Selamat membaca ❤❤❤
Btw lukisan diatas adalah lukisan dengan judul "Antara Si Putih Lotus dan Dandelion dengan Sang Malam" Leyra yang belum jadi sesuai dengan cerita ini ya 😅Hari-hari terasa berlalu begitu cepatnya. Kehidupan Leyra terasa kosong tanpa seorangpun yang mewarnainya. Yang perlu ia syukuri adalah Resti dan teman-temannya sekarang menjadi tidak terlalu sering membuli dirinya secara terang-terangan.
Terbukti hanya tersisa satu bekas lebam dirahangnya saja ketika ia sekarang bercermin. Leyra harus segera berangkat menjual kuenya karena hari libur seperti ini bukan pilihan tepat untuk berada dirumah jika tidak ingin mendapat omelan dari Elina.
Leyra memasukkan beberapa buku catatan ke tas slempangnya supaya nanti disamping jualan, ia tidak melupakan belajar buat UAS senin depan. Ia juga turut memasukkan buku diary dan juga buku sketch. Tidak lupa pula drawing pen berukuran 0,2 turut ia masukkan.
"Dahh siap!" Ia sedikit menghembuskan napas dengan keras, menyemangati dirinya sendiri sekaligus berdo'a untuk kelancarannya.
"Semoga apa yang kuusahakan semua dilancarkan. Aamiin."
Ketika akan menutup pintu, ia terhenti dengan notifikasi di ponsel yang ia letakkan di dekat kanvas lukis yang ia kerjakan semalam. Ia harus terus berlatih supaya mempermudah jalan masuknya ke perguruan tinggi yang menjadi tujuannya kelak. Setelah mengamati beberapa saat lukisannya yang masih setengah jadi, ia bergegas mengambil ponsel dan menutup pintunya.
Leyra sedikit mengerutkan keningnya ketika mendengar suara yang sedikit gaduh meskipun ia masih perjalanan untuk turun di tangga. Ia melirik jarum jam yang masih bertengger di angka 07.25. Masih terlalu pagi untuk bertamu.
"Makin cantik aja ya jeng Iput meskipun udah umur hampir setengah abad kayak gini. Pasti nak Zul nurut banget jadi anak, nggak kayak anak bungsu saya yang kerjaannya keluyuran.. terus. Bikin saya keriput dini aja." Celetukan asal dari Elina tersebut hanya mendapatkan sahutan tawa dari paman, bibi dan juga suara wanita paruh baya yang di duga sebagai pemilik nama bu 'Iput' tersebut.
Sayup-sayup Leyra bisa mendengar percakapan mereka setelah kurang beberapa langkah lagi menuju ruang tamu. Ia hanya tersenyum tipis saat sudah sampai diruang tamu yang menghubungkannya ke pintu keluar.
Matanya sekilas bertatapan dengan kak Zul yang hanya mengalihkan pandangannya dengan datar pula.
Perlu diketahui bahwa bu Iput adalah istri dari majikan ayahnya Leyra dahulu sebelum bisa membuka bekel motor sendiri.Bu Iput sangat baik dengan keluarganya, meskipun Ryan sudah tidak bekerja lagi dengannya tetapi ketika mendengar mantan karyawannya itu terkena musibah, ia turut serta membantu secara finansial sampai saat ini meskipun tidak secara teratur. Tetapi sekurang-kurangnya, dana yang mereka berikan tidak akan mampu ditebus olehnya disamping hutang budi yang menggunung.
Setahu Leyra, bu Iput hanya memiliki anak tunggal. Jadi meskipun sudah 9 tahun tidak bertemu, Leyra dapat memastikan bahwa yang disampingnya itu pasti Aziz Zulkarnain. Anak tunggal bu Iput dan pak Zein yang sejak 9 tahun lalu pindah ke Padang.
Leyra hanya menyalimi mereka dan berpamitan seperlunya untuk keluar rumah. Mengenai basa basi supaya lebih akrab, sebenernya.. ia tidak terlalu mengenal mereka. Jadi setidaknya ia berlaku sopan sewajarnya saja. Terkait apa tujuan mereka bertamu, ia kurang suka ikut campur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
Teen Fictiontentang perasaan yang selalu tersakiti tentang cinta yang sulit untuk tak saling melukai dan tentang kepedulian yang membuatku selalu menjadi bayangan