Jinan bingung, apa yang harus ia katakan pada Eve agar gadis itu mengerti.
"Umur 900 an, Pakboss makan apa aja? Kerjanya apa? udah kemana aja? Kok bisa muda terus? Udah nikah berapa kali? Aku anak ke berepa? Terus.."
"Tenang dulu, pertanyaanmu terlalu banyak. Satu-satu, aku akan jawab semuanya."
"Oke, pertanyaan pertama. Pakboss udah 900 tahun udah makan apa aja?"
"Hampir semua makanan di seluruh negara ini aku pernah coba. Tapi aku tetap suka makanan Korea." Eve mengangguk paham. Jika Jinan mengatakan orang Indonesia, sudah pasti ia akan menjawab makanan kesukaannya adalah makanan dari Indonesia.
"Terus sekarang Pakboss kerja apa? Kok sekarang dirumah? Kalau gak kerja nanti gak punya duit" Jinan tertawa. Benar-benar pikiran yang sangat polos dan sederhana.
"Aku sudah bekerja untuk waktu yang lama. Sekarang aku hanya perlu memantau saja." Jawab Jinan.
"Woow, ini nih yang namanya The real Boss. Nah, pertanyaan yang paling penting dari semua pertanyaan yang ada. Selama ini Pakboss udah berapa kali nikah? Udah punya anak berapa? Terus aku anak nomer berapa?" Jinan semoat dibuat terdiam sejenak lalu detik berikutnya ia tertawa karena pertanyaan Eve.
"Aku gak pernah menikah dan gak punya anak. Kamu anak aku yang pertama."
"Hah?! Yang bener? Gak mungkin ah. Bohong nih, bohong pasti."
"Aku keliling ke berbagai negara hanya untuk mencari Cindy. Dia satu-satunya wanita yang akan jadi istriku. Karena itu aku gak menikah."
"Segitu cintanya?" Jinan mengangguk.
"Pakboss selama ini gak punya gebetan? Pacar? Simpanan atau apa gitu lah namanya" Jinan menggeleng.
"Aku terlalu fokus mencari Cindy sampai gak tertarik lagi dengan wanita yang lain"
Eve memandang Jinan tidak percaya. Ia masih ragu, bagaimana bisa seorang laki-laki yang hidup selama itu tahan untuk tidak memiliki perempuan sebagai pendamping hidupnya?
"Serius Pakboss gak ada perempuan lain selain Makboss?"
"Gak ada yang lebih menarik jika dibandingkan dengan Cindy. Aku..."
Jinan berhenti ketika melihat seseorang muncul dari pintu perpustakaan itu.
"Christi?" Jinan tersenyum dan berdiri dari tempatnya.
Eve memperhatikan Jinan dan gadis yang bernana Christi itu bergantian.
Tiba-tiba muncul kesimpulan yang luar biasa di kepala Eve. Ia berlari keluar sambil berteriak memanggil Cindy."MAKBOSS, SI PAKBOSS BAWA SELINGKUHAN KE RUMAH!!"
Jinan membulatkan matanya mendengar laporan Anak angkatnya pada Cindy. Ia lupa memberitahukan pada Cindy dan Eve tentang Christi.
"Siapa anak itu, tuan?"
"Dia anakku. Anakku dan Cindy." Jawab Jinan.
Christi bisa melihat kebahagiaan dari wajah tuannya lewat senyumannya itu. Sudah bertahun-tahun mereka saling mengenal, ini adalah pertama kalinya ia melihat ekspresi itu dari Jinan. Meski ia sering tersenyum dan kadang tertawa karena sesuatu hal. Tapi sorot matanya tetap tidak bisa berbohong. Kesedihan itu jelas terasa, tapi tidak untuk kali ini. Semuanya sudah berubah dan Christi sangat bersyukur karena hal itu.
"Apa gak sebaiknya kita menjelaskan ke mereka? Sebelum muncul kesimpulan lain dari anak itu dan membuat masalah baru." Jinan mengangguk setuju. Ia tidak boleh membiarkan kesalahpahaman ini berlanjut.
Jinan mengajak Christi untuk menemui Cindy di kamarnya.
Jinan hendak mengetuk pintu kamar Cindy, namun ia berhenti sebelum tangannya menyentuh pintu yang tidak sepenuhnya tertutup itu. Ia memilih untuk mendengarkan laporan Eve pada Cindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Stranger
FanfictionBertahan untuk tetap hidup, dan menerima semua rasa sakit yang mereka sebut dengan 'kehilangan dan kesepian'.