Raja mengenggam erat tangan gadis disebelahnya, membawanya keluar dari istana megah dengan beribu kepedihan bagi remaja laki-laki itu. Satu hal yang dapat mendefinisikan Raja saat ini adalah marah, ia sangat marah, Aurora pun tak berani mengeluarkan sepatah kata. Benar kata Gladys, Raja sangat menyeramkan ketika marah.
Setibanya di tempat motor kesayangan Raja terparkir saat itu pula cekalan tangan Raja pada Aurora terlepas. Aurora sedikit meringis seraya mengelus pergelangan tangannya yang sedikit memerah dan itu semua tak luput dari perhatian Raja yang masih enggan mengeluarkan suara. Raja terlalu gengsi untuk mengutarakan permintaan maafnya pada Aurora.
Remaja laki-laki itu segera mengenakan helm fullface-nya dan menunggangi motor sport berwarna hitam kesyangannya.
"Pake! ". Titah Raja seraya menyodorkan helm yang sama persis dikenakan olehnya.
Aurora menerima helm itu namun belum juga dikenakannya. "Gede banget di kepala gue ini mah!".
Raja meliriknya sinis. "Bisa gak usah protes?".
Aurora mencebikkan bibirnya kesal bukan respon seperti itu yang ia harapkan. "Iya...Iya ini gue pakek!".
Gadis itu segera menduduki jok belakang dan tidak lama kemudian Raja melajukan motornya keluar dari area istana megahnya.
Jalanan ibu kota cukup lenggang sehingga Raja dapat memacu motornya lebih cepat. Dua insan itu kembali tak mengeluarkan sepatah kata, hanya suara kendaraan lain dan kencangnya angin yang berhembus menyambut pendengaran mereka.
"Dingin..". Cicit Aurora yang hanya mengenakan cardigan tipis, sungguh tangannya tak berani berpindah dari pegangannya pada pundak Raja jika ia tak ingin bermain-main dengan nyawanya di jalanan.
Apa yang dikatakan Aurora tak luput dari pendengaran Raja.
"Pindahin tangan lo dari pundak gue!". seru Raja sedikit keras karena beradu dengan suara angin.
"Apaa? Gue gak denger!". Tanya Aurora sedikit berteriak.
"Pindahin tangan lo dari pundak gue!". Ulang Raja lebih keras sontak membuat Aurora menurunkan tangannya dari pundak Raja. Lampu lalulintas berubah merah, Raja melambatkan laju motornya hingga terhenti di depan lampu merah.
"Heh lo bawa nyawa gue ya! Motor apaan begini gak isi pegangan terus lo-nya gak boleh dipegangin lagi! Main-main lo sama nyawa gue?". Maki Aurora melupakan bahwa Raja baru saja dilanda emosi.
Suara nyaring Aurora mengalihkan atensi pengendara sepeda motor lainnya.
"Anjing!". umpat Raja sungguh dirinya malu.
Seorang pengendara motor disebelahnya tiba-tiba mengajukan pertanyaan kepada mereka. "Lagi berantem sama pacarnya neng? Sini sama gue aja dijamin bahagia lahir batin daripada sama dia sama aja makan hati neng". Ujar laki-laki itu yang mengenakan helm serupa seperti Raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJAWALI
Teen Fiction⚠WARNING TYPO BERTEBARAN ini cerita youngadult yang bocil minggir dulu yok, emak lu tau disabet sapu lu! Rajawali Liam Taksa sang alpha dari Alfasus, geng beranggotakan remaja laki-laki penuntut arti kebebasan dari SMA Antariksa. Tawuran dan balapan...