"Mama!! Kenapa gak bangunin Rora sih ahh!?". Pekiknya kesal seraya menendang bantal di sekelilingnya membuat bantal itu terjatuh di lantai.
Aurora berlari tergesa-gesa menuruni anak tangga denga seragam yang masih acak-acakan.
"Mama udah bangunin kali. Kamu nya aja yang kebo!". Sahut mamanya yang berada di dapur sedang membereskan peralatan masaknya bersama bibi.
"Ahh boong! Kok Rora gak dengar mama bangunin sih!?". Aurora memisu-misuh seraya membenahkan dasi dan seragamnya.
"Kamu nya aja yang kebo". Sahut mama singkat
Ia menyodorkan Aurora segelas susu hangat."Udah ini diminum dulu".
"Makasih ma". ucap Aurora dan menegak susu itu hingga tandas.
"Sama-sama sayang, sini mama sisirin". Mama mengambil alih sisir ditangan anak gadisnya lalu menyisir lembut surai hitam kecoklatan itu.
"Mama kepang rambut kamu ya?". Izinnya dan dibalas anggukan oleh Aurora.
"Mahh 10 menit lagi bel sekolah bunyi. Kalo Rora sampai sekolah pasti udah telat". Ujar Rora dengan raut wajah yang dibut sedih
"Terus?". Mama mengernyit bingung dengan pernyataan yang diajukan anaknya dengan tangan yang masih menjalin rambut Aurora.
"Rora gak sekolah ya Ma?". Pintanya dengan wajah yang memelas
"Heh!? Gak ada bolos-bolos sekolah. Kamu yang buat telat dan ini resiko yang harus kamu tanggung". Ucapnya seraya berkacak pinggang
"Mama gak suka kalau anak mama gak punya tanggungjawab". Lanjutnya dan pergi kearah dapur membawa gelas susu yang telah tandas diminum oleh Aurora
"Iya Ma maaf".
'Nyesel minta ke Mama mending ke Papa pasti di ijinin'. Batinnya dengan raut wajah yang masam.
Derap suara langkah terdengar dari arah tangga. Ayah dan abangnya, Rafael baru saja turun dari lantai dua. Mereka mengernyit bingung dengan keberadaan Aurora yang masih ada dirumah.
"Lohh kok kamu masih dirumah? Gak telat nanti?"
"Palingan sudah telat". Ujarnya singkat, moodnya benar-benar buruk hari ini.
"Kenapa bisa? Telat bangun?". Tanya papanya seraya sarapan dan juga Rafael.
"Ya apalagi kalo gak telat bangun Pa. kita kan pelihara kebo!?". Celutuk Rafael tanpa melihat kearahnya
"Apaan sih lo bang! Gak usah cari perkara sama gue". Ujarnya judes
"Idih gitu aja marah!?Medusa.. ". Desis Rafael
"Lo kok nyolot!? Papa nanya gue kenapa lo yang nyambung!?". Sungguh moodnya sudah hancur kini tambah hancur karena abangnya. Ia melirik abngnya sinis dan dibalas senyuman licik oleh Rafael. Yakinlah jika sudah seperti ini ada yang akan diadukannya kepada Papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJAWALI
Teen Fiction⚠WARNING TYPO BERTEBARAN ini cerita youngadult yang bocil minggir dulu yok, emak lu tau disabet sapu lu! Rajawali Liam Taksa sang alpha dari Alfasus, geng beranggotakan remaja laki-laki penuntut arti kebebasan dari SMA Antariksa. Tawuran dan balapan...