Awal dari perpisahan

53 6 0
                                    

Kring.......

Suara jam weker itu terus saja berbunyi. Tapi sang anak laki-laki itu tak kunjung bangun juga.

Clek

Pintu di buka oleh Tzuyu. Takut anak bungsunya yang masih kecil terbangun karena suara jam weker Itu, akhirnya Tzuyu mengecek keadaan yang sebenarnya. Kenapa jam weker itu, belum juga di matikan oleh pemiliknya?

"Are, shura juga belum bangun," ucap Tzuyu heran.

Tzuyu mengguncangkan tubuh Ashura dengan pelan."Ne, Shura-kun. Bangun!! Katanya kau mau datang kerumah Cy-chan sebelum dia pergi"

"Ah..Kaa-chan. Jangan ganggu tidurku," erang Shura yang masih asyik tertidur dikasur empuknya.

"Hah~" helah Tzuyu yg bingung harus bagaimana, untuk membangunkan putra pertamanya.

"Shura, bangun!!" teriak Tzuyu.

Shura terbangun dengan muka yang ketakutan. Saking takutnya dia terbangun dengan posisi duduk tegak sambil mendekap guling kesayangannya.

"Kaa-chan..," ucap Shura dengan suara bergetar ketakutan.

"Shura. Katanya kau akan bangun pagi, tapi nyatanya kau bangun kesiangan. Kau lihat sekarang jam berapa!! Kau sudah janji sama Cy-chan untuk datang ke rumahnya sebelum dia pergi ke bandara," kata Tzuyu dengan tatapan membunuh terhadap Shura.

"Eh~~ aku terlambat,"Teriak Shura dengan histeris sambil berlari keluar kamarnya.

♤♤♤

Di lain sisi...

Lucy dari tadi terus menatap jalan depan rumahnya yang masih sepi. Hal itu, mengundang perhatian sang papa unuk bertanya.

"Ne, Lucy. Ada apa?" tanya Hiashi, ayah dari Lucy.

"Ah, tidak apa-apa papa," jawab Lucy dengan gelengan kepala pelan. Tapi, matanya menunjukan kesedihan.

"Hn," gumam Hiashi sambil menepuk kepala Lucy pelan lalu berlalu pergi.

Masih sama. Lucy terus menatap jalan itu, seakan-akan dia menunggu seseorang datang, sebelum ia pergi untuk meninggalkan Tokyo.

"Heh, kau masih saja menunggu bocah itu datang?" Tanya Takahara kakak Lucy yg berbeda 5 tahun itu.

"A-aniki," ucap Lucy gugup.

"Oh, lihat lah. Pipi imotou kecilku memerah," goda Takahara sambil menyentuh pipi tembem Lucy menggunakan jari telunjuknya.

"Sudah, sudah. Lucy, Takahara," lerai Sahara memisahkan mereka berdua. Kalau tidak dipisahkan secepat mungkin, pasti akan ada perang besar selanjutnya.

"Aniki duluan mama," adu Lucy pada Sahara.

"Lucunya imotou kecilku ini," ucap Takahara gemas.

Tiba-tiba...

Akkhh

"Itai!!" teriak Takahara meringis kesakitan.

Lucy menggigit jari telunjuk sang kakak saking kesalnya.

"Lu...cy... kau," geram Takahara kesal.

"Bbllee," ujar Lucy sambil menjulurkan lidahnya.

Sahara sudah lelah dengan pertengkaran ini . Setiap hari, dia harus melihat pertengkaran antara putra sulungnya dengan putri bungsunya.

"Sahara, Lucy. Sudah waktunya kita berangkat," kata Hiashi memecah suasana pertengkaran kedua anaknya.

"Hah...ne Takahara-kun. Jangan nakal ya. Patuhi kata nenek," ucap Shara sambil memeluk tubuh Takahara.

"Iya, mama. Takara janji, tidak akan nakal," ucap Takara sambil membalas pelukan Sahara.

"Apa Shura-kun tidak datang ya?" benak Lucy yang merasakan kesesihan mendalam.

Saat Lucy ingin masuk ke mobil...

"Cy-chan

Samar-samar, suara teriakan Shura terdengar dari kejauhan. Sontak, Lucy langsung membalikkan badannya.

Shura datang dengan berlari. Deru napas lelahnya, masih terdengar di teling Lucy.

"Hah...hah...hah... Sumanai, Cy-chan," ucap Shura yang masih ngos-ngosan.

"Tidak apa Shura-kun. Lagi pula, aku juga belum berangkat kok," ujar Lucy sambil tersenyum manis.

"Ini. Ambillah," kata shura sambil memberikan kalung berbentuk kucing ke tangan Lucy.

 Ambillah," kata shura sambil memberikan kalung berbentuk kucing ke tangan Lucy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kawai," ucap Lucy sambil menatap kalung kucing yang berwarna hitam itu.

"Jika Cy-chan kangen aku, tinggal lihat saja kalung ini. Begitupun sebaliknya. Aku juga akan melakukan hal yang sama," kata Shura sambil memperlihatkan kalung kucing berwarna putih yang sudah dia pakai.

"A-arigatou, Shura-kun," ucap Lucy yang sudah menghamburkan dirinya ke pelukan Shura.

"Jangan lupakan aku ya, Cy-chan," bisik shura ditelinga Lucy sambil membalas pelukan Lucy.

Pecah sudah tangisan kedua anak itu, Saat mobil Lucy sudah jalan menjauh.

"SAYONARA, SHURA-kUN!!" teriak Lucy sambil melambaikan tangannya ke luar jendela mobil.

"SAYONARA, CY-CHAN," teriak Shura sambil membalas lambaian tangan Lucy.

Benar. Perpisahan adalah awal untuk memulai cerita baru yang berkaitan dengan masa lalu. Suatu saat, mungkin kita akan bertemu lagi Cy-chan. Entah waktu itu akan terjadi kapan.

 Entah waktu itu akan terjadi kapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya "kami-Sama" yang tahu.





Hai guys. Bertemu lagi dengan sang author cerita Azayaka disini 😁

Terima kasih, buat kalian para pembaca yang sudah membaca ceritaku. Walau hanya sedikit yang lihat 🙂

Gimana nih ceritaku? Bagus atau tambah absrud? 🤔

Jangan lupa vote dan komen, ya. Karena, vote dan komen kalian lah yang membuatku tambah semangat melanjutkan cerita ini 😊.

Sekian dari author. Sampai jumapa

Azayaka 🌸🌸

Rahasia Cinta KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang