Waktu telah menunjukkan pukul tiga, siswa siswi SMA Antariksa mulai meninggalkan lingkungan sekolahnya namun masih ada beberapa siswa yang sedang ekskul, basket salah satunya. Aurora masih duduk sendirinya di bangku kelas XI IPA 4, ia sedang mencatat tulisan yang ada di papan.
Dengan sengaja ia mengulur waktu kepulangannya agar tidak bertemu dengan Raja, bukannya ia tidak ingat pasal titah yang Raja katakana namun Aurora menganggap Raja melontarkan itu tak serius, lebih lagi Gladys mengatakan jika Raja sangat anti dengan perempuan, itu semakin menguatkan tekadnya tidak menemui Raja, kakak kelasnya.
"Huh.. akhirnya selesai juga..". Ujar Aurora seraya meregangkan badannya yang pegal. Ia mulai membereskan alat tulisnya dan memasukkan kedalam tas hijau toscanya.
Aurora belum juga pergi beranjak dari tempat duduknya, ia lebih memilih untuk duduk di kursi panjang koridor seraya memainkan game di ponselnya.
"Hai..". sapa seorang laki-laki yang sudah duduk disamping Aurora.
"Ehh hai?". Sapa balik Aurora, ia segera mematikan ponselnya dan menyimpannya di saku.
"Lo anak baru?". Tanya laki-laki bernama Kevin tersebut.
"Iya kak..". Sahut Aurora malu-malu.
"Kenalin nama gue Kevin, ketua osis sekaligus ketua basket SMA Antariksa". Ujarna seraya mengulurkan tangannya kepada Aurora. Aurora yang mendengar kata ketuas osis merasa terkejut.
Aurora menyambut uluran tangan Kevin dengan perasaan canggung sekaligus malu. "Nama aku Aurora kak".
Seperkian detik tangan mereka tertaut, Aurora dengan cepet melepaskan tangannya dari genggaman tangan besar Kevin.
"Ehh sorry, lo belum pulang?". Tanya Kevin
'Kalau gue udah pulang terus yang lo ajak kenalan ini jurig?'. Batin Aurora mendengus.
"Belum kak, masih nunggu teman". Sahut Aurora.
"Oh oke, by the way lo udah masuk grup angkatan?". Tanya Kevin. Aurora menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Yaudah gue minta id line lo nanti gue add ke grup". Ujar Kevin. Aurora segera memberikan id line-nya kepada Kevin.
"Makasih kak". Ucap Aurora tulus.
Kevin tersenyum manis. "Sama-sama, yaudah gue mau rapat dulu see you next time!". Ujar Kevin seraya melambaikan tangannya kepada Aurora.
Satu jam lamanya Raja menunggu Aurora diparkiran namun batang hidung perempuan yang ditunggunya tak kunjung datang juga. Raja menggeram tertahan, ia paling anti jika sudah menunggu. Sialnya ia tak tahu nomor ponsel gadis itu.
"Sial!". Umpatnya yang telah hilang kesabaran. Raja muali memakai helmnya namn suara deringan ponsel menghentikan aktivitasnya. Nama sohibnya, Gibran tertera dilayar handphone milikinya
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJAWALI
Teen Fiction⚠WARNING TYPO BERTEBARAN ini cerita youngadult yang bocil minggir dulu yok, emak lu tau disabet sapu lu! Rajawali Liam Taksa sang alpha dari Alfasus, geng beranggotakan remaja laki-laki penuntut arti kebebasan dari SMA Antariksa. Tawuran dan balapan...