Rencana pindah secara tiba-tiba

51 6 0
                                    

12 Tahun Kemudian.....

Lucy duduk temenung di halaman rumah. Perkataan orang tuanya, terus terngiang-ngiang di kepalanya saat itu.

Flashback on....

Tok tok

Ketukakan pintu kamar Lucy, membuatnya menorehkan kepalanya kearah suara itu berasal.

"Lucy, apa mama boleh masuk?" Tanya Sahara meminta izin Lucy untuk masuk ke kamarnya.

"Boleh mah," jawab Lucy.

Clek

Suara pintu, terdengar di telinganya.

"Ada apa ma?" Tanya Lucy.

"Apa kita bisa bicara di ruang keluarga, bersama papa?" Tanya Sahara balik dengan tatapan serius.

"Aneh. Tidak biasanya mama dan papa memintaku untuk bicara bersama," batin Lucy.

"Boleh ma," jawabnya.

Akhirnya, Lucy mengikuti Sahara dari belakang menuju ruang keluarga. Banyak pertanyaan di benaknya. Tapi, dia tidak mau ambil pusing.

♧♧♧

Terlihat seoarang laki-laki paruh baya berusia 40 tahun, sedang membaca kertas berisi berkas-berkas kantornya. Saat mengetahui sang istri dan anaknya sudah datang, dia langsung menyingkirkan berkas-berkas itu.

Sorot mata yang menunjukan keseriusan itu, membuat siapa saja takut untuk melawannya.

"Ada apa papa, sampai memanggil ku?" Tanya Lucy dengan mengutarakannya secara halus. Takut sang papa marah.

"Kita akan pindah"

Seketika mata Lucy terbelak. Ia merasa deja vu dengan keadaan ini. Hal yang paling dia takuti dari dulu. Pindah ke sutu tempat dan meninggalkan teman serta sahabat yang sudah dekat dengannya.

"Pindah. Kita akan pindah kemana pah? Bukannya pekerjaan papa masih banyak disini?" Tanya Lucy dengan mata yang sedikit buram karena menahan tangis.

"Tokyo," jawab Hiashi.

"Lagi pula, pekerjaan papah disini sudah selesai," lanjutnya.

"Tapi—"

"Lusa kita pindah," perkataan Lucy di potong oleh Hiashi. Buliran bening turun dari sudut mata Lucy. Tak bisa dia tahan lagi.

Lucy hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Tangisan itu, masih mengalir di pipinya.

"Tapi pa. Bagaimana dengan sekolah Lucy di sini? Dan, bagaiaman dengan teman-teman Luc?," begitu banyak pertanyaan yang dia timpalkan ke Hiashi. Merasa ini tidak adil, Lucy menuntut jawaban yang memuaskan.

"Sekolah? Kau bisa pindah ke sekolah yang baru, dan beradaptasi dengan teman yang baru," jawab Hiashi sambil meminum kopi yang tadi Sahara berikan.

"Adaptasi? Apa papa kira adaptasi gampang? Di lingkungan yang baru, harus bertemu orang baru. Mungkin bagi papa itu gampang. Tapi bagiku, rasanya itu tidak mungkin," kata Lucy dengan nada suara tinggi.

"Lucy, jaga cara bicaramu. Tidak soapan berbicara seperti itu pada orang tua," tegur Sahara.

"Apa mama lupa...hiks? Berhari-hari aku menangis karena harus pindah ke Osaka dan meninggalkan Shura-kun. Berhari-hari aku merenung di kamar, untuk menenangkan diri agar menerima semua ini. Hingga Izanami datang berkunjung untuk menasihatiku. Lalu sekarang aku  harus pindah dan meninggalkan Izanami sendiri? Aku tidak mau Izanami merasakan apa yang Shura-kun rasakan...hiks," kata Lucy dengan suara yang terisak.

"Untuk urusan Izanami, kau bisa mengajaknya pindah. Lagi pula, orang tua Izanami sudah menitipkan dia kepada kita saat mereka ingin pindah ke luar negri beberapa tahun lalu," ucap Sahara lembut.

"Kau bisa bicarakan ini dengan Izanami besok," ucap Hiashi berlalu pergi masuk ke kamarnya.

Sahara mendekat ke Lucy. Di usapnya pelan punggu Lucy oleh Sahara, untuk merasakan ketenangan. Mungkin emosinya sedang meluap-luap.

"Lucy. Bicarakan hal ini baik-baik dengan Izanami. Jika dia ingin pindah, dia bisa tinggal bersama di rumah kita," ucap Sahara lembut dan penuh dengan rasa ketenangan. Baginya, seorang ibu harus berada di sisi anaknya pada saat seperti ini. Menasihatinya secara pelan-pelan.

Flashback of...

"Aku harus bagaimana," gumamnya.

Di ambilnya benda berbentuk pipih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ambilnya benda berbentuk pipih. Tangannya dengan cepat mengetik suatu pesan.

"Izanami, kita perlu bicara"





Hai guys....😀 Kembali lagi dengan aku, sang author Azayaka. Bagi kalian yang bingung, kenapa aku nulis nama Azayaka dan berbeda dari akun. Nih aku kasih tau.

Sebenrnya, dulu aku buat cerita di buku tulis tentang kehidupanku. Disana, aku memberi nama tokohnya Azayaka. Tapi karena cerita itu stak di tengah jalan, jadi aku gak lanjutin deh 🥺

Dan satu lagi. Nama Azayaka itu, hanya untuk samaran doang loh ya.

Hah...ya udah segitu dulu. Oh ya, satu lagi. Makasih banget loh, buat kalian yang udah mau baca cerita aku 😁

Udah, udah. Sekian dari aku sang author Azayaka 😊

Rahasia Cinta KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang