19

769 78 51
                                    

Jinan memarkirkan mobilnya di depan Cafe yang tidak jauh dari supermarket. Mereka mampir untuk menikmati ice cream, seperti permintaan Eve. Setelah itu, mereka sepakat untuk berbelanja keperluan dapur.

"Aku mau pesen menu favorite disini dong." Ucap Eve. Karena terlalu banyak menu di cafe itu.

"Kamu mau pesen apa Cind?" Tanya Jinan.

"Aku bingung mau coba yang mana, kamu aja deh yang pilihin."

"Pilihin aku juga Pakboss"

Akhirnya Jinan lah yang menentukan pesanan mereka.

"Aku ke toilet dulu ya"

Belum lama Jinan pergi. Tiga orang gadis datang menghampiri meja Cindy.

"Oh, pantes aja ya tadi di kampus buru-buru banget. Ternyata mau ketemuan sama Om-om, ya? Akur banget lagi sama anaknya."

"Temen sekampus Makboss?" Cindy hanya diam.

"Di kampus sih, keliatannya kayak cewek baik-baik ya. Eh, gak taunya simpenan Om-om. Segitu miskin nya ya lo sampai mau jadi simpenan. Gue liat juga akhir-akhir ini penampilan lo rada beda. Hasil dari jual diri ya?"

"Tante ini siapa sih? Kok sok tau banget?" Ucap Eve.  Ia berdiri menatap tajam pada wanita yang berdiri dihadapannya. Eve  tidak tahan melihat Makboss kesayangannya terus dihina.

"Duh, adik kecil ini. Kamu setuju aja ya kalau Papa kamu punya simpanan kayak dia? Kan masih banyak.."

"Emangnya tante ini yakin kalau Kak Cindy simpenan Papa aku? Punya buktinya gak?"

Semuanya diam, tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan Eve.

"Dih, malu sih udah ngatain orang tapi gak tau bener apa gak. Sekolahnya lulus murni apa nyogok, tante?"

Mereka semakin kesal karena ucapan Eve yang malah membalikkan keadaan.

"Heh! Lo kurang ajar banget sih bocah manggil kita.."

"Situ bisa diem dulu gak? Aku kan nanya sama tante yang menor ini." Eve dengan beraninya menunjuk wajah salah satu teman perempuan yang sudah menghina Cindy.

Mereka yang tidak terima di permalukan oleh Eve pun berniat menariknya, namun Cindy menepis kasar tangan mereka dan menarik Eve menjauh.

"Kalian kalau ngebully aku, gak masalah. Jangan libatin dia, dia masih anak-anak."

"Oh, sekarang lo mau sok berperan sebagai Mama idaman buat anak selingkuhan lo? Suka cari muka ya lo, gue.."

Melihat sikap Cindy, Eve bisa tau kalau sebenarnya Cindy tidak berani melawan mereka.

"Tante mending pergi deh. Sebelum Papa aku dateng terus ngancurin muka tante yang make-up nya menor itu" Eve tidak ingin bersembunyi di belakang Cindy.

Bagi Eve, sebagai  bad girl berkelas. Ia tidak akan bersembunyi dibalik punggung seseorang, setelah membuat masalah.

Melihat situasi yang akan  memburuk, Jinan segera menghampiri  Cindy dan Eve. Sepertinya ia sudah cukup memperhatikan keributan itu.

"Aku tidak segan memotong tangan kalian, jika kalian bertindak lebih jauh dari ini." Ucap Jinan yang berhasil menahan tangan perempuan yang ingin menarik Eve.

"Lebih baik kalian pergi."

Jinan mendorong perempuan itu menjauh.

"Lo siapa sih? Gak usah ikut campur deh"

"Pakboss, nih tante-tante girang dari tadi gangguin aku sama Makboss. Udah diusir tetep gak mau pergi, gak tau malu."

Cindy menoleh kearah Eve yang berdiri disampingnya. Ia tidak menyangka jika gadis kecil itu akan mengatakan hal seperti itu pada orang yang baru pertama kali ia temui.

I Love You, StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang