muter tetep gak nemu juga." Ucap seorang cewek yang terdengar sayup-sayup semakin mendekat kearah Leyra yang baru saja membuka pintu kamar mandi.
Di koridor yang sepi ini terlihat siluet seorang cewek yang berjalan mendekatinya. Tampaknya ia kebingungan mencari sesuatu, jadi Leyra memutuskan untuk menunggu sampai di dekatnya barangkali ia bisa membantu.
"Permisi, mau tanya, lo tau nggak, ruang TU dimana? Heran gue, kenapa kagak nyatu aja sama ruang kepsek. Huh .." tanya si cewek berkulit sawo matang dengan rambut keriting yang sedikit di cat coklat pada bagian bawah rambut.
"Bagian kanan gedung cat hijau itu kak."Sahut Leyra sambil menunjuk ke gedung yang sedikit jauh dari tempatnya berdiri," Apa mau diantar?"Tawar Leyra meskipun kakinya masih sedikit sakit tetapi ia merasa kasihan dengan murid baru ini yang terlihat awam dengan tata letak di sekolahannya.
Leyra sedikit heran karena ucapannya sama sekali tidak mendapatkan sahutan dari anak baru tersebut. Ia menolehkan kepalanya ke arah cewek tersebut, tetapi pandangan cewek itu begitu terpaku ke arahnya dan ada kilatan kebencian yang tidak tersamarkan dari kedua bola matanya.
Tunggu sebentar, sepertinya .. wajah ini begitu sangat akrab dalam ingatannya.
"Nggak usah deh, gue kagak mau jadi orang yang cuma bisa ngrepotin aja." Jawaban ketus tersebut mengakhiri perbincangan mereka. Cewek tersebut berlalu pergi setelah mendorong Leyra sampai terbentur dinding disampingnya.
Flashback off
Sekarang Leyra sudah mengingatnya, "Rika." Ucapnya dengan lirih, hampir tidak terdengar ketika tertiup angin.
Cairan bening mengalir dengan lancar di pipi putih pucatnya. Bagaimana ia bisa melupakannya, saat dia adalah sahabat kecil satu-satunya setelah kematian kedua sahabat lainnya yang jatuh ke sungai sepuluh tahun silam? Bagaimana Leyra bisa melupakannya saat ia mengingat kilatan cemburu dari Rika saat mamanya menyuapinya ketika ia masih teramat kecil? Leyra kecil yang selalu kehilangan kasih sayang dari Elina, bagaimana mungkin bisa berfikir jauh jika ia sudah merebut perhatian dari mama sahabatnya?
Leyra sangat menyesali perbuatannya, ia ingin meminta maaf kepada Rika sejak lama. Tetapi sahabatnya terburu pindah keluar kota mengikuti pekerjaan ayah tirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
Teen Fictiontentang perasaan yang selalu tersakiti tentang cinta yang sulit untuk tak saling melukai dan tentang kepedulian yang membuatku selalu menjadi bayangan