Part 5

892 94 3
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya. Semangati autor nulisnya biar ga ngaret 😅.
Selamat membaca❤❤❤

Tak terasa waktu berlalu dengan begitu cepatnya. Hari ini Leyra sudah masuk sekolah.Ia sudah menyiapkan dua loyang besar kue untuk dititipkan di ibu kantin dan kotak bekal supaya dia tidak mengeluarkan uang buat jajan.

Leyra cukup handal jika urusan memasak karena sedari kecil ia sudah di ajari oleh Erna, bibinya. Hingga sekarang Leyra sudah biasa memasak untuk keluarganya.

Sebelum berangkat sekolah ia sudah menyiapkan nasi goreng dan telur mata sapi yang merupakan makanan favorit dari mamanya.

Di ruang makan, kursi-kursi sudah penuh diduduki oleh Leona yang duduk berdampingan dengan Elina dan kursi yang berhadapan sudah di duduki oleh Erna dan suaminya.

Sebenarnya ada satu kursi lagi yang kosong tetapi sudah di tempati oleh tas kakaknya. Leyra tau jika itu dimaksudkan supaya tidak ia duduki.

Pernah suatu ketika ia menduduki kursi tersebut untuk sarapan bersama mereka tetapi ia di perlakukan seperti kuman yang harus dibasmi.

Flashback on

Setelah menyiapkan semua makanan di meja makan, Leyra menggeser kursi untuk diduduki.

Belum sempat ia duduk, perkataan pedas dari keluarganya menghampirinya.
"Mau ngapain kamu disitu?"tanya Elena dengan sinis

"Leyra mau sarapan, ma."

"Kalau mau sarapan ya udah sarapan aja, di dapur kek, disekolah kek, di jalan kek. Aku ga ngurus yang penting jangan di meja makan ini !! Muak aku lihat mukamu yang sok baik dan tertindas itu! Bikin orang ga nafsu makan aja." Sahut Erna dengan pedas.

Leyra menatap satu per satu orang disana ternyata tidak satupun yang membelanya.

"Belum pergi?Ngapain masih disitu? Mau ngemis?" ucap Elena dengan kasar

"Pagi-pagi udah bikin ribut aja. Bikin nafsu makanku hilang" gerutu pamannya membanting sendok dan garbunya di piring sambil bergegas pergi.

"Mas, gausah ladenin tu anak." ucap Erna yang sama sekali ga di pedulikan oleh pamannya.

Flashback of

Sejak saat itu Leyra memilih membawa bekal lebih untuk sarapan dan sisanya ia makan di siang hari daripada ribut di meja makan.

"Leyra berangkat sekolah dulu, Assalamu'alaikum." ucapnya sambil mencium tangan Elina, Erna dan juga pamannya yang di ladeni oleh mereka dengan ogah-ogahan.

Leyra berangkat sekolah menaiki sepeda meskipun jarak kesekolahnya lumayan jauh. Ia sangat bersyukur bisa mempunyai sepeda ini setidaknya ia tak harus jalan kaki dengan menenteng tas dan barang dagangannya yang berat. Jadi sepeda ini sangat membantunya meski warnanya sudah pudar dan catnya sudah mengelupas sana sini, ini adalah milik almarhum ayahnya yang tidak ikut terjual.

Leyra mengayuh sepedanya dengan tersenyum dan sesekali menyapa tetangganya yang tidak jarang kebetulan dilewatinya. Ia juga harus extra berhati-hati supaya roda sepedanya tidak melewati tanah berlumpur karena kemarin malam hujan cukup lebat jadi jalan yang dilewatinya penuh dengan genangan air disana sini.

Saat gerbang sekolah sudah terlihat, Leyra berniat memperlambat laju sepedanya. Karena biasanya ia akan turun dan meenuntun sepedanya sampai keparkira ketika mencapai gerbang.

Tak disangkanya ada sepeda motor sport yang menyalipnya dan berhasil mencipratkan genangan air ke seragamnya.Pengendara motor tersebut tidak berhenti sekedar meminta maaf ataupun menoleh kearahnya.

Karena takut terlambat jika harus pulang dan mengganti seragamnya, Leyra memutuskan untuk terus melanjutkan ke sekolahnya.

Cibiran dan cemoohan langsung menghampirinya begitu ia melewati koridor sekolah menuju kekelasnya.

"Hei lihat penampilan anak kampungan itu."

"Udah dekil seragam kumuh kayak gitu, abis dari lubang selokan kali ya."

"Uhh jijik banget gue."

"Bau sampah Njing."

"Mandi pakek air comberan kali."

Leyra sama sekali tak merdulikan ocehan mereka. Ia berniat menaruh tasnya dan segera kekamar mandi untuk membersihkan seragamnya yang kotor.

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang