Disinilah mereka sekarang berada, disebuah tempat yang paling cocok untuk pasangan muda-mudi menjalin asmara. Taman Suropati, saksi bisu kisah percintaan anak remaja hingga akhirnya tempat ini akan menjadi sebuah rangkaian kenangan.
Raja dan Aurora berjalan beriringan di pinggir taman dengan tangan besar laki-laki itu merangkul pundak Aurora. Pandangan Aurora menyusuri indahnya taman ini, bunga-bunga yang mekar seakan tahu orang-orang disini sedang merasakan bahagia.
"Kakak udah sering kesini? Kalo sering sama siapa? Pasti sama Kak Varen, Kak Vaden, Kak Haidar sama Kak Gibran ya?", Tanya Aurora beruntun bak gerbong kereta. Kepalanya mendongak menatap wajah Raja.
Raja terkekeh kemudian menarik gemas hidung mungil gadisnya, "Mereka mana mau diajak ke taman kalau bukan sama cewenya"
"Dulu waktu kecil gue sering main disini dan lo cewek pertama yang gue ajak ke taman ini", ucap Raja membuat hati Aurora berbunga-bunga hingga semburat warna merah menodai pipi putihnya, demi apa ia cewek pertama yang menginjakkan kaki ditempat ini bersama Raja.
Jika saja ada alat untuk mengukur kebahagiaan, maka Aurora yakin alat itu rusak karena bahagianya melebihi kapasitas .
"Lo salting?", Tanya Raja seraya tersenyum geli melihat gelagat Aurora.
"Hah? Ng-nggak lah, mana ada Rora salting", ucapnya panik tatkala Raja berhasil menangkap mukanya yang mesem-mesem. Malu, Aurora sungguh malu.
"Yaudah deh nggak salting", final Raja tak ingin membuat gadis itu semakin malu.
"Ihh diem, jangan bahas lagi!", kesal Aurora kemudian tangannya terangkat mencubit pinggang Raja dengan gerakan cepat sampai Raja tergelak dibuatnya.
"Iya kan gue udah bilang iya cantik", ucap Raja seraya menuntun Aurora menuju kursi taman.
"Awas lagi bilang gitu, jantungnya Rora deg-degan tau nggak! Apa Rora suka sama Kak Raja?", adunya. Raja terkekeh geli seraya mengacak lembut surai hitam gadisnya. Jujur sekali Rora ini.
Disisi lain, Aurora baru pertama kali mersakan hal seperti ini. Kata-kata yang keluar dari mulut Raja hari ini sangat sukses membuatnya melayang-layang berbeda dengan Raja hari kemarin yang melontarkan kata-kata tajam dan menusuk.
"Lo nggak perlu tau itu kenapa, yang perlu lo tahu jaga hati lo untuk gue", ucap Raja. Ia rasa Aurora tak perlu tahu penyebab jantungnya berdetak cepat sama seperti yang ia rasakan ketika berada didekat gadis itu.
Aurora tersenyum dan menggangguk.
Seperkian detik, kepalanya dipaksa untuk menyender dibahu Raja . Aurora tak menolak karena dipundak ini ia merasakan rasa aman dan nyaman. Entahlah, Aurora rasa Raja seperti sosok pelindungnya dan diperkuat dengan postur tubuh laki-laki itu.
Beberapa detik tidak ada perbincangan diantara mereka. Masing-masing sibuk menikmati kenyamanan, Aurora yang nyaman bersandar dipundak Raja dan Raja nyaman ketika menghirup aroma vanilla dari rambut gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJAWALI
Teen Fiction⚠WARNING TYPO BERTEBARAN ini cerita youngadult yang bocil minggir dulu yok, emak lu tau disabet sapu lu! Rajawali Liam Taksa sang alpha dari Alfasus, geng beranggotakan remaja laki-laki penuntut arti kebebasan dari SMA Antariksa. Tawuran dan balapan...