Tinggal menghitung beberapa hari lagi menuju pernikahan antar Seiya dan Akina, akan diselenggarakan. Semua persiapan pernikahan pun, sudah diselesaikan sejak lama. Tinggal menunggu hari H saja.
Sudah menjadi tradisi keluarga, agar calon mempelai wanita dan pria tidak bertemu selama beberapa hari sampai acara pernikahan di laksanakan.
Hal tak terduga pun terjadi disela-sela waktu itu. Seiya menggunakan waktunya yang tak bisa bertemu dengan Akina, untuk berkonsultasi kepada ayahnya.
Sama seperti sekarang ini. Ayah dan anak itu sedang duduk didepan teras rumah, yang berdekatan langsung dengan kolam renang sembari minum kopi panas.
Srupsss...
Suara serutupan air, begitu terdengar saat cairan kopi itu menyentuh mulut sepasang ayah anak ini.
Ditemani dengan langit malam yang hanya diterangi oleh sinar sang rembulan, sudah lengkap rasanya untuk mengenang kisah masa lalu.
"Tinggal 2 hari lagi ya," ucap Shiriu sembari meletakan cangkir kopi ditatakannya.
"Ya, begitulah. Sebentar lagi aku akan menempuh hidup baru," Seiya menyahuti ucapan sang ayah.
"Kapan terakhir kali kita bisa duduk berdua seperti ini?" Tanya Shiriu kepada putranya.
"Kalau tidak salah...saat umurku masih 13 tahun. Dan saat itu pula, awal mula Otou-Sama menekanku untuk belajar dengan giat," jawab Seiya sambil mengingat masa lalunya yang kelam.
"Gomen nasai, Otou-Sama jadi membuatmu tertekan waktu itu. Aku membuatmu menjadi pribadi yang berhati dingin, hingga kehilangan cahaya hidupnya. Itu semua aku lakukan, untuk melindungimu dari dunia gelap yang sejak lama aku emban," lirih Shiriu.
"Itu bukan salahmu, Otou-Sama. Jika itu yang terbaik untukku, mungkin akan aku terima denga senang hati. Aku sungguh berterima kasih kepadamu yang sudah mendidikku dengan sekeras itu, hingga diri ini sadar. Betapa beratnya kehidupan ini, jika aku tak memiliki mental yang kuat," Seiya sudah tak mempersalahkan hal itu lagi.
Senyum memaklumi, keluar dari bibir Shiriu saat mendengarkan perkataan putranya.
"Kau sudah besar ya, nak. Aku jadi bisa melepaskanmu dengan tenang," perkataan Shiriu, membuat Seiya langsung menoleh kearah ayahnya.
Wajah yang memancarkan kebahagian, terlihat jelas pada diri Shiriu. Dia usap surai coklat milik putranya itu.
"Tak sia-sia aku memperkenalkanmu pada Akina. Dia gadis yang sangat istimewa, hingga membuat cahaya putraku kembali terang"
"Ya, sekarang dia istimewa di dalam hidupku. Berkat dia, aku kembali bahagia. Senyum yang hangat pada bibirnya itu juga, menular kepadaku"
Shiriu terkekeh pelan. Dia merasa bercemin saat melihat sosok putranya. Mengingat kembali saat-saat dia muda dulu. Mungkin ingatan itu akan selalu ada didalam kepalanya.
"Ada apa Otou Sama? Kenapa kau tertawa seperti itu?"
"Aku jadi ingat saat diriku sedang dinasihati oleh kakekmu dulu, sama persis seperti sekarang. Dia memberikan banyak nasihat, saat aku ingin menikah. Apa kau mau mendengar nasihat kakekmu dulu, saat aku ingin menikah?" Seiya mengangguk. Dia sangat penasaran dengan perkataan sang kakek pada ayahnya dahulu.
"Setelah kau menjadi suami, tugasmu kini sangatlah besar. Kau harus mendampingi, serta menjaga istrimu dengan sebaik mungkin. Jangan buat dia terluka ataupun menangis sedikit saja, karena sikapmu yang egois dan keras kepala itu. Jika tidak, dia akan meninggalkanmu dengan sendirinya"
"Kurang lebih, itulah yang dikatakan kakekmu dulu," ucap Shiriu pada putranya.
"Kini...aku akan menambahkan sedikit nasihat itu untukmu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cinta Ku
Teen FictionLucy Hiyugasha. Seorang anak perempuan yang terlahir dari keluarga petarung yang sangat terkenal di Jepang dengan kekuatan bertarung yang sangat luar biasa. Lucy mewarisi sifat seperti para leluhurnya yang sangat suka bertarung untuk kebenaran. Mun...