Mila

65 4 0
                                    

Selalu tinggalkan lIKE nya ya ...!
Selamat membaca.
.
.

Suatu sore Ayah dan Ibu Adam sedang membahas mengenai rencana perjodohan Adam dengan anak salah satu teman ayahnya.

"Ayah serius mau menjodohkan Adam? Karena sepertinya Adam punya pilihan lain. Ada gadis yang menyukai Adam, tapi ibu tidak tau hubungan mereka sekarang seperti apa karena Adam juga tidak pernah cerita, tapi saat Ibu melihat sikap Adam sewaktu di rumah sakit, sepertinya dia tidak akan menolak gadis itu." Jelas Ibu Adam.

"Menunggu usaha Adam terlalu santai Bu, Ayah hanya ingin Adam segera menikah, setidaknya ada calon, dengan begitu Ayah bisa segera menggantikan posisi Ayah ke Adam. 30th itu sudah sangat matang untuk laki-laki menikah."

"Tapi apa tidak sebaiknya kita bicarakan dulu dengan Adam, yah? Beri tawaran lah ke Adam." Saran Ibu Adam.

"Tidak perlu, yang penting mereka harus bertemu dulu, baru setelah itu Ayah akan menanyakannya ke Adam."

Ibu Adam hanya bisa mengikuti rencana Ayah Adam.
.
.
.

Adam memarkirkan mobilnya dan bergegas memasuki kantor. Membuka beberapa proposal pengajuan penerbitan buku.

"Kini mulai banyak proposal penerbitan buku non fiksi, padahal dulu penerbit hanya menerbitkan buku fiksi saja. Aku bersyukur karena penerbit semakin dipercaya. Ah... Semua itu sejak buku Rania terbit." Gumam Adam kemudian teringat Rania.

"Apa kabar Rania sekarang ya? Sudah hampir 3 bulan sejak keberangkatannya ke Jepang." Gumam Adam lagi.

Tiba-tiba suara dering ponsel menyadarkan lamunan Adam. Adam menatap layar ponsel, terlihat nama ayahnya mengirimkan pesan singkat.

"Jangan lupa Dam, jam 7 malam ada undangan makan malam relasi ayah, kau harus ikut."

"Ah..ayah kenapa juga aku harus ikut." Keluh Adam.
.
.
.

Adam telah rapi dengan setelan jas nya yang ia padu padan kan dengan kemeja abu nya. Dengan melepaskan kancing atasnya, membuatnya terlihat santai tapi rapi. Pesonanya yang nampak membuatnya semakin terlihat tampan.

 Pesonanya yang nampak membuatnya semakin terlihat tampan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haruskah aku ikut yah?" Tanya Adam.

"Tentu saja, karena makan malam ini bagian dari kerja sama penerbitan Dam." Jelas ayah Adam.

Dengan ditemani ibu Adam, mereka bertiga bergegas berangkat.
.
.

Tak lama mobil yang Adam tumpangi memasuki sebuah rumah.

" Loh rumah siapa yah? Aku kira pertemuan kita bukan di rumah." Selidik Adam.

"Nanti kau juga akan tau." Sahut ayah Adam.

Hingga keduanya masuk dan bertemu dengan tuan rumah.

"Jadi ini anak mu? Sudah jadi pria tampan sekarang." Ucap tuan rumah yang ternyata adalah teman sekolah ayah Adam.

Rania, I love You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang