⭐Vote.
💬Comment.🚫Typo bertebaran.
!¡Happy reading!¡
Haechan tidak tau lagi harus mengumpati mark dengan sumpah serapah apa lagi, bagaimana gak mark seenaknya menyuruh Haechan membersihkan toilet itu sendirian sedangkan dia duduk santai sambil main hp nya dipojokan dan sesekali melihat Haechan mengepel, menyapu, dan mengosok toilet.Dia pikir dia raja? Itu yang dipikiran haechan sekarang.
Tak.!!!
Haechan sengaja melempar sikat lantai yang sedari tadi ia gunakan untuk membersihkan lantai toilet, mark jelas kaget dan buru-buru menghampiri Haechan disalah satu bilik toilet itu, mark takut nanti tiba-tiba Haechan pingsan kan tidak lucu.
Hati mark sudah deg degan dengan cepat bahkan dirinya meninggalkan hp begitu saja setelah mendengar jatuhnya sikat itu tapi saat sampai dibilik dimana Haechan membersihkan toilet mark cuma dibuat kesal, haechan malah mendudukan dirinya dicloset dengan mata yang memejam erat, bahkan keringatnya mengalir dipelipisnya.
Mark menyenderkan tubuhnya dipinggir pintu dan bersidekap dada.
"Udah selesai gua mau kekantin." Haechan membuka perlahan matanya dan mulai beranjak dari duduknya, keadaan Haechan pagi ini benar-benar mengenaskan.
"Minggir." Lirih Haechan pelan, Haechan saat ini benar-benar capek dan gak mood untuk berantem.
Mark yang melihat perubahan mood Haechan kali ini menurutinya ia memberikan jalan Haechan untuk keluar dari bilik itu dan membiarkannya keluar.
Mark mengikuti Haechan dan berhenti mencegah Haechan keluar dari toilet, Mark mengambil katong plastik yang sedari tadi ada disampingnya dan juga hp nya.
"Dikantin lagi ada para guru sebaiknya lo balik ke kelas langsung, takutnya lo malah dihukum lagi, dan ini, makan buat ganjel tu perut." Mark memberikan sebungkus roti dan susu kotak coklat kepada Haechan dan kemudian meninggalkan Haechan sendirian ditoilet dengan muka yang heran.
Mark tadi selagi Haechan membersihkan toilet ia pergi kekantin untuk membeli makanan buat Haechan, walaupun nyuruh dan terlihat kejam gitu-gitu mark masih punya hati nurani, tapi pas sampai Kantin dirinya tak sengaja mendengar langkah kaki rombongan pada guru menuju kantin, biasanya sih mereka mau sarapan bareng dikantin beruntung mark udah selesai membeli nya jadi ia bisa menghindar dari para guru itu, kalau gak bisa terkena hukuman lagi dia.
Haechan membuka kantung plastik yang ada ditangannya dan mengambil rotinya lalu memakannya sambil berjalan.
Haechan laper dan juga haus, haechan kapok deh terlambat, gak mau lagi dia hukuman pak taeil gak nangung-nangung berat banget, tapi Haechan mana bisa dirinya istirahat sebentar paling nanti sudah dipanggil mark untuk melakukan ini itu secara dia kan budak mark saat ini.
Haechan berharap sih sebulan ini cepet dah sampeknya, sehari aja Haechan udah gak kuat gimana sebulan, bisa balik ke bandung dia.
Tak lama haechan udah sampek didepan kelas kebetulan banget jam udah berganti pelajaran kedua jadi belum ada guru yang masuk ke kelas nya.
"Chan lo terlambat?." tanya renjun yang melihat Haechan masuk kedalam kelas dengan tas di punggung nya.
Haechan cuma balas mengangguk saja lalu mendudukan dirinya di kursi nya.
"Gimana ceritanya lo bisa terlambat?." kali ini jeno yang bertanya.
"Gara-gara kakak lo." Haechan menjawab pelan dan langsung menelungkup kan kepalanya dimeja.
Haechan lelah sumpah.
"Hah kakak gua?, kakak gua juga terlambat?." pertanyaan jeno hanya diangguki oleh Haechan.
"Renjun diem ya gua mau tidur bentar kepala gua pusing." Lirih Haechan saat tau kalau renjun juga ingin menyuarakan pertanyaan kepada dirinya.
Renjun nurut dan dia akhirnya diam tidak jadi bertanya, bahkan jeno saja sudah diam dirinya masih tidak paham kenapa kakaknya juga ikutan terlambat bersama haechan lagi.
Jam pelajaran kedua guru yang mengajar seni budaya tidak masuk dan hanya memberikan mereka tugas mencatat saja, sebenernya seisi kelas paling males banget kalo udah disuruh nyatat yang kelar nya nunggu jam pelajaran itu abis pasti banyak banget dan mereka mager buat gerakin tangan mereka, mereka tu pengennya kalo gak ada guru ya udah main, atau gak ke kantin gak nyatet gini, mana si ketua kelas yang songongnya minta ampun pakek acara ngancam lagi kalo keluar kelas terus juga catatan ini dikumpulkan setelah jam pelajarannya selesai, sumpah mereka semua pengen ngebuang si ketua kelas sekarang juga.
Kalo begini ceritanya mereka semua mau jadi sekertaris kelas saja biar kalau ada catatan banyak begini dicatat dirumah biar ada waktu luang buat main di jam kosong, tapi gini-gini jadi sekertaris kelas itu sama aja sama yang nyatat dibelakang nya bahkan lebih parah dia nyatat dua kali, satu kali buat temen-temennya satu kali lagi dirumah buat dirinya sendiri, susah juga jadi sekertaris kelas.
Beruntung jam pelajaran seni budaya hanya berlangsung satu jam jadi gak banyak-banyak amat catatan yang harus dicatat ya karena sekertaris kelas selalu diganggu dengan renjun dan jeno untuk berhenti sejenak dalam menulisnya jadi alhasil catatan mereka semua hanya sedikit tidak terlalu banyak.
Dan sekarang waktunya istirahat, waktu yang ditunggu-tunggu seluruh siswa karena mereka ingin mengisi perut kosong mereka yang kelaperan sedari pagi, tak terkecuali renjun dan jeno mereka berdua juga laper pengen ke kantin.
"Chan lo gak mau kekantin, lo dari tadi tiduran mulu, sakit lo." Jeno bertanya kepada haechan yang masih mencatat dengan posisi kepala di tidur kan dimeja.
Haechan mengeleng.
"Kalian pergi aja berdua, gua mager.""Ya udah lo mau nitip apa?." kali ini renjun yang bertanya.
"Gak ada." Jawab Haechan lagi.
"Serius nih? Nanti kita balik lo misuh__
"Gak-gak udah sana kalian berdua buat gua tambah pusing." Haechan memotong ucapan renjun dan memberikan gestur tangan yang mengusir keduanya.
"Ya udah kalo gak, ayo jen." akhirnya mereka berdua pergi dari dalam kelas menuju kantin meninggalkan Haechan sendirian didalam kelas.
Ting
Detingan ponsel terdengar ditelinga haechan, dengan malas haechan merogoh ponselnya yang ada disaku nya.
Mark jelek 👺
|Keruang basket, lo gak lupakan kalo lo budak gua, jadi turutin gua, kesini buru, 5 menit gak sampek lo harus terima hukuman gua.|"Sibrengsek." Umpat Haechan kecil sebelum dirinya berlari cepat kearah ruang basket, Haechan gak mau dihukum untuk kedua kalinya, cukup tadi aja Haechan kapok.
"Telat satu menit." Mark berucap sambil melihat jam tangannya.
Haechan hanya menatap mark jengah sambil menetralkan deru nafasnya bahkan haechan baru aja sampek didepan pintu udah diintruksi begitu, padahal cuma telat satu menit doang, ruang basket SMAnya itu terletak dilantai satu jadi butuh waktu lama untuk Haechan sampai diruang itu tepat waktu mana keadaan kepalanya yang pusing bukan main.
"Gua cuma telat satu men___
"Hukuman tetap hukuman Haechan!."
🏀BASKET🏀
Bersambung...
Catatan penulis:
Mark jangan kejam-kejam sama Haechan, katanya lu sayang.
Maaf ya lama updatenya lagi fokus ke cerita satunya. :)Jangan lupa ya gais..
⭐vote.
Dan.
💬Commentnya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
🏀BASKET [ Markhyuck ] END ✔
Romance"End"✔ 'Book I Basket' -SUKA CERITANYA WAJIB FOLLOW PENULISNYA (◍•ᴗ•◍)❤ Haechan dan mark memiliki satu hobi, tapi mereka musuhan? Lah gimana ceritanya? "IIIH DASAR KAK MARK JELEK." Haechan. "Gua juga ogah ngasih uang ke lo." mark 🚫Warning!!!! -di...