Eve sejak tadi sudah tidak bisa tenang di belakang. Gadis itu terus mengoceh hingga Jinan dan Cindy pusing menanggapi pernyataan nya.
"Pakboss tinggal dirumah ini sendirian?" Jinan mengangguk.
"Waaw.. Ini sih udah bisa bikin sekolah kalau seluas gini nih" Jinan menggelengkan kepalanya melihat kehebohan gadis itu.
"Aku tinggal disini?"
"Iya, Eve" Cindy menggantikan Jinan menjawab pertanyaan Eve, ia tidak ingin Jinan terganggu konsentrasinya ketika menyetir.
"Sampai" Jinan tersenyum dan segera turun dari mobilnya.
"Dari pagar depan sampai ke depan rumah aja lama nyampe nya. Ini luasnya segimana deh" Eve kembali mengedarkan pandangannya memperhatikan halaman rumah Jinan yang begitu luas.
"Pakboss, ini serius aku tinggal disini?" Tanya Eve lagi.
"Iya, kan katanya kamu Nakboss. Jadi harus tinggal bareng Pakboss sama Makboss dong" Jinan tersenyum ketika Eve tersenyum padanya. Tidak dengan Cindy, gadis itu masih diam mencerna percakapan dua orang yang baru saja memutuskan untuk menjadi keluarga.
"Ayo kita liat kamar aku Pakboss!" Eve menarik lengan Jinan.
"Sabar" Jinan menghentikan langkahnya membuat Eve ikut berhenti.
"Kamu salah jalan, itu kamar untuk tamu. Kamarmu ada di lantai dua" Jinan memegang kedua pundak Eve lalu mendorongnya pelan mengarah pada salah satu kamar di lantai dua.
"Ini dia kamarmu" Jinan membukakan pintu itu untuk Eve.
"Gile bener, gede nih kamar gue"
"Suka?" Eve tidak menjawab pertanyaan Jinan. Gadis yang baru beranjak dewasa itu langsung berlari dan melompat ke atas kasur dengan gembira.
Jinan menutup pintu kamar Eve, membiarkannya bermain di kamar barunya.
"Cindy?"
"Hm? Kenapa Ji?" Jinan diam, matanya terus menatap dalam mata indah Cindy.
"Kenapa sih? Ngeliatinnya gitu banget." Jinan menggeleng pelan.
"Aku.." Jinan terpaksa harus menghentikan ucapannya karena Eve.
"MAKBOSS KAMAR AKU BAGUS LOH, KEREN NIH KAMARNYA!"
Jinan dan Cindy sama-sama tertawa. Sepertinya anak angkat mereka itu sangat-sangat aktif dan miliki hobby bicara dengan suara diatas standar.
"Yuk kita ke Eve. Entar dia teriak lagi" Cindy berjalan lebih dulu meninggalkan Jinan.
"Mimpi kita sudah sedekat ini, aku tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya." batin Jinan.
Baru saja Jinan sampai di depan pintu kamar Eve. Gadis itu sudah menarik tangan Cindy untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Stranger
FanfictionBertahan untuk tetap hidup, dan menerima semua rasa sakit yang mereka sebut dengan 'kehilangan dan kesepian'.