Izanami mulai gencar menggeret duo cabai rawit itu ke ruang guru. Memang di saat jam istirahat seperti ini, semua guru sedang berkumpul. Tak ayal, senyum devil Izanami terus mengembang.
BRAK...
Izanami membanting pintu ruang guru dengan sangat kencang. Mimik wajah yang menunjukan amarah, membuat siapa saja takut. Semua guru yang sedang berkumpul di sanapun terkaget-kaget termasuk Seiya. Izanami masuk ke ruangan itu sambil membawa siswi yang di ikat bak seorang tawanan.
"Ada apa ini?" Tanya salah guru angkat bicara. Mereka heran. Kenapa dua murid bermasalah ini babak belur? Tidak seperti biasanya saja.
"Ada apa? Sensei bertanya ada apa? Tanyakan saja pada mereka berdua, yang telah berusaha menyakiti kedua sahabatku. Ah atau lebih tepatnya...ingin membunuh sahabatku," jawab Izanami dengan aura gelap menjalari tubuhnya. Perkataan yang terakhir, membuat duo cabai rawit itu menciut. Mereka bermain dengan orang yang salah.
"Bagaimana bisa? Mereka anak ba–"
"Anak baik‐baik. Sensei bilang, anak baik-baik. Apakah kalian tidak bisa melihat? Kenapa banyak anak yang pindah tanpa sebab?" Ucapan Izanami mampu membuat guru yang ingin berdebat dengannya, menjadi bungkam.
"Sudahlah Izanami. Percuma kalau kau marah-marah pada mereka. Yang hampir setengah dari para guru ini adalah antek-antek duo cabai rawit itu," suara yang begitu dingin mulai terdengar dari luar ruang guru.
Klotak...klotak...
Langkah kakinya mulai mendekat ke ruangan tersebut. Benar saja. Di saat Akina masuk ke ruang guru, semua mata langsung menghujaninya dengan tanda tanya.
"Kenapa kau menghentikan aku berdebat Akina?" Tanya Akina dengan ketus. Ia kesal di saat ingin membuka suara, tapi malah di suruh diam.
"Itu bukan tugasmu Izanami. Tapi kali ini, Lucy memberikan tugas ini pada ku," jawab Akina dengan nada dingin.
Para guru terkejut. Bagaimana bisa, sosok sedewasa ini adalah Akina. Mereka tak pernah berfikir, orang yang berjas dengan lambang keluarga Uchiwa itu adalah Akina. Mereka kira itu adalah jaksa Akira dari keluarga Uchiwa.
"Kenapa? Kalian terkejut, Sensei. Kenapa kalian diam saja? Ayo, bela lagi duo cabai rawit ini!! Setelah kalian bela...maka aku akan menyeret kalian semua ke pengadilan," bak dihujam pedang. Para guru tak berkutik lagi.
Mereka hanya bisa diam, di saat salah satu Uchiwa berada di hadapan mereka. Satu keluarga yang benar-benar berpengaruh di sini, ingin berdebat oleh orang biasa seperti mereka? Yang ada sudah mati kutu duluan. Sunggu ironis.
Seiya yang melihat sang tunangan mulai serius, hanya bisa mengerutkan alisnya saja. Dia bingung sesaat. Padahal dia sama-sama mendapatkan sinyal merah dari Lucy. Namun kali ini dia seperti orang bodoh yang tak mengetahui apapun.
"Kalian tahu? Mereka, orang yang kalian lindungi ini. Telah membuly semua siswa yang beberapa kali keluar masuk sekolah tanpa sebab," Akina mulai buka mulut lagi.
"Kalian diam, bukan karena takut padaku sajakan. Kalian takut, karena ini perintah Kagura-Sama. Ya, perintah seorang kepala sekolah sangatlah mutlak bagi kalian para guru," cecarnya terus menerus.
"Tapi apa kau tahu Izanami. Bahwa sebenarnya, Kagura-Sama adalah bibi dari Karin. Dia memberikan perintah, agar pembulyan ini tak boleh sampai tersebar keluar sekolah maupun awak media. Hah, iya juga. Keluarga Itomura benar-benar licik," Izanami yang mendengarnya mulai geram. Kenyataan apa lagi ini? Kenapa sekolah ini isinya sampah semua?
"Butuh bukti kalau mereka melakukan pembulyan dengan sadis? Baikalah, dengan senang hati. Akan aku tunjukan dengan lebih jelasnya"
Akina mengeluarkan sebuah flashdisk dari saku jasnya, dan langsung memasangkan pada tablet yang di bawanya sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cinta Ku
Teen FictionLucy Hiyugasha. Seorang anak perempuan yang terlahir dari keluarga petarung yang sangat terkenal di Jepang dengan kekuatan bertarung yang sangat luar biasa. Lucy mewarisi sifat seperti para leluhurnya yang sangat suka bertarung untuk kebenaran. Mun...