Tiga bulan berjalan masa kepemimpinan Jinan, para menteri yang bertindak seenaknya itu mulai khawatir. Jika mereka tidak melakukan sesuatu, cepat atau lambat kebusukan mereka akan terungkap oleh Raja.
Pagi itu, mereka dibuat panik karena sang Raja Kim Jinan tiba-tiba saja murka dan meminta semua menteri kerajaan untuk berkumpul.
Jinan masuk ke ruangan dan langsung duduk di singgasana nya. Ia memperhatikan satu persatu menteri yang sedang memberi salam hormat padanya.
Jinan memberikan isyarat pada Nam Gi untuk memanggil petugas yang bertanggung jawab menjaga dokumen negara dan tentu saja ia juga bertugas menerima dan menjaga surat keluhan dari setiap daerah itu.
Para menteri terkejut dan bingung mengapa penjaga dokumen kerajaan bisa ke ruangan ini? Terlebih lagi di belakangnya ada Chin Su yang mengawalnya.
Setelah dokumen-dokumen serta gulungan surat yang menumpuk itu sudah berada di meja Raja, Chin Su segera kembali ke posisinya.
"Kau boleh pergi" Ucap Jinan pada sang penjaga.
Para menteri dan penasihat kerajaan mulai gugup saat Raja mulai membuka dan membacakan isi gulungan surat itu.
"Kami membutuhkan bantuan untuk melewati musim dingin"
"Musim dingin akan segera datang, banyak orang sakit dan kelaparan karena gagal panen bulan lalu"
"Biaya upeti semakin tinggi kami bahkan harus menjual sebagain harta benda untuk membayarnya."
"Obat-obatan yang kami minta dari enam bulan lalu tidak pernah datang. Banyak orang-orang yang tidak bisa bertahan lagi."
Jinan tertawa kecil setelah membaca beberapa gulungan surat itu. Ia bahkan tidak sanggup untuk membaca langsung semuanya.
"Ada begitu banyak laporan keluhan rakyatku, tapi kenapa aku tidak pernah membaca satupun surat dari mereka?" Tanya Jinan masih dengan tertawa kecil.
"Kami baru akan memberikannya pada.."
Jinan tiba-tiba menggebrak meja dan ekspresi wajahnya berubah sangat marah. Semua orang yang berada disana langsung menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Stranger
FanfictionBertahan untuk tetap hidup, dan menerima semua rasa sakit yang mereka sebut dengan 'kehilangan dan kesepian'.