mencari

346 55 5
                                        

______________

Karya sendiri!
Minjem Charanya © Om Masashi Kishimoto.

Harap follow akun author dan vote ini cerita!

You enjoy? Follow and vote please...!

Dimohon buat baca teks paling bawah ya!?

>‿•

_____________























Author POV:

Dengan mengenakan mantel berwarna merah darah,Rōzu sudah menyusuri jalan menuju hutan terlarang. Di kedua tangannya memegang peta,dia juga membawa tas berisi persediaan makan dan obat-obatan.

"Kata peramal itu cari orang bernama Pein,pergi ke hutan larangan dan cari pohon bermata Dewi kelinci"

Rōzu melihat dengan teliti setiap pohon yang ia lewati. Lalu kakinya membawa Rōzu ke jembatan kayu, diseberang terdapat pepohonan lebat yang terlihat suram dan gelap.

"Menurut peta,aku sudah sampai. Tinggal melewati jembatan ini dan disana hutan terlarang" Rōzu memasukkan peta ke dalam tasnya.

Berjalan perlahan melewati jembatan, ditengah-tengah perjalanan, tiba-tiba jembatan bergoyang seakan ada gempa. Rōzu berlutut dan memegang tali jembatan.

Ternyat di depan sana sedang ada rakun? Dan kucing? Yang berlarian.

"Mereka berdua itu lucu sekaliii huhuu... Dan kenapa jembatannya goyang? aku harus cepat ke sana"

Dengan perlahan Rōzu merangkak ke seberang jembatan,saat sampai di sana ia di pandang garang oleh rakun dan juga kucing itu.

'hey neko dia siapa?'-Rakun.

'aku juga tidak tau baka tanuki!'-Kucing.

Keduanya berbicara melalui telepati. Dan tentunya Rōzu menatap mereka kebingungan.

"Ano aku aku...ie jangan menatap ku seperti itu,kalian menggemaskan, tapi menakutkan jika saat seperti ituuu..." Rōzu merengek-rengek tak jelas.

"Ah aku ada sesuatu!" Pekik Rōzu girang.

Rōzu mengeluarkan buah anggur yang dia bawa dari rumah dan memberikannya kepada kedua hewan itu,tapi hanya rakun yang memakannya, sedangkan si kucing masih menatap garang Rōzu.

'kasihan tak bisa makan'-Rakun.

'diamlah baka tanuki!'-Kucing.

"Astaga aku lupa,maafkan aku ne neko-chan" Rōzu mengeluarkan daging cincang yang sudah di masak,lalu memberikannya kepada kucing itu.

Tangan kanan Rōzu menjadi wadah makan si kucing,dan tangan kirinya menjadi wadah makan si rakun. Setelah habis Rōzu menepuk kedua tangannya.

"Kalian imut sekali,eh aku baru sadar kucing ini ekornya dua. Sugoi!" Rōzu memandang polos,lalu mengelus kepala kucing dan rakun itu, sedangkan yang di elus merasa keenakan.

'apa manusia ini tak tau siapa kita?'-Kucing.

'Aku tak tau,tapi dia baik'-Rakun.

"Aku izin masuk ya? Jaa~ main yang akur ne?" Rōzu melambaikan tangan kepada mereka lalu pergi menyusuri hutan terlarang.

'yah usapannya hilang,hangat! Aku ingin dia!'-Rakun.

ini nyata? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang