Pertunangan

45 4 0
                                    

Selamat membaca dan tinggalkan LIKE ya..!

Foto hanya ilustrasi ya..
.
.
.
***

Pagi ini Rania menyempatkan pergi ke kampus meski hanya sekedar menyapa teman-teman dosen dan mahasiswanya. Dan Bima satu-satunya mahasiswa yang paling antusias dengan kehadiran Rania di kampus. Mereka bertemu dan menyempatkan ngobrol di lobi fakultas.

Adam telah sampai di kampus Rania. Melihat sosok asing Adam yang tampan dengan setelan jas kerjanya sehingga nampak sangat mencolok di kampus yang membuat beberapa mahasiswi yang melintas terpana. Tak sedikit diantara mereka berbisik penuh tanda tanya.

"Apa aku terlihat tua untuk datang ke kampus? Ah...tampangku juga tidak setua itu." Gumam Adam karena menyadari bahwa dirinya jadi pusat perhatian.

Adam pun menelepon Rania sambil mencari keberadaan Rania.

Sementara Rania masih mengobrol dengan Bima

"Jika siang ini Bu Rania luang, saya ingin mentraktir Bu Rania." Tawar Bima.

Namun ponsel Rania berdering sehingga  menghentikan obrolannya dengan Bima.

"Sebentar Bima, ada telepon." Ucap Rania.

"Halo, Mas? Ada apa?" Sapa Rania sedikit menjauh sambil melirik ke arah Bima yang masih memperhatikannya.

"Sayang, kau di mana? Aku ada di kampusmu nih." Jawab Adam.

"Loh... mas sudah sampai? Ini belum ada jam 9. Sekarang aku masih di gedung Fakultas, di lobi." Jelas Rania.

"Ya sudah aku kesitu." Ucap Adam buru-buru dan menutup panggilannya.

"Yee main tutup saja." Keluh Rania kembali menghampiri Bima.

"Bagaimana bu?" Tanya Bima lagi.

"Maaf sepertinya lain kali karena baru saja ditelepon, ada yang harus saya selesaikan." Jelas Rania tanpa sadar Adam sudah memperhatikannya dari jauh dan perlahan mendekatinya.

"Rania..." Panggil Adam membuat Rania menoleh kaget.

"Siapa dia, bukannya dia yang ada di bandara dulu saat Rania hendak berangkat ke Jepang. Hmm...sepertinya dia menyukai Rania." Batin Adam dengan terus menatap tajam Bima

"Mas Adam? Sudah sampai sini." Sapa Rania.

Rania sadar dengan sikap Adam yang nampak cemburu dan mencoba mencairkannya.

"Oya Mas, kenalkan dia Bima, salah satu mahasiswaku. Dia hendak konsultasi tadi." Jelas Rania dan membuat Bima penuh tanda tanya melihat sikap Rania yang gugup.

Kedua lelaki itu pun berjabat tangan.

"Bima." Sapa Bima.

"Adam, calon.." sahut Adam hendak menjelaskan siapa dirinya, namun Rania langsung menyahut

"Oya Bima, nanti kita jadwalkan lagi konsultasinya ya, saya pergi dulu karena buru-buru. Yuk Mas." Pamit Rania dan Bima hanya mematung menatap kepergian Rania juga Adam.

"Sebentar Mas, aku ambil tas dulu di kantor." Ucap Rania menuju ruang dosen dan dengan cepat Adam menarik tangan Rania seraya berkata

"Dia siapa?"

"Tadi kan sudah kuberitahu, dia mahasiswaku." Jelas Rania.

"Tapi tatapannya lain." Selidik Adam menatap Rania yakin

" Selidik Adam menatap Rania yakin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rania, I love You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang