Mension Hiyugasha...
Deru suara mobil Musteng berwarna merah milik Takahara, membuat Hiashi langsung keluar dari dalam rumah bergaya astrektur tradisional Jepang peninggalan sang orang tua tercinta. Ya. Sejak ia pindah ke Osaka, rumahnya yg lama di jual. Dan juga, atas permintaan ibunya sebelum ia tiada. Mereka sekeluarga, harus tinggal di mension utama yang ada di Tokyo.
"Jadi bagaimana kesan kalian, saat pertama kali masuk ke sekolah baru?" Tanya Hiashi saat melihat kedua anaknya yang baru pulang sekolah, turun dari mobil Takahara.
Aneh memang. Biasanya, Hiashi pulang malam hari. Tapi sekarang, dia pulang tengah hari. Tidak seperti dia yang biasanya. Apa mungkin, itu kekuasaan seorang CEO suatu perusahaan yang bisa pulang kapan saja?
"Emmm, lumayan. Sama seperti sekolah yang lama. Tidak ada yang seru," jawab Lucy santai.
"Eh, masa sih. Bukannya kau hamp–" belum juga Izanami melanjutkan kata-katanya. Mulutnya langsung dibekap oleh Lucy.
Sontak, hal itu membuat Hiashi menyipit dan menaruh curiga pada kedua anaknya. Sedangkan mereka yang ditatap oleh kepala keluarga Hiyugasha itu, hanya merinding ketakutan.
"Cepat jelaskan, apa yang kalian sembunyikan dariku? Jika benar kalian membuat ulah. Maka aku akan menghukum kalian seperti biasanya. Itu berlaku, jika kalian yang memulai duluan pada teman-teman di sekolah baru," bak seorang polisi, Hiashi menanyakan pertanyaan yang ringan saat introgasi. Tapi hal itu, membuat anaknya ketakutan.
"Sudahlah papa. Mereka-kan, baru pulang sekolah. Biarkan mereka istirahat dulu, baru ditanya. Lagi pula, papa langsung mengitrogasi mereka di depan pintu rumah. Itu tidak sopan," Takahara mencoba membujuk papa-nya, agar kedua adiknya tidak di introgasi saat baru pulang sekolah.
"Ah, baiklah. Tapi ingat. Setelah makan siang, kalian harus ceritakan padaku," peringat Hiashi pada kedua putrinya.
Lucy dan Izanami hanya melihat kepergian Hiashi dengan tatapan penuh kelegaan. Mereka pikir...tamat sudah riwayat mereka saat pulang sekolah, langsung diberikan sejuta pertanyaan dari papa-nya.
"Arigatou Nii-Chan, karena kau sudah mau membantu kami,"tatapan penuh haru terpancar dari mata Izanami.
"Aku hanya bisa membantu sampai sini. Sisanya, kalian pikir sendiri"
Lucy dan Izanami langsung ngibrit kedalam kamar, dan meninggalkan Takahara yang masih kerepotan membawa buku-buku tebal untuk dia belajar.
"Astaga, sebentar lagi ujian semester!! Apakah aku sempat belajar, jika dirumah saja penuh kegaduhan seperti ini?"
Takahara berjalan gontai kedalam rumah. Ia menatap nanar kedua adiknya yang sedang berkelahi, perihal rebutan remot tv untuk menonton film dorama mereka yang berbeda chanel. Di ambilnya remot itu olehnya agar mencegah pertengkaran yang berkelanjutan.
"Hah~~"
"Bisa tidak. Kalian sehariiii saja, tidak bertengkar? Apa perlu aku hancurkan tv itu agar kalian tidak bertengkar?"
Lucy dan Izanami hanya menggeleng saat mendengar perkataan Takahara, supaya dia tidak menghancurkan tv kesayangannya.
"Jika kalian tidak mau tv-nya rusak. Kalian harus diam dan tidak berisik. Aku harus belajar, karena sebentar lagi ujian"
"Dan satu lagi. Aku ingin kalian mengalah, dan salah satu dari kalian aku izinkan untuk meminjam tv yang ada dikamarku," tawaran yang menggiurkan dari Takhara, membuat mereka berdua saling melirik. Tapiii...
"Kau saja yang di kamar Nii-Chan," Izanami menunjuk Lucy.
"Tidak mau. Kau saja yang dikamar Aniki, aku tidak mau disana. Kamar dia selalu berantakan seperti kapal pecah," elak Lucy saat kakanya memberikan tawaran yang cukup memuaskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cinta Ku
Подростковая литератураLucy Hiyugasha. Seorang anak perempuan yang terlahir dari keluarga petarung yang sangat terkenal di Jepang dengan kekuatan bertarung yang sangat luar biasa. Lucy mewarisi sifat seperti para leluhurnya yang sangat suka bertarung untuk kebenaran. Mun...