Akhirnya, putra sulung keturunan Otsuki ini kembali ke Jepang. Dia kembali kerumahnya, setelah sekian lama merantau di Amerika.
Mobil yang membawanya kembali kerumah, sudah sampai pada tujuannya. Bermula dari melintasi pekarangan rumah, hingga berhenti di depan pintu kokoh bercatkan warna yang begitu netral.
Putih. Itulah warna yang melambangkan keluarga ini. Warna begitu suci, hingga bisa menerangi kegelapan sekalipun.
Seorang pelayan laki-laki, mulai membukakan pintu mobil untuk tuan mudanya yang tercinta. Ia membungkuk hormat, saat sang tuan muda keluar dari mobilnya.
Ashura sudah disambut oleh kedua orang tua, serta para pelayan didepan rumahnya. Senyum hangat, sudah singgah dibibirnya.
Putra sulung Otsuki itu, langsung memeluk sang ibu tercinta. Wanita yang selama ini menunggu putranya kembali, sudah menangis tersedu-sedu. Ia melepas rindu yang terpendam selama ini, melalui pelukannya yang begitu erat pada sang putra.
"Ya ampun, Ashura. Kenapa kau baru pulang sekarang, hah? Apa kau tidak mereindukan Kaa-Chan? Dasar anak nakal," Tzuyu memukul pundak putranya. Ia begitu kesal pada anaknya yang tak pernah sekalipun pulang kerumah.
"Gomen nasai. Habis tugasku disana banyak sekali. Kalapun aku tinggal, pasti akan terjadi masalah. Makanya, aku membantu para karyawan hingga semuanya bisaku tinggal untuk kedepannya," Ashura tersenyum pasrah saat sang ibu terus memukulinya, walau sudah diterangkan sekalipun.
"Sudah, sudah. Kita lakukan acara lepas rindu ini nanti lagi. Kalian mau sampai kapan didepan pintu rumah seperti ini?" Tamaru menghentikan pertengkaran kecil antara Ashura dan Tzuyu. Ia langsung menggeret putranya masuk kedalam rumah, seperti anak kecil yang habis membuat masalah. Ya~~ memang kenyataannya, Ashura habis membuat masalah besar.
Para pelayan rumah mulai membawa barang, serta koper yang dibawa tuan mudanya. Menggeret koper itu kedalam kamar tuan mudanya.
Kini beralih pada ruang tengah. Ruang yang berisikan banyaknya kenangan bersama keluarga tercinta.
"Ngomong-ngomong, dimana Akimaru? Dia tidak kelihatan dari tadi," tanya Ashura. Dia celingak-celinguk mencari kehadiran adiknya.
"Kau tidak tahu? Diakan sedang sibuk menyiapkan skripsinya. Bahkan, ia sedang gencar-gencarnya mengerjakan skripsinya yang sebentar lagi selesai," jawab Tamaru.
Ashura ber oh-ria saja. Dia mengangguki setiap perkataan ayahnya. Tak berapa lama, suara hentakan kaki terdengar dari tangga.
Pandangan dari ketiga anggota keluarga itu, langsung tertuju pada bangunan yang menghubungkan antara lantai 1 dan 2. Mereka bisa melihat Akimaru yang sedang menuruni anak tangga, dengan langkah yang begitu gontai. Dengan lingkaran mata yang hitam bak seekor panda, membuat dirinya tambah mengenaskan.
Akimaru mulai melihat sekitarnya. Mata yang awalnya mengantuk, langsung fresh seketika saat melihat sosok sang kakak sedang duduk disofa ruang tengah dengan santainya. Tidak mau bertele-tele, ia buru-buru menuruni anak tangga dengan secepat kilat, dan menghampiri sang kakak yang masih duduk dengan santai.
"Wah, lama tidak jum–buakhhh"
Ashura tidak sempat menyelesaikan perkataannya, saat sang adik langsung melayangkan bogeman mentah ke wajahnya. Tubuh tegapnya sampai terpental, karena tak sanggup menerima hantaman yang datang secara tiba-tiba itu.
"O-oi, Chotto. Ada apa ini? Kenapa kau memukulku?" Ashura berusaha bangkit. Ia menyeka darah yang sedikit keluar dari sudut bibirnya.
Kedua orang tuanya, hanya diam saja. Seolah mereka tahu, kalau sang adik ingin memukulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cinta Ku
Fiksi RemajaLucy Hiyugasha. Seorang anak perempuan yang terlahir dari keluarga petarung yang sangat terkenal di Jepang dengan kekuatan bertarung yang sangat luar biasa. Lucy mewarisi sifat seperti para leluhurnya yang sangat suka bertarung untuk kebenaran. Mun...