Berita kematian Raja Kim Tae Sang sangat cepat menyebar.
Di dalam istana, para petinggi kerajaan sedang membicarakan hal penting. Salah satunya adalah tanggal baik penobatan pangeran Jinan sebagai Raja baru.Nam Gi tidak sanggup melihat Pangeran Kim Jinan yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri itu terus menyalahkan dirinya sendiri dan tidak ada kehidupan lagi di sorot matanya.
Sejak umurnya 10 tahun, ibunya meninggal. Dan sekarang di umurnya yang baru 19 tahun, Ayahnya pun meninggal karena sakit yang di deritanya.
"Yang Mulia.."
Jinan tidak menjawab panggilan Nam Gi."Saya akan meminta pada juru masak kerajaan untuk membawakan Yang Mulia teh, Saya harap Yang Mulia bisa sedikit menenangkan pikiran."
Nam Gi keluar dan memerintahkan pelayan yang berdiri di luar untuk mengatakan pada petugas dapur kerajaan untuk membuatkan Jinan teh."Aku tidak tau lagi bagaimana cara mengembalikan Yang Mulia seperti semula." Ucap Nam Gi pada Chin Su, satu-satunya prajurit kerajaan yang sampai sekarang masih menjadi dan akan selalu menjadi pengawal setia Jinan.
"Saya memiliki saran, tapi ini sedikit gila" Nam Gi menoleh pada Chin Su.
Ia akan mempertimbangkannya jika itu benar bisa mengembalikan Jinan seperti semula. Ia cukup frustrasi melihat keadaan Jinan yang terus berlarut dalam kesedihannya. Padahal seharusnya ia harus menjadi kuat dan memimpin kerajaan secepatnya.
"Nona Bi Woo. Saya rasa Yang Mulia akan segera membaik setelah bertemu dengan Nona Bi Woo."
"Itu mungkin saja terjadi, tapi..."
"Saya.."
"Chin Su"
"Ya, Yang Mulia"
Chin Su segera masuk menemui Jinan, di belakangnya Nam Gi pun ikut masuk."Bersiaplah, aku ingin keluar."
Nam Gi yang mendengar hal itu pun segera keluar dan memberitahu para pelayan yang berdiri di depan pintu untuk pergi.
Setelah memastikan semua pelayan pergi, Nam Gi kembali ke ruangan Jinan dan melihat Jinan sudah siap untuk pergi.
"Yang Mulia, Anda harus.."
"Jangan Khawatir, aku akan selalu aman saat Chin Su mengawalku."
"Hati-hati Yang Mulia" Nam Gi mengantarkan Jinan melewati pintu belakang kerajaan dan kemudian kembali untuk berjaga, agar tidak ada yang masuk ke ruangan Jinan. Jika tidak, maka seluruh isi istana akan heboh karena Raja yang menghilang.
~~~
Jinan dan Chin Su tiba di perbatasan paling pinggir kota. Tempat pengasingan, dimana para rakyat miskin berkumpul.
"Chin Su, apa aku bisa menjadi Raja yang lebih baik daripada Ayahku? Apa aku bisa menghilangkan kemiskinan di negeri ini?"
"Saya percaya Yang Mulia sanggup melakukannya. Anda sudah belajar banyak dari Raja sebelumnya."
Jinan tersenyum, tapi jujur saja ia masih takut dengan masa depan. Takut jika ia tidak bisa memimpin kerajaan dengan benar.
Mata Jinan menangkap sosok seorang gadis yang sudah mencuri hati dan pikirannya. Gadis yang sangat ia rindukan setengah mati.
"Saya akan berjaga" Chin Su sedikit menundukkan kepalanya sebelum ia pergi menjaga Jinan dari jarak yang aman.
Jinan berjalan menghampiri Bi Woo yang sedang membagikan makanan yang sepertinya baru saja ia dapatkan.
"Malam ini, cuma ini yang aku dapatkan. Semoga besok kita bisa makan lebih banyak lagi dari ini." Ucap Bi Woo pada anak-anak terlantar yang orang tuanya sudah meninggal karena kelaparan atau terserang penyakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Stranger
FanfictionBertahan untuk tetap hidup, dan menerima semua rasa sakit yang mereka sebut dengan 'kehilangan dan kesepian'.