🏀'4-Budak

8.2K 1.1K 55
                                    

Vote
💬Comment.

🚫Typo bertebaran.
!¡Happy reading!¡

Haechan tidak menyangka kalau dirinya akan menjadi budak dari musuhnya selama satu bulan penuh, ingatkan Haechan lagi satu bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan tidak menyangka kalau dirinya akan menjadi budak dari musuhnya selama satu bulan penuh, ingatkan Haechan lagi satu bulan.

Bayangin aja jadi haechan gimana gak enaknya bareng sama musuh satu bulan, mana harus nurutin apa yang dia bilang lagi, Haechan rasanya mau memutar balik waktu, ia jadi menyesal telah menantang mark.

Malam tadi Haechan kalah dalam menantang mark, skornya beda tipis hanya 10:9 sangat tipis bukan, coba aja malam tadi kakinya gak tersandung mungkin ia yang menang dan mark yang jadi budaknya selama sebulan, nasib memang lagi bermusuhan dengannya.

Hari ini Haechan sedang berkaca dicermin lemari nya ia sedang memasang dasinya sambil mengedumel lucu.

"Bisa ya kalah hanya beda satu skor, satu doang padahal, ini juga ngapain sih pakek kesandung segala." gerutunya kesal pada kakinya bahkan ia menepuk pelan kaki kanannya yang tadi malam seenaknya tersandung kakinya sendiri.

Ting.

Haechan menoleh kearah belakang setelah ia mendengar detingan hp nya yang tergeletak diatas kasur, Haechan mengabaikannya dan kembali menghadap cermin ia harus rapi dengan seragamnya dan terlihat tampan biar bisa mengambil posisi mark.

Drtt..

Drtt..

"Sumpah pagi gua ke ganggu sama ni hp, siapa sih jam segini nelfon, biasanya juga sepi ni hape." Haechan mengerutu sambil berjalan kearah hp nya yang masih menampilkan panggilan dari seseorang yang tidak haechan kenal, nomor baru soalnya.

"Halo siapa ni." tanya Haechan langsung.

"What!!... Dapet nomor gua dari mana lo." Kali ini haechan nanyanya gak selow tapi ngegas soalnya orang yang menelfon Dirinya adalah musuhnya—Devian mark arsa—bayangin dah tu pagi pagi ditelfon musuh kesel gak.

"Cih alasan lo." Haechan berjalan kearah tasnya dengan tangan satunya yang masih menempelkan hp nya ditelinga lalu keluar dari gedung apartementnya.

"Iya tuan muda."

Tut.

Haechan mematikan sambungan telfon nya sepihak karena menurutnya mark sangat bawel dan selalu sukses bikin Haechan kesal bagaimana tidak mark pagi-pagi menelfonya hanya untuk menyuruhnya menyupirkan dirinya? Heol!! Apa-apaan itu, manja sekali pikir Haechan.

Tak butuh waktu lama Haechan sudah menemukan mamang-mamang ojek dipengkolannya.

"Mang anterin gua ke jalan anggrek." Ujar nya pada mamang ojek dengan raut wajah yang masih ditekuk.

"15 rebu dek."

"Mahal amat mang, 10 rebu gimana?." tawar Haechan.

"udah pas 15 rebu."

"10 rebu deh mang, uang saya cuma 15 ribu nanti kalo dibayar mamang semua saya gak jajan dong disekolah, harga pelajar lah mang." Haechan masih kekeh menawar.

"Hadeh... Ya udah naik." Mamang ojek itu akhirnya menyetujui tawaran Haechan dan memberikannya helm.

Dengan tersenyum Haechan naik keatas motor dan melupakan kekesalannya karena ia berhasil mengelabui mamang ojek kalau dirinya cuma bawa uang 15 ribu faktanya Haechan bawa uang 50 ribu Untung receh.

Haechan pinter nawar yak.

Hanya butuh waktu 10 menit haechan sudah sampai didepan rumah mark, Haechan pernah main kesini sama renjun bukan menemui mark ya dia menemui jeno tentu saja mana sudi Haechan menemui mark.

Haechan melihat jam tangannya.
"Untung masih jam tujuh lewat lima menit."

Haechan berjalan kearah depan pintu dihalaman rumah sih ada mobil yang Haechan rasa itu mobil mark tapi motor jeno tidak ada.

"Jeno udah berangkat duluan ya." ucapnya sendiri saat ia tidak melihat motor jeno dihalaman depan.

Ding dong.

Ding dong.

Haechan memencet bell rumah mark dengan pelan, kalau bruntal Haechan takut bapaknya jeno yang keluar kan serem, haechan gini-gini takut sama pak jaehyun ngomong-ngomong serem menurut Haechan, Padahal papanya jeno biasa aja, dasar Haechan nya aja yang penakut ups!!.

Tak lama haechan memencet bel pintu rumah terbuka menampilkan wajah sok tampan nya mark eh itu menurut Haechan ya.

Haechan menadahkan tangannya dihadapan mark untuk meminta kunci mobilnya, Haechan kan yang mau nyupir jadi gak salah.

Mark menaikan satu alisnya tanda ia bingung.

"Ck.. Mana kuncinya katanya gua harus nyupirin lo."

Tanpa bicara mark memberikan kunci mobilnya ke tangan Haechan yang tersodor itu.
"Gua kira lo mau minta uang saku." Celetuk mark sambil berjalan kearah mobilnya meninggalkan Haechan didepan pintu.

Haechan yang tak terima dibilang seperti itupun berjalan cepat.
"Enak aja, gua ogah juga kali minta uang saku ke lo." ujar Haechan yang sudah membuka pintu pengemudi dan lalu duduk disamping mark yang sudah duduk anteng dikursi penumpang.

"Gua juga ogah ngasih uang ke lo." Balas mark acuh.

Haechan tak ingin membalas nya, ia tak mau pagi nya menjadi buruk karena berdebat dengan mark, ia hanya bisa membuang nafas kasarnya dan menyalakan mobilnya lalu melajukannya pelan, ia tak mau ngebut-ngebut belum mau mati dianya, iya kalau dia ngebut kecelakaan mark yang mati kalau dia BIG NO dia belum nikah, kalau mark Haechan tidak permasalahkan biar musuh Haechan gak ada lagi.

Didalam mobil semuanya diam baik Haechan mau pun mark, mark sibuk pada hp nya sedangkan Haechan fokus menyetir jadi tidak ada yang berbicara sama sekali.

"Sial macet." Umpat Haechan kesal karena jalanan jakarta pagi-pagi sudah macet.

mark tidak menghiraukannya ia hanya melirik sekilas kearah depan dan kemudian ia fokus lagi pada hp nya.

"Mark gimana dong, macet ni." Ujar Haechan yang tanpa menoleh kearah mark.

"Mark." Panggilnya lagi tanpa embel-embel 'kak' didepan namanya.

Mark diam saja tidak mau dia menoleh kalau dipanggil seperti itu, walaupun musuh walaupun tidak suka sekalipun mark tetep mau haechan menghormatinya sebagai kakak kelas nya.

"Tuli ya, woy gua manggil." Haechan melambai-lambaikan tangannya didepan muka mark yang sedang fokus pada hp nya, Haechan heran ada apa sih dalam hp itu sampek mata mark fokusnya ke hp mulu, gak liat apa ada manusia disampingnya itu.

"Kenapa sih, ribet banget." Akhirnya mark menolehkan kepalanya kearah Haechan, emang ya kudu nunggu Haechan emosi dulu baru direspon, untung Haechan sabar orangnya.

"Macet tu, gimana?."

"Ya udah sih biarin aja entar juga kelar sendiri." mark.menjawab acuh.

"Enteng banget ya ngomong nya, gak mikir nih liat jam udah lima belas menit lagi masuk bego." Haechan Menunjukan jam ditangannya kepada mark.

Mark masih tidak bergeming sama sekali itu bener-bener bikin darah Haechan naik karena emosi.

Tak mau emosi terlalu jauh ia memilih membanting punggungnya untuk bersender dijok mobil dan memukul setirnya kesal, serta bibirnya yang tak berhenti mengedumel lucu.

Diam-diam mark menarik bibirnya tersenyum kecil melihat Haechan kesal karena dirinya.
"Lucu." gumamnya dalam hati.

🏀BASKET🏀

Bersambung...

Don't forget for
Vote.
And
💬Comment.

🏀BASKET [ Markhyuck ] END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang