Sang fajar menampakkan diri dari ufuk timur, cahaya-nya mengintip dua insan yang sedang bergelut dalam selimut di ruangan itu. Aurora menggeliat dalam tidurnya, yang ia rasakan saat ini adalah pusing mendera kepalanya.
Bola mata hazel itu mengerjap perlahan sesekali bibirnya bergetar menahan sakit tatkala ia menggerakkan kakinya. Tidak hanya kepala kini pangkal pahanya juga terasa nyeri.
Tapi tunggu sebentar, mengapa dirinya tidak memakai benang sehelai pun lalu tangan kekar yang mengukung tubuh kecilnya dalam dekapan tubuh besarnya siapa?
Aurora menoleh kebelakang perlahan, bibirnya kini pucat pasi memikirkan berbagai asumsi buruk yang bersarang di kepalanya. "Tuhan semoga apa yang aku pikirin nggak beneran terjadi"
Matanya mendelik tatkala menangkap sosok Raja yang tengah tertidur pulas dengan kondisi yang sama dengannya tanpa sehelai benang pun. Aurora meneteskan sebulir air matanya saat ia merasakan sesuatu yang mengganjal di daerah selangkangannya. Aurora mengintip sedikit dari selimut itu dan benar saja asumsi di otaknya itu benar terjadi. Mulai saat ini lah harapan, cita-cita, dan masa depannya ia robohkan karena kesalahan satu malam.
"Hikss...Hikss..." bahu gadis itu mulai bergetar disertai suara tangisannya. Yang menjarah pikirannya hanya satu yaitu bagaimana dengan masa depannya? Lalu begaimana dengan cita-cita? Orang tuanya? Membayangkan wajah orang tuanya saja Aurora tidak sanggup lalu bagaimana bisa ia menampakkan diri di hadapan kedua orang tuanya? Lalu bagaimana kalau ia hamil..
RAJA TOLONGIN PANAS
SAKIT RAJA PLISS TOLONGIN
Ingatan itu kembali berputar dikepalanya dari bagaimana ia mengalungkan tangannya ke leher Raja hingga memulai insiden itu dengan memberikan satu kecupan di bibir laki-laki itu. Aurora benar-benar seperti wanita penggoda malam itu.
"Hikss..hikss gue udah hancur gak punya masa depan.." lirihnya
"Mama Papa maafin Rora hiks.." setelah apa yang diberikan orang tuanya, segala fasilitas, kebahagiaan, kehangatan pada akhirnya Aurora hanya bisa memberikan kekecewaan. Apakah setelah kejadian ini, kehangatan itu masih bisa tercipta di keluarganya? Aurora tidak yakin.
Raja menggeliat dalam tidurnya karena terganggu oleh suara tangisan seseorang. Ia terpaku sejenak seraya menatap getaran pada punggung seorang gadis yang membelakanginya ralat ia bukan seorang gadis lagi setelah apa yang mereka lakukan semalam.
Tangan Raja terangkat dan bertengger di pundak Aurora, "Thanks udah puasin gue, gak nyangka lo bisa berlagak jadi jalang juga" ucap Raja seraya memberikan kecupan singkat di pundak gadis itu.
Aurora yang mendengar penuturan Raja sontak terduduk dan melayangkan tamparan di pipi laki-laki itu.
"Jaga omongan lo ya! Gue nggak kaya gitu!" sentak Aurora dengan suara bergetar. Ia tidak menyangka Raja tega merendahkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJAWALI
Teen Fiction⚠WARNING TYPO BERTEBARAN ini cerita youngadult yang bocil minggir dulu yok, emak lu tau disabet sapu lu! Rajawali Liam Taksa sang alpha dari Alfasus, geng beranggotakan remaja laki-laki penuntut arti kebebasan dari SMA Antariksa. Tawuran dan balapan...