Part 26

398 39 5
                                    

Terimakasih sudah setia membaca ceritaku☺🙏
Selamat membaca ya❤❤❤

"Udah lama banget gue gak ngrasain bolos kayak gini." Ucap Bara yang baru saja sampai di warung langganannya dan  langsung menidurkan tubuhnya ke kursi bambu yang ia tuju.

"Gila lo! Waketos berani-beraninya  bolos, ngibulin apa lo ke pak Bruery? Gue lihat tadi lo lewat gerbang depan, gak ikut lompat." Reno langsung mendudukkan pantatnya di kursi bambu panjang yang di buat tiduran Bara tanpa aba-aba.

Bara yang kakinya tergencet,  langsung saja menendang pantat sahabatnya itu menjauh, "Hush.. masih banyak tempat noh."

Reno hanya terkekeh saat melihat raut sebal di wajah Bara, " Mbak Sum, beli nasi bungkus 2 sama es chocolato* matca-nya 2 ya." ujarnya saat berdiri untuk berganti tempat duduk.

"Siap bang Ren." Sahut mbak Sum dengan semangat, pasalnya Reno adalah pelanggan pertamanya saat awal dia mendirikan warung yang berada di seberang jalan parkiran SMA mereka itu, Reno juga mengajak teman-temannya untuk membeli makanan di warung ini dan hampir setiap hari selalu meramaikan warungnya.

"Eh si Geo gak pernah  ikut bolos ya?" tanya Reno setelah beberapa saat mengutak-atik ponselnya.

"Tuh anak emang kebangetan rajinnya. Biar muka garang gitu, Geo gak pernah alfa sekalipun. Emang ketos yang baik." Gumam Bara menyahuti omongan Reno sambil menggelengkan kepalanya, seakan prihatin dengan nasib sahabatnya yang tidak pernah mencicipi bolos.

Reno langsung menjulurkan tangannya dari seberang meja untuk menampol kepala Bara yang mulai konslet," Bagus tuh dari pada lo cuma untul aja." (untul artinya ngikut-ikut aja ya guys)

"Ye.. yang ajakin kan juga lo." Setelah jeda beberapa lama, Bara langsung menegakkan tubuhnya," Bukannya tadi Leon mau ikut bolos ya? Tadi kan bilangnya nyusul setelah ambil jaket buat nutupin seragam."

"Iya juga ya." Reno langsung menolehkan kepalanya saat sadar mengenai ketidakhadiran Leon, " Masak ketangkep pak Bruery ya? Atau malah kepergok Bu Mun? Aduh.. bisa kena sembur setahun tanpa jeda tuh anak."

Bara yang akan menyahuti ucapan Reno langsung tutup mulut saat melihat notif pesan whattapp di ponselnya.

Si Singa
Gue nyusul tapi telat lama

Bara terdiam beberapa lama setelah membaca pesan singkat tersebut, "Leon katanya bakal telat lama, tapi kenapa ya?"

Reno langsung memasang wajah serius saat melihat kekhawatiran dari sahabatnya. Setelah jeda beberapa saat, "Mana gue tau, gue kan bukan bapaknya."

Reno tertawa ngakak saat melihat decihan kesal dari Bara karena ucapannya yang serius malah ditanggapi ledekan dari dirinya. Tawanya baru berhenti saat mbak Sum mengantarkan minuman yang ia pesan.

____________________

Di ujung koridor sekolah terlihat sepasang siswa siswi yang berjalan bersamaan tanpa mengucapkan sepatah katapun, hanya hening yang mewarnai suasana sekitar. Siswi tersebut tetap meneruskan langkah kakinya meskipun sangat perlahan dan terkadang berhenti sejenak. Perasaannya ketar-ketir antara membuncah bahagia tetapi juga dicampuri dengan  kegelisahan yang tampak jelas dari sorot matanya dan genggaman yang sedikit menguat di tepi celana olahraganya. Sedangkan cowok di sebelahnya hanya mengikuti langkah kakinya dan sesekali melihat ke arahnya tanpa memasang ekspresi apapun, hanya datar yang tetap menghiasi muka dinginnya.

"Leon.. a-aku udah bis-a sendiri mu-mulai dari sini. Te-terimakasih udah bantuin aku." Ucap cewek itu pelan ketika sudah 5 meter didepan kamar mandi siswa.

Cowok ber-name tag Leonel Gilvano .R itu  hanya berhenti melangkahkan kakinya dan menatap si cewek yang terus menundukkan kepalanya, "Gue pergi, lo.. hati-hati."

Leyra baru membalikkan badannya saat Leon sudah berbelok di tikungan menuju gerbang samping. Ia sudah tahu tujuan Leon tetapi tidak berhak rasanya jika ia melarangnya.

Leyra langsung menutup pintu kamar mandi dan memeriksa lukanya. Ia menghela napas pelan, mau tidak mau pasti ada kulitnya yang terpaksa untuk dipotong karena terlanjur melekat ke kain. Tidak mungkin kalau ia harus memotong celana seragamnya.

Leyra menarik napas berat, menyiapkan mentalnya untuk merasakan rasa sakit yang sebentar lagi ia rasakan.




Beberapa nama tokoh, seperti guru, siswa yang mem-bully dan beberapa orang lainnya saya memakai nama asli hehehe jadi terpaksa nama sekolah dan tempat di plot cerita ini aku palsukan, Huft..

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang