20.

117 9 0
                                    

bel pulang telah berbunyi.

seungmin, felix serta hyunjin, menyadari perubahan sikap jisung.

Tidak ada yang tahu, bahwa jisung mendengar percakapan hyunjin dan minho dikelas tadi.

saat jisung memasuki kelas suasana berubah menjadi canggung, dan minho pergi meninggalkan kelas.

jisung berjalan di bawah gerimisnya hujan sambil mendengarkan lagu, dia berlari kecil dan menunggu bis di halte dekat sekolahnya.

tak sengaja jisung melihat minho berboncengan dengan perempuan yang katanya murid baru di kelas minho, tetapi mereka sudah seperti sangat akrab.

jisung lagi-lagi menangis sambil memainkan kakinya dibawah rintik hujan.

"Kak jisungg" Teriak jeongin dari arah jauh.

"jeongin jangan lari-lari nanti jatuh" hyunjin memperingati jeongin dan berlari sambil membawa payung.

"Oh, hai jeongin" jisung menghapus air mata tadi.

"kak jisung kenapa nangis?" tanya jeongin kepada jisung sambil memeluk orang yang ia panggil kakak tersebut.

hyunjin sengaja menjemput jeongin dan membawanya kesini, pasalnya dia pernah mengikuti jisung dan pasti menunggu bis di halte ini.

"udah ji gausah di pikirin ya?" tepuk hyunjin kepada pundak jisung.

Jisung hanya mengangguk dan kembali erat memeluk jeongin.

setelah agak tenang dan gerimis pun sudah mulai menghilang mereka pulang kerumah masing-masing.

"jisung!" itu bentakan ayahnya.

Jisung hanya menunduk di depan pintu rumahnya dengan bibirnya yang pucat karena kedinginan.

"jisung bangun" kali ini ayahnya khawatir melihat jisung yang tergeletak didepannya.

ayahnya berusaha menggendong jisung lalu membawanya ke kamar, ibu jisung sedang tidak ada dirumah ia sedang membeli perlengkapan memasak untuk makan malam di supermarket sepertinya akibat gerimis itu ibu jisung terjebak macet.

"jisung, maafin ayah.." ayah jisung mengelus rambut jisung yang basah.

"ayah sayang kamu, ji" sebelum keluar ayah jisung tak lupa menarik selimut dan mengecup kening jisung.

saat menutup pintu ayah jisung selalu merasa bersalah apa yang selama ini dikatakan oleh mulutnya bisa saja membuat anak tunggalnya itu merasa sakit hati.

"Aku terlalu berlebihan, saat ibumu memintaku untuk bercerai dan itu membuatku berpikir dan aku tak bisa hidup tanpa kalian berdua jisung..."
ayah jisung tersenyum dan membantu ibu jisung membawa barang-barang dan akhrinya ayah jisung menceritakan semuanya, dan itu membuat ibu jisung segera lari ke kamar jisung.

-tbc-

love me or leave me? | minsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang