30

865 56 23
                                    

Pagi hari, semua kembali normal.
Mereka sarapan bersama sebelum pergi melakukan aktivitas masing-masing.

"Makboss, gimana? Jadi ikut gak?"

"Maaf ya Eve, kayaknya gak bisa deh. Ada tugas yang harus dikerjain cepet. Semalam juga begadang ngerjainnya"

"Oh gitu, gak apa-apa deh. Yang penting Pakboss nganterin aku kan?" Jinan mengangguk.

"Berangkat dulu Makboss" Eve mencium pipi Cindy lalu menunggu Jinan untuk berpamitan juga seperti biasanya.

"Kamu duluan saja kedepan" Ucap Jinan.

"Wah pasti mau uwuan ini mah. Ya udah deh"

Jinan hanya tersenyum, ia tidak mengerti maksud dari ucapan Eve. Berbeda dengan Cindy yang pipinya bersemu, karena mengerti maksud dari Eve.

"Maaf kalau kata-kata ku jadi membebani mu. Jangan terlalu dipikirkan" Jinan maju selangkah lebih dekat lalu mengecup kening Cindy.

"Ah iya, jangan lupa mengecek jadwalmu. Biar aku bisa mengatur tanggal liburan kita"
Cindy hanya bisa menjawab dengan mengangguk. Kata-kata yang ingin ia katakan seakan tertahan dan tak bisa keluar.

"Tunggu aku ya"

Melihat Jinan yang akan berjalan keluar. Eve langsung keluar dari tempat persembunyiannya dan berpura-pura menjadi anak baik yang menunggu di samping mobil.

"Dasar anak nakal. Aku melihatmu berlari setelah mengintip tadi."
Eve hanya menunjukan cengiran nya lalu masuk ke mobil.

"Pakboss, entar kita liburannya gimana? Entar aku tanyain ke guru aku. Nah Makboss nih gimana?"

"Dia belum bisa memutuskan sekarang. Mungkin hari ini dia akan mengeceknya"

Setelah itu, Eve hanya bermain dengan ponselnya. Sampai tiba di depan gerbang sekolahnya.

"Makasih, Pakboss"

"Belajar yang rajin."

"Iye iye, astaga gak percayaan banget. Daritadi ingetinnya itu mulu deh"
Jinan tertawa.

"Kita berdua dalam masalah kalau kamu mendapatkan panggilan lagi di sekolah."

"Weh Pakboss diingetin lagi. Iye, gak akan"

"Eh, Sis!" Panggil Eve.

Fransisca Saraswati. Teman dekat Eve  di sekolah yang masih sangat dekat sampai detik ini.

Melihat mobil Eve masih berada disana, dengan semangat Sisca langsung menghampiri Eve.

"Hai sistaa" Sapa Sisca, namun matanya sambil melirik kearah dalam mobil.

"Yaelah, masih aje ngelirik bapak gue." Eve langsung menarik tangan Sisca.

"Astaga Eve, baru juga ngeliat Papa lo bentaran"

"Jangan godain Pakboss gue, udah ada yang punya"

"Muka Papa lo itu tuh.."

"Heeeh.. Sstt. Udeh, diem. Ayo masuk, entar telat."

"Ah pelit banget sih. Mencuci mata sebelum belajar itu baik, Eve."

"Lo cuci mata pake air di keran kamar mandi noh. Jangan ke Pakboss gue" Eve tetap menarik Sisca agar menjauh dari Pakboss kesayangannya.

Setelah mengantar Eve, Jinan langsung bergegas kembali ke rumah untuk bersiap mengantarkan Cindy ke kampus. Kegiatan rutin di setiap harinya. Jinan tidak mau keluarganya diatar-jemput oleh orang lain selain dirinya. Kecuali ia memang benar-benar tidak bisa, dan orang itupun harus Jinan sendiri yang mengutusnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love You, StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang