Jinan terbangun di pagi hari dan mendapati Cindy yang tertidur dengan posisi duduk.
Jinan merasa senang sekaligus merasa bersalah melihat Cindy yang tertidur dengan posisi yang tidak nyaman itu.Duduk dilantai dan hanya kepalanya saja yang bersandar di pinggir ranjang. Jinan tidak bisa membayangkan bagaimana tidak nyamannya tidur dalam posisi seperti itu.
Sejak dulu, hingga di kehidupan keduanya ini. Jinan sama sekali tidak pernah merasakan tidur seperti itu atau berada di keadaan yang mengharuskan ia melakukan seperti itu. Dirinya selalu dilayani dengan sangat baik karena hidupnya yang selalu berada di atas.
Jinan mencoba menarik tangannya yang digenggam oleh Cindy dengan pelan agar tidak membangunkannya. Tapi ternyata hanya gerakan sedikit saja sudah bisa membangunkan gadis itu.
"Ji? Kamu udah baikan?" Cindy bangun dan mengecek suhu tubuh Jinan dengan tangannya yang diletakkan di kening Jinan.
Suhu tubuh Jinan sudah kembali normal. Jika mengingat keadaan Jinan semalam membuatnya ia takut. Setelah sebelumnya suhu tubuh Jinan yang cukup panas, di tengah malam tiba-tiba suhu tubuh Jinan terasa sangat dingin. Cindy bisa sidikit tenang pukul 4 pagi, karena saat itu Jinan baru bisa tidur dengan tenang."Kenapa kamu tidur duduk di lantai? Di bawah kan dingin" Cindy menggeleng. Ia sudah terbiasa tidur dengan keadaan yang tidak nyaman. Dengan kehidupannya sebelum bertemu dengan Jinan, Cindy sudah terbiasa berada di situasi sulit. Dan tertidur dengan cara seperti itu bukanlah apa-apa.
"Kamu mau sarapan apa? Nanti aku masakin." Tanya Cindy sebelum ia keluar dari kamar Jinan.
"Kamu masak apa aja aku pasti makan." Cindy mengangguk.
"Loh, kamu mau kemana?" Tanya Cindy melihat Jinan malah turun dari tempat tidurnya.
"Aku mau mandi, aku sudah janji mengantarkan Eve sekolah hari ini"
"Emangnya kamu udah bener-bener sembuh?" Jinan mengangguk.
Jinan menghampiri Cindy dan menangkup wajahnya.
"Terimakasih sudah menjagaku dengan sangat baik. Aku bisa sembuh karena kamu. Jangan khawatir, malah sekarang aku yang khawatir." Cindy tampak bingung."Mata kamu gak bisa bohong. Kamu pasti baru tidur, bener kan?"
Karena Cindy hanya diam, itu secara tidak langsung membenarkan ucapannya tadi."Setelah kita sarapan bareng, kamu istirahat ya? Aku juga harus ngurus sesuatu, jadi gak langsung pulang." Ucap Jinan, ia tersenyum sambil mengelus lembut rambut Cindy sebelum ia pergi untuk bersiap untuk mengantarkan Eve ke sekolah.
Cindy keluar dari kamar Jinan dan menuju kamar Eve untuk membangunkannya.
"Eve bangun, Eve udah di tungguin Pakboss tuh." Ucap Cindy.
"Jam berapa sih Makboss?" Tanya Eve yang masih setengah sadar.
"Udah jam 6:30"
Perlahan Eve bangun sambil mengucek matanya."Pakboss udah sembuh?" Cindy mengangguk.
"Tuh lagi siap-siap mau ngantar kamu sekolah."
"Serius Makboss?!"
"Iya, cepet bangun terus mandi."
Eve menurut dan langsung menyambar handuknya."Makboss, aku sarapannya mau roti bakar ya"
"Iya, nanti dibikinin."
Melihat Eve yang sudah masuk ke kamar mandi, Cindy langsung merapikan tempat tidur Eve sebelum ia pergi untuk membuat sarapan.
Saat sedang merapikan tempat tidur Eve, Cindy teringat akan percakapannya dengan Jinan semalam. Setelah kejadian mereka yang tertangkap basah oleh Eve.
-Flashback
"Kenapa harus minta maaf? Kamu gak salah. Kamu hanya meminta waktu, dan menurut aku itu wajar. Dari segi umur, aku sudah sangat siap untuk menikah. Tapi kamu, mungkin ini masih terlalu cepat. Aku mengerti, karena itu aku gak keberatan untuk menunggu sedikit lebih lama."
"Tapi, Ji.."
"Aku akan menikmati setiap prosesnya, selama ini pun aku selalu menikmati proses itu. Yang terpenting adalah hasil akhirnya. Lagipula aku gak akan merasa terbebani dengan permintaan kamu, selama mata aku masih bisa melihat kamu di dekat aku." Cindy mengangguk.
Cindy tidak mungkin meninggalkan Jinan setelah apa yang sudah laki-laki itu lakukan untuknya.
Sebenarnya bukan hanya karena Jinan yang kini bertanggung jawab atas hidup dan kebutuhannya. Sejak awal mereka bertemu, Cindy merasakan sesuatu yang berbeda. Terlebih saat Jinan bercerita tentang masa lalu nya, Cindy sama sekali tidak meragukan cerita Jinan. Ia sepenuhnya percaya pada cerita yang mungkin bagi banyak orang itu hanyalah bualan semata."Kamu tau? Dulu kamu juga nolak aku dengan alasan yang sama."
"Aku? Nolak kamu?" Jinan mengangguk.
"Dulu aku juga menawarkan kamu untuk tinggal di istana dan jadi Ratu, tapi kamu menolaknya dengan alasan kamu ingin bekerja dan ingin menghidupi anak-anak yang kamu asuh dengan hasil kerja kamu sendiri."
"Anak-anak?"
"Kamu melakukan apapun untuk anak-anak yang terlantar itu, kamu menolak pergi ke istana karena tidak ingin mereka terlantar lagi. Kamu memberi mereka makan dan menghidupi mereka dengan caramu sendiri. Itulah yang membuatku jatuh cinta padamu sampai seperti ini."
"Apa aku benar-benar sebaik itu?" Jinan mengangguk.
"Aku gak pernah ketemu orang sebaik kamu. Mungkin dimata mereka, kamu jauh lebih baik daripada aku yang seorang Raja. Begitu banyak orang yang menyayangimu disana, kamu begitu berarti untuk mereka. Aku masih bisa mengingat bagaimana kesedihan mereka, tangisan mereka saat kamu meniggal."
-Flashback End
Cindy penasaran dengan kehidupannya di masa lalu. Bagaimana ia bisa begitu berharga untuk orang lain di masa lalu, tapi sekarang? Ia bahkan sering tidak dianggap oleh semua orang di sekitarnya.
"Loh, Makboss kok masih disini? Kok gak nemenin Pakboss?"
Cindy tersadar dari lamunannya dan baru menyadari jika ia cukup lama berdiam di dalam kamar Eve, bahkan anak itu sudah selesai mandi."Oh, iya. Ini juga baru mau keluar, kamu.. kamu mau makan roti bakar kan? Bentar ya" Cindy langsung kelar untuk menyiapkan sarapan.
Saat Cindy sampai di dapur, ia melihat Jinan sudah berada disana membuat sarapannya sendiri.
"Ji, biar aku aja yang siapin."
"Gak usah, biar aku aja. Eve mau sarapan apa?"
"Katanya dia mau makan roti bakar."
"Ya udah, biar sekalian aku buatin."
"Ji, kamu beneran udah baikan? Kalau gak bisa ngantarin Eve biar aku aja."
"Gak apa-apa, aku sudah sangat sehat seperti biasanya. Kan kamu udah ngerawat aku semalaman. Mending kamu siapin minumnya, kasian kalau Eve nunggu." Ucap Jinan.
Cindy pun langsung melakukan apa yang dikatakan oleh Jinan.
Eve datang dan langsung duduk di meja makan, ia memperhatikan Jinan dan Cindy yang terlihat sibuk menyiapkan sarapan bersama.
"Romantis banget sih, heran." Ucap Eve dengan suara pelan. Ia tidak ingin merusak moment mereka bersama. Sesekali sebaiknya ia harus menahan jiwa-jiwa tengil dan isengnya untuk tidak merusak moment Pakboss dan Makboss nya.
😌I'm Back😎
Gimana?
Kali ini Eve nya lagi baik ya.. gak mau ngerusak moment makboss sama pakboss nya..
See Ya 🙋
Salam Team CiNan

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Stranger
ФанфикBertahan untuk tetap hidup, dan menerima semua rasa sakit yang mereka sebut dengan 'kehilangan dan kesepian'.